10 - Daria

892 209 30
                                    

Hari itu hari terakhir Daria mengajar. Daria berderap dari kereta kuda yang Pengadilan Militer Waisenburg siapkan khusus untuknya. Ia nyaris berlari di lorong Akademi, sinar matahari menyengat pipinya. Lagi-lagi, ia kesiangan. Bukan, bukan. Ini semua sama sekali bukan salah Emilia. Semua salah Daria. Tentu saja, dia adalah perempuan yang menghabiskan malamnya bersama seorang pria dan melupakan kewajiban membangunkan majikan malasnya.

            Daria memutar bola matanya. Ia tidak akan lupa membuat perhitungan dengan Emilia—namun, bukan berarti Daria pintar berhitung. Untung saja, jalan kota tidak sepadat biasanya. Sebelum kusir kereta kuda sempat membantunya turun, Daria sudah memijakkan kakinya terlebih dahulu di pintu masuk Akademi. Ia berderap terburu-buru ke ruang tarung, mendapati seluruh muridnya berjajar dekat arena, mengenakan pakaian bertarung. Semua perhatian mereka tertuju kepada Damien di tengah arena sedang membacakan aturan duel hari itu.

            Alis kiri Damien terangkat kala mata hijau pucat itu memindai dari atas ke bawah, lalu sekali lagi, dari bawah ke atas. Berhenti sepersekian detik pada kekacauan di wajahnya, napas megap-megap dan peluh menuruni pelipisnya. Memalingkan tatapan yang selalu Daria benci itu, Damien memberikan isyarat bersiap-siap bagi pasangan petarung pertama. Daria melangkah masuk lebih dalam, lalu bersandar di salah satu dinding ruangan, tempat sempurna menyaksikan duel murid-muridnya.

            Damien bersedekap, bersandar di dinding sebelahnya dalam jarak yang tak menggelisahkan jantung Daria. Sebuah reaksi aneh dari tubuhnya semenjak pertemuan tak terduga mereka di balkon tahun lalu.

            "Kau telat."

            Ia menyisipkan rambut ke balik telinganya. "Aku tahu. Pelayanku kesiangan." Sepasang murid naik ke arena, masing-masing mengepalkan tinju mereka.

            "Kau harus membiasakan untuk bangun sendiri, Daria." Damien mengumandangkan aba-aba. Kedua murid mulai mengitari arena, mencari celah untuk mengayunkan tinju.

            "Ha. Andaikan semudah itu." Daria mendengus. "Aku tidur seperti beruang kutub sedang hibernasi, kau tahu. Bahkan Ibu kesulitan membangunkan aku."

            "Jadi kau akan bergantung kepada pelayanmu untuk sisa hidupmu?" Damien memandanginya skeptis.

            "Mau bagaimana lagi?" Daria mengangkat kedua bahunya pasrah. "Kecuali," ujar Daria, "aku menikah. Dengan begitu, suamiku akan bertanggung jawab terhadapku."

            Damien mengerutkan alisnya tepat saat Daria melafalkan 'menikah'. "Hmm." Ekspresi di raut wajahnya tidak terbaca.

            "Kenapa?" Daria mendongakkan kepala, menantang Damien dengan seluruh tekadnya. "Apa menurutmu aku tidak cocok menjadi seorang istri? Atau, bahkan, seorang ibu?"

            "Aku tidak tahu. Tetapi, aku rasa," Mata hijau itu membalas tatapan Daria. Aroma cendana dan mint yang sama mencuri udara di relung paru-paru Daria. "Suamimu nanti adalah pria paling beruntung di dunia."

            Daria menganga tidak percaya kendati jantungnya berdentum gila. Ia amat kesal, namun di saat yang bersamaan, perasaan manis itu memabukkan pembuluh darahnya. Memompa rona ke pipinya. "Sekali lagi, aku tidak pernah yakin yang keluar dari mulutmu itu sindiran atau bukan."

"Sekali lagi," Damien terkekeh samar, "Itu tergantung bagaimana kau memahaminya."

"Kurasa kau tengah menyindirku," ujar Daria, bersedekap, memandangi  dua sosok di arena. "Tetapi, aku akan membiarkanmu pergi dengan tenang kali ini."

Damien turut mengembalikan perhatiannya ke arena. "Menarik."

Sejurus kemudian, bunyi gedebuk memekakkan telinga mereka. Pertarungan pertama dimenangkan oleh seorang laki-laki yang Daria kenal sebagai teman Reynolds, mengikutinya kemana pun ia pergi. Sorak bangga dari teman-temannya memenuhi ruang tarung, mendominasi murid lain yang lebih muda dan ketakutan. Daria ingat berada di posisi mereka, didominasi oleh sorakan yang sama. Namun, alih-alih takut, Daria semakin bersemangat menantang kakak kelasnya.

DARIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang