4 - Daria

1.1K 221 29
                                    

Musim gugur Y231
Setahun kemudian—

            Setelah hampir sebulan penuh ditahan di penjara Waisenburg, diinterogasi Pengadilan Militer Waisenburg atas tuduhan pengkhianatan, ia kembali ke Reibeart. Atas negoisasi Caiden, kakak sulungnya, dan kemurahan hati raja Waisenburg yang sudah ia kenal sedari kecil, Daria dibebaskan dengan syarat. Ia harus menjalani kurang lebih tujuh bulan masa penahanan di Waisenburg. Syarat tersebut sebagai bentuk mendisiplinkan tindakan gegabahnya menolong Petra dari penjara kapal perang Waisen.

Daria terus menekankan pembelaannya bahwa nyawa kakaknya terancam mati di tangan salah satu komandan perang Waisenburg, Livius. Pernyataannya itu mengundang kesiap hadirin di ruang pengadilan. Bahkan pejabat tinggi Waisenburg sekalipun tidak memercayai kenyataan tersebut. Pembunuhan berencana terhadap seorang putri dari kerajaan sekutu tidak bisa dimaafkan. Livius seharusnya dijatuhkan hukuman mati sebab kesalahannya lebih besar daripada pengkhianatan.

Akhirnya, setelah sebulan yang membuat kepalanya penat, Raja William mengeluarkan keputusan untuk membebaskan Daria. Dan atas permintaan Ibu, Raja William memulangkannya ke Reibeart untuk menghadiri pesta pernikahan Caiden dan teman baiknya, Katarina. Setelah rangkaian acara pernikahan selesai, Daria akan segera berlayar ke Waisenburg, menjalani hukuman penahanannya.

Ah, betapa beruntungnya ia menjadi seseorang yang istimewa, pikir Daria hambar. Ia merasa tidak adil sebab menurutnya, ia pantas dihukum lebih berat. Ia siap menerima konsekuensinya. Namun, kehidupannya sedari kecil tidak pernah kekurangan suatu apapun. Andai ia bisa membagi keistimewaan itu ke rakyat yang lebih membutuhkan. Daria bukannya tidak bersyukur, tetapi ketika melintasi daerah kumuh ibukota, ia tidak bisa membendung simpati dan luapan sedihnya. Satu-satunya kesamaan yang ia miliki dengan adiknya, Esther, seorang wanita berhati lembut.

Prosesi pengikatan janji pernikahan Caiden dilakukan di gereja di ibukota Reibeart, Gemma. Hanya kerabat dekat dan teman dekat mereka yang hadir pagi itu, menjadikan proses saling sumpah di atas altar begitu sakral. Semua serba putih dan suci. Daria harus berhati-hati mencegah noda dari gaun putihnya.

Teman baiknya menyusuri lorong gereja lebih bersinar dari matahari sekalipun. Katarina tampak indah mengenakan gaun nikah dengan mahkota bunga aster di kepalanya. Pandangan penuh cintanya kepada Caiden menyempurnakan penampilannya. Ia luar biasa cantik.

Daria menyadari sedu sedan bibi Katarina, Lady Harcourt, di sisi lain ruangan. Oh, Katarina terlalu baik, sungguh. Daria mengetahui semua kebejatan yang telah dilakukan Lady Harcourt kepada temannya itu. Bagaimana sepanjang masa kecil Katarina, Lady Harcourt, memandanginya sebelah mata, menjatuhkan kepercayaan dirinya. Tetapi, Katarina selalu mengingatkan Daria untuk memaafkan musuh-musuhnya.

Proses suci itu digenapi dengan sebuah ciuman. Ketika Caiden tidak juga melepas pagutan mulutnya dari Katarina, menimbulkan deham-deham janggal, Daria menyahut dari kursinya, "Bisakah kalian lakukan itu nanti? Aku tidak sabar makan siang." Perut kosong ditambah ikatan korset memperburuk laparnya.

Kalimatnya itu mengundang tawa setuju dari sebagian besar hadirin, Sepupu Sienna dan Devon, Paman Gideon, Bibi Kassia, Lady dan Lord Schiffer, bahkan Ayah! Tetapi, tangan Ibu meraih keningnya sambil menggeleng tidak percaya. Esther menyikut pinggangnya sementara adik bungsunya, Kania, mengerutkan alisnya nyaris bertaut.

Malam tiba lebih cepat dari dugaan Daria. Ia harus kembali mengenakan selembar pakaian mematikan itu. Lagi. Ini sebabnya mengapa ia lebih suka mengenakan pakaian berkudanya dibandingkan gaun. Mengapa ia merasa lebih nyaman dengan celana dibandingan rok-rok bodoh itu. Siapapun yang menciptakan korset pasti seorang psikopat. Mengutamakan keindahan dan merenggut udara kehidupan mereka, perlahan.

Perayaan pernikahan Caiden dan Katarina berlangsung meriah. Ibu menggelar pesta tersebut di aula paling besar Kastil Gemma, tempat Pesta Topeng biasa berlangsung. Tamu undangan dalam sekejap membanjiri ruangan. Delegasi dari negara lain, para bangsawan congkak Reibeart, pemusik, juga seniman-seniman terkenal yang akrab dengan Ibu. Mereka makan dan berdansa dan tertawa.

DARIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang