TTP #11

2K 438 192
                                    

Siapa yang kangen? Saya juga kangen sama komentar kalian yang memenuhi cerita ini.

Jadi tolong dikomentar yaa, kalo bisa serusuh mungkin :")

Karena komentar kalian itu salah satu faktor untuk membuat caerita ini tetap berlanjut sampai tamat.

Sorry for typo(s)

Selamat membaca 🖤






























Baekhyun terbangun kala dering ponselnya terdengar nyaring di telinganya. Dengan matanya yang tertutup, tangannya meraih ponsel mahal di atas nakas. Tanpa melihat si pemanggil, tangannya langsung saja menggeser tombol berwarna hijau.

"Hm?"

"Kau belum bangun? Tumben sekali."

Mendengar seseorang yang berbicara di seberang, dengan berat Baekhyun membuka matanya. Dan ia mendesah kesal, karena waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Ah, ia sepertinya benar-benar kelelahan.

"Ini aku bangun." Sahutnya dengan suara serak. Niat hati ingin menyamankan berbaringnya, sebuah tangan ternyata melingkar dengan erat di perutnya. Belum lagi bebannya yang berat membuat Baekhyuk kepayahan. "Astaga, pria ini." Keluhnya yang langsung menendang bagian tubuh Chanyeol, hingga akhirnya pria tampan itu merubah posisi tidurnya menjadi membelakanginya.

Pria cantik itu berdecak kesal, kala Chanyeol tak terganggu sedikitpun dan tetap tertidur dengan nyenyaknya. Bagaimana bisa mafia tak memiliki kepekaan tinggi?

Belum lagi, ia harus berbagi ranjang dengan Chanyeol. Pria tampan itu tak memperbolehkannya masuk, sebelum ia mengiyakan. Dan mau tak mau karena Baekhyun sudah sangat mengantuk, pria cantik itu dengan berat hati mempersilahkan Chanyeol untuk tidur di ranjangnya.

Walaupun sempat beradu mulut, karena Baekhyun tak mau seranjang. Tetapi tetap saja usahanya nihil, dengan sekuat tenaga Chanyeol menariknya ke atas ranjang dan mendekapnya dengan erat. Tak memberikan kesempatan Baekhyun untuk melawan bahkan mengganti pakaian hingga terbangun. Berbeda dengan Chanyeol yang tiba-tiba sudah bertelanjang dada saja pagi ini.

Merasa tak peduli dengan Chanyeol yang masih berada di alam mimpinya, kini Baekhyun dengan gontai beranjak menuju balkon kamarnya. Tersenyum kecil dan membalas lambaian Jaemin, dimana remaja itu sedang belajar menembak bersama Jeno.

"Kenapa hyung?" Tanyanya saat sudah duduk di single sofa balkon kamarnya.

"Kau sudah mengecek rumah mendiang orang tuamu?"

"Belum."

"Jangan mengulur waktumu, Baekhyun. Aku mendapatkan info bahwa beberapa anggota kepolisian akan kembali menggeledah rumah itu."

Kening Baekhyun berkerut. Wajahnya kini nampak sangat serius.

"Bukankah kasusnya sudah ditutup? Kenapa mereka seenaknya datang tanpa ada surat ijin?" Tanyanya dengan emosi yang mulai terkumpul.

Minseok di seberang sana hanya bisa menghela napas. Ia tahu jika menyangkut keluarga, Baekhyun lebih mudah terpancing emosi.

"Tenanglah, kau harus waspada saat kesana. Aku pikir para polisi diberikan perintah bukan secara resmi dari kantor kepolisian atau pemerintahan." Sahut yang lebih tua membuat kening Baekhyun mengerut tajam.

"Apa ini ada hubungannya dengan pelaku pembunuhan itu?"

"Mungkin saja. Yasudah, hanya itu yang ingin aku sampaikan. Kabari aku jika kau menemukan sesuatu."

THE TRANSPORTER [CHANBAEK ft NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang