"Apa kamu tidak merindukanku seperti junhae?." aku menggelengkan kepalaku tanpa melihat kearahnya.
"Padahal aku sangat merindukan mu kookie." aku menelan ludah dgn susah payah. Kenapa taehyung selalu mengatakan hal itu, tidak taukah dia bahwa aku merasa aneh saat pertanyaan itu keluar dari bibirnya.
"Ini sudah malam Tuan taehyung, kami harus pulang." kataku yang mengalihkan pembicaraan.
Saat ini taehyung sedang berada duduk di hadapanku, dia terlihat begitu kelelahan namun senyuman tidak pernah pudar dari wajahnya. Taehyung menemani junhae bermain, itu semua karena idenya yang membawa kami ke playgame. Tentu saja junhae senang dan tidak mau berhenti bermain.
Aku merasa kasihan melihatnya yang selalu mengikuti kemanapun junhae ingin pergi, aku sudah melarangnya dan memintanya untuk bergantian namun dia menolak dan menyuruhku untuk duduk saja.
Kenapa aku merasa begitu bahagia melihat tawa junhae saat di temani oleh taehyung?.
Entahlah.
Aku merasa bahwa anakku sudah nyaman berada didekat taehyung, padahal taehyung adalah orang asing bagi kami namun kenapa anakku mudah sekali akrab saat bersamanya.
Apa aku salah menjauhkan mereka berdua?.
Aku tidak ingin junhae bergantung padanya selalu.
Itu semakin mempersulitkanku.
Aku tentu saja tau bahwa taehyung menyukaiku, dari cara dia yang selalu memberikan perhatian lebih dan dari tatapan matanya. Walaupun dia tidak pernah mengatakannya namun aku sadar bahwa laki-laki itu berharap lebih dariku.
Namun aku tidak bisa.
"Junhae kita harus pulang. Ini sudah malam sayang." ujarku pada junhae yang sedang duduk di pangkuan taehyung. Junghae menggelengkan kepalanya tanda bahwa dia tidak mau.
"Sayang..." junhae cemberut saat aku mengajaknya pulang.
"Hae au ain ma." kata junhae sambil merengek mempoutkan bibirnya.
Taehyung tersenyum melihat tingkah laku junhae.
Kenapa senyumannya membuatku hangat?.
Setelah membujuk junhae dgn susah payah akhirnya taehyung berhasil membuat junhae menurut padanya dgn alasan besok akan mengajak junhae pergi ketempat itu lagi. Aku hanya mengangguk mengiyahkan lagi pula taehyung tidak akan melakukannya besok, dia orang yang sangat sibuk dan aku tau itu.
"Kamu tidak takut yugyeom mengambil junhae?." aku langsung menoleh padanya saat pertanyaan itu terlontar begitu saja darinya.
"tentu saya aku takut, tapi kuharap dia tidak akan melakukan itu." ujarku sambil menatap junhae yang tengah tertidur di pangkuanku.
"Hmm yaa, semoga saja." aku mengangguk mengiyahkan.
Aku merasa begitu penasaran dgn siapa taehyung sebenarnya. Dia mengetahui semua hal tentangku, bahkan dia mengenal yugyeom.
Kami hanya terdiam tidak ada sepata katapun keluar dari bibirku atau taehyung. Aku yang diam menikmati ramainya jalan saat dimalam hari, sedangkan taehyung fokus menyetir.
Angin Ac membuat kedua mataku terasa berat tanpa ku sadari aku pun terlelap.
.
.
."Kookie... Bangun." aku membuka mataku perlahan-lahan saat taehyung menyentuh pundak ku dgn lembut.
"Kita sudah sampai?." tanyaku yang diangguki olehnya.
"Kamu lelah ya?." aku tersenyum tipis sambil mengangguk lemah.
"Yasudah sini junhae aku yang gendong sampai rumah." aku mengangguk memperbolehkanm taehyung turun dari mobil lalu berjalan menuju ke arahku, membuka pintu mobilnya lalu menggedong junhae.
Aku keluar seraya membawa belanjaan yang sudah ku beli tadi, dan beberapa barang dari taehyung.
Kami berjalan memasuki gang yang tidak terlalu besar untuk bisa masuk kedalam kos ku. Taehyung berjalan didepan sedangkan aku dibelakangnya.
Aku membuka pintu kamar ku lalu taehyung membawa junhae masuk kedalam kamar. Aku menaruh semua belanjaan di ruang tamu lalu meluruskan kakiku yang terasa pegal.
"Aku pulang dulu, kamu istirahat lah." ujar taehyung setelah keluar dari kamar. Aku mengangguk mengiyahkan lalu bangun untuk mengantarnya keluar.
"Terimakasih sudah menolong kami tadi." kataku. Dia menatapku cukup lama lalu menyentuh pipiku dgn begitu tbtb. Aku tentu saja terkejut dgn tindakannya. Tangannya begitu hangat saat menyentuh kulit pipiku.
"Itu sudah tugasku kookie. Goodnight." ucapnya seraya mengelus pipiku. Aku diam tidak menjawabnya, lalu aku menyingkirkan tangannya yang berada di pipiku.
"Selamat malam juga tuan taehyung."
🖤🖤🖤
"Jika kamu tidak memperbolehkan aku bertemu dgn anakku, maka jangan salahkan aku jika ku urus semua ini di pengadilan."
Plakk...
"Tidak tau diri, datang-datang kamu ingin mengambil anakku eoh?. Aku yang membesarkannya, aku yang melahirkannya pula dan tidak akan ku biarkan kamu mengambilnya dariku begitu saja yugyeom."
"Okee,, kita lihat saja nanti siapa yang akan memenangkan hak asuh itu."
Bagai tersambar petir di siang bolong perkataan yugyeom sukses membuat jungkook berpikir keras.
Jungkook tidak pernah menyangkah jika yugyeom akan melakukan semua itu kepada nya.
"Aku harus bagaimana? Yugyeom pasti akan menyewa pengacara yang handal. Sedangkan aku tidak mampu untuk menyewanya." jungkook resah akan ancaman yang yugyeom berikan.
"Tidak mungkin aku menyerahkan junhae padanya begitu saja. Apa yang harus ku lakukan, tabunganku tidak terlalu banyak untuk menyewa pengacara. Tuhan... " jungkook mengepal sebelah tangannya sedangkan yang satunya ia gigit karena rasa gugup dan resahnya.
Yugyeom enaknya di apain?
Gila dia yg plagiat tapi gua yang di block.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Jeon Jungkook [TaeKook]
RomanceJungkook yang harus melewati semua rintangan dalam hidupnya. Akankah kehidupannya berubah? Baca aja