polos ; jenwoo [END]

Chapter 15 ; Don't Know What To Do

Setelah kejadian Jennie sama Wonwoo putus, Jennie hanya berkurung dikamarnya.

Mamanya jadi khawatir karena anaknya itu tidak mahu keluar dari kamar.

Mamanya memutuskan untuk menghubungi Wonwoo tetapi Wonwoo hanya bilang kalau Jennie lagi ngambek sama dia.

Jadi mamanya Jennie sudah tidak khawatir lagi dan masuk kekamarnya untuk beristirahat.

Jennie yang sedang berkurung dikamar menangis diatas kasur semalaman.

Dia kangen sama Wonwoo tapi mereka udah putus.

Memikirkan itu membuatkan tangisan Jennie tambah kejer.

Akhirnya dia tertidur dengan sendirinya karena udah capek nangis.

Keesokan harinya ketika mau mencuci muka, Jennie kaget melihat wajahnya.

Matanya bengkak gara-gara tidak berhenti menangis semalaman.

"Muka Nini jadi jelek. Nanti Wonu jadi makin gak suka. Terus nanti Wonu lebih suka sama Hayoung!" Jennie jadi ingin menangis melihat wajahnya yang kelihatan jelek.

Padahal masih tetap kelihatan imut kok Jennienya.

Dia aja yang terlalu insecure sejak kedatangan Hayoung.

"Ih ngapain mau bikin Wonu suka sama Nini. Kan udah putus. Hmphh" Sadar Jennie ketika mengingat dia dan Wonwoo udah putus.

Jennie pun mulai bersiap-siap untuk kesekolah.

Setelah itu dia turun menuju kedapur untuk sarapan.

Didapur cuman ada makanan yang sudah dihidangkan.

'Mama pasti udah berangkat kerja.' Jennie melihat sekeliling ketika tidak melihat mamanya.

Jennie memakan nasi goreng yang dibuat mamanya sendiri.

Jennie termenung melihat nasi dihadapannya.

Selalunya Wonwoo akan menyuapinya setiap hari.

'Ih jadi ingat sama Wonu terus. Sebel!' Mata Jennie mulai bergelinang dengan air mata.

Ting Tong~

Tiba-tiba bel rumahnya berbunyi.

Jennie beranjak dari tempat duduknya dan menuju kearah pintu.

"Siapa?" Tanya Jennie sambil membuka pintu.

"Morning sayang~" Kata Wonwoo sambil tersenyum manis.

Jennie kaget dan tanpa disadarinya dia mengangkat tangan ingin memeluk Wonwoo.

Tetapi setelah itu dia tersadar setelah mengingat mereka itu udah putus.

"Wonu ngapain disini!" Kata Jennie sambil melipatkan tangannya didada.