Natalie sudah berada di rumah, ia ingin mengatur sendiri konsep acara yang akan berjalan nanti malam ia mengatur semuanya bahkan sampai hal terkecil seperti bentuk lipatan tissue. Acara ini harus berjalan dengan sempurna, ada tamu penting yang akan hadir pada malam ini.
"Bi Yuri saya minta tolong, gaun ini diletakkan di kamar Dara lalu panggilkan Pak Maman." Natalie menyerahkan paper bag kepada Bi Yuri.
"Baik bu."
Natalie kemudian mengatur tata letak bunga yang sudah dikirimkan oleh toko bunga langanannya. Sampai kemudian Pak Maman berjalan tergesa-gesa ke arah Natalie. "Ada apa Ibu memanggil saya?"
"Pak Maman saya mau meminta tolong jika nanti ada petugas catering datang mohon dibantu ya pak."
"Baik bu. Untuk peletakkan hidangannya di mana ya bu?"
"Di meja yang sudah saya atur di taman belakang. Mohon di tata dengan baik ya Pak saya ingin keluar sebentar."
"Baik bu."
Natalie mendekat ke arah Pak Maman "Pak mohon bantuannya saya ingin acara ini berjalan sempurna." ia menepuk bahu pak Maman.
"Baik bu."
Natalie berjalan keluar rumahnya ia harus mengurus satu hal lagi agar acaranya dapat berjalan dengan sempurna. Ia melajukan mobilnya menuju sebuah pedesaan tempat dimana orang yang ingin ia temui kini berada.
Natalie keluar dari mobilnya ia berjalan kesebuah rumah yang berada cukup jauh dari tempat mobilnya berhenti. Beberapa orang ada yang tersenyum kepada Natalie, begitulah hidup di pedesaan masyarakatnya sungguh ramah.
Kini ia berdiri di sebuah rumah sederhana, diketuknya pintu rumah itu tak lama muncullah wanita paruh baya dengan tongkat sebagai penyangganya berdiri. "Natalie? Ini kamu?" ujar wanita paruh baya dihadapannya yang penglihatannya mulai buram.
"Iya bu ini saya." Natalie berjalan lebih dekat kepada perempuan tersebut disalaminya punggung tangan wanita itu.
"Ya ampun sudah lama kamu tidak kesini semenjak berpisah dengan Prana. Mari masuk Ta."
"Iya bu." Natalie melangkah masuk ke dalam rumah itu. Ia duduk di sebuah kursi rotan, perempuan tadi adalah ibu mertuanya memang setelah perpisahannya dengan Prana baru kali ini ia kembali mengunjungi ibu mertuanya. Kedekatan Natalie dengan ibu mertuanya bahkan mengalahkan kedekatannya dengan Ibu kandungnya sendiri. Tapi sayang karena semuanya sudah berbeda karena satu kata yaitu perceraian.
"Dalam rangka apa kamu kesini Ta?"
"Begini bu, Ata akan mengadakan acara syukuran nanti malam. Dan Ata ingin Mas Prana hadir."
"Apa tidak apa?"
Natalie tersenyum ia sudah hafal akan ucapan yang akan diutarakan ibu mertuanya "Tidak apa bu, Ata juga ingin meminta alamat Mas Prana untuk mengundangnya secara langsung."
"Oh ada sebentar ibu ambilkan catatannya" Wanita paruh baya itu berjalan ke kamarnya kemudian kembali dengan secarik kertas. "Prana menuliskan alamatnya agar sesekali ibu bisa mengunjunginya." Wanita itu tersenyum.
Natalie kemudian memeluk perempuan dihadapannya "Ibu maafin Ata ya karena tidak berfikir panjang akhirnya semuanya menjadi seperti ini."
"Kamu bicara apa sih Ta. Tidak ada yang salah itu semua hanya pemikiran kalian yang belum matang saat memutuskannya. Kelak kalian akan sadar." ujar ibu mertua Natalie yang membalas pelukannya
"Ata pamit ya bu." Natalie mencium punggung tangan ibu mertuanya kemudian memeluknya sekali lagi. Ia merasa sangat rindu dengan wanita dihadapannya kini, sayang semuanya tidak dapat kembali seperti semula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sabitah
Teen FictionKesempatan kedua? kalian percaya itu? Bagi saya itu hanyalah pemikiran dari orang-orang yang tamak. Mereka ingin kembali lagi kepada kisah yang lama dan memaksa agar semuanya kembali seperti semula