Kalau ada yang baru gini berarti book lama akan apa my???
Cuma mau ngasih tau book ini gak sampek berpuluh-puluh chapter yaa.
Lagi di mood aja, makannya bikin yang baru.
Jangan lupa vote dan komen yaa.
Happy reading
_Dear Jeon Jungkook_
"Aku mau berpisah." seperti sambaran petir yang mengilat begitu tbtb membuatnya terlemas dan tidak bisa mengatakan sepatakatapun.
"Aku ingin menikahinya dan dia memintaku untuk menceraikanmu." tangisan air mata turun membasahi kedua pipi lembutnya. Air matanya terus mengalir tanpa meminta ijin terlebih dahulu oada sang pemilik.
"Tanda tangani surat itu dan kita berakhir." menatap seseorang yang sedang berada di hadapannya. Suaminya.
Laki-laki yang sangat ia cintai dan sungguh ia tidak menyangkah jika suaminya mengatakan perpisahan kepadanya.
"Tapi aku sedang hamil Mas." jawab wanita itu dgn air mata yang terus menerus menetes.
"Aku tau, menunggumu hingga melahirkan bayi itu terlalu lama bagiku Jeon Jungkook dan aku tidak bisa."
Yaa wanita tersebut adalah Jeon jungkook.
Jungkook menunduk sambil mengelus perutnya yang sedang hamil memasuki bulan kelima. Jungkook sungguh tidak menyangkah jika semua akan berakhir seperti ini.
Semua perjuangannya telah sia-sia. Mengetahui perselingkuhan suaminya dgn sahabatnya sendiri membuatnya hancur berkeping-keping, namun tetap saja ia bertahan karena terlalu mencintai suaminya yang telah melukai perasaannya.
Cintanya begitu besar hingga memaafkan semua yang dilakukan suaminya tersebut. Ia membiarkan suaminya berselingkuh karena ia yakin jika suaminya hanyalah sedang khilaf dan akan segera kembali kepadanya. Namun semua itu tidak benar. Suaminya memilih berpisah dgnnya dan melanjutkan hidup dgn sahabatnya sendiri.
Jungkook buta karena cinta hingga saat suaminya mengatakan perpisahan membuat perasaan jungkook sakit. Jungkook merasa begitu bodoh karena selama ini membiarkan suaminya selingkuh di belakangnya. Jungkook sudah berupaya agar semuanya kembali kesemula namun itu tidak berhasil. Suaminya lebih mencintai sahabatnya sendiri dari pada dirinya yang berstatus istrinya.
Jungkook harus bagaimana?.
Apakah dia harus mengalah demi kebahagiaan suaminya dan sahabatnya?.
Tapi bagaimana dgn nasib anaknya kelak?.
Apa dia bisa menghidupi anaknya seorang diri?.
"Baiklah, aku akan tanda tangan. Semoga kamu bahagia dgn pilihanmu Mas."
Itulah keputusan yang telah jungkook ambil.
•••
Hari demi hari telah jungkook lewati seorang diri. Jungkook tidak memiliki siapa-siapa di bumi ini yang hanya dia miliki sekarang adalah janin yang ada di kandungannya.
Setelah menanda tangani surat perceraian itu, jungkook memutuskan pergi meninggalkan rumah suaminya dulu. Sudah tidak ada hubungan apa-apa dia harus pergi dari sana.
Jungkook mengandalkan tabungannya yang ia miliki. Sisa dari selama ia bekerja dulu sebelum menikah dgn mantan suaminya.
Jungkook menyewa rumah yang hanya cukup untuk diri nya saja. Rumah yang kecil berukuran 3x3 ini tidak layak di panggil sebuah rumah namun jungkook harus benar-benar mengirit uang. Tabungannya tidak terlalu banyak apalagi ia harus memikirkan untuk persalinan dan kebutuhan bayi kelak.
"Aku harus mencari pekerjaan. Tidak mungkin aku mengandalkan tabunganku terus menerus. Bisa-bisa habis sebelum persalinan." ujar jungkook pada dirinya sendir. Tangannya menggengam buku tabungan yang semakin lama semakin sedikit jumlahnya.
"Iyaa aku harus bekerja." tekat jungkook.
Jungkook bangun dari duduknya lalu mengganti pakaian yang telah ia bawa dari rumah manta suaminya.
Setelah selesai mengganti pakaian nya, jungkook bergegas mencari pekerjaan di pinggiran kota. Menaiki angkot sebelum menuju pinggiran kota itu adalah transportasi yang bisa ia gunakan saat ini.
Jungkook turun dari angkot setelah sampai di pinggir kota. Tempat itu sangatlah ramai dgn berbagai toko,restoran dan kedai. Jungkook berharap semoga ia bisa di terima di salah satu tempat yang akan ia kunjungi nanti nya.
Jungkook berdoa dalam hati sebelum melamar pekerjaan.
"Tuhan berkati aku." ujarnya berulang kali.
Jungkook berjalan menuju sebuah toko roti untuk melamar pekerjaan namun sang pemilik menolaknya karena melihat kondisi jungkook yang sedang berbadan dua saat ini.
Jungkook tidak putus asa dia terus dan terus mencari pekerjaan apa saja yang bisa ia lakukan.
Hari telah menyelang petang. Sudah berjam-jam jungkook memasuki semua toko-toko yang berada di pinggiran kota namun tak ada satupun yang mau menerimanya. Kakinya sudah penat seharian penuh dia berjalan kesana dan kemari. Jungkook memutuskan pulang kembali ke rumah.
"Huh penatnya." ujar jungkook saat menselonjorkan diri di lantai rumah.
"Apa kamu lapar sayang?." tanya jungkook pada perutnya yang sedang membuncit yang terlihat jelas itu. Janin itu menendang dinding rahim jungkook untuk menjawab, jungkook tersenyum lalu mengambil piring,sendok dan air minum. Saat menuju pulang jungkook mampir kesebuah warung nasi langangan yang berada di ujung gang tempat tinggalnya. Ibu pemilik warung nasi itu sangatlah ramah dan baik kepada jungkook. Jungkook terkadang di kasih lauk lebih terkadang ibu pemilik warung kecil itu menambahkan gorengan dalam nasi yang jungkook beli. Saat jungkook menengur ibuk pemilik warung kecil itu ia berkata tidak apa-apa nak, ibu memberikan itu untuk janin yang berada di dalam perutmu. Makanlah yang banyak. Perkataan ibu warung itu membuat air mata jungkook menetes, ia sungguh sangat bersyukur karena di dekatnya terdapat orang baik.
"Kita makan seadanya dulu ya sayang. Besok mama akan cari kerja lagi, semoga besok tuhan berada di pihak kita. Amiin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Jeon Jungkook [TaeKook]
Lãng mạnJungkook yang harus melewati semua rintangan dalam hidupnya. Akankah kehidupannya berubah? Baca aja