#4moments

208 39 13
                                    


Seperti biasa, pagi ini aku keluar rumah dengan sudah berpakaian rapi dan bergegas menuju halte bus.

Tidak perlu berlari seperti kemarin, karena aku tidak kesiangan pagi ini. Dan tentu saja tidak melupakan T-crad ku.

Sampainya dihalte, aku tidak melihat keberadaan taehyung-,Eh, tunggu. Apa yang aku harapkan?

Tidak lama, Bus yang akan membawaku kesekolah pun tiba.

Segera masuk,Terkejut! Ketika mendapati taehyung sudah berada di dalam bus, Dan tentu saja dengan temannya jimin.

Ragu-ragu aku mendekati mereka dan berdiri di samping jimin, Kursi bus sudah penuh semua.
Kurasa taehyung belum mengetahui keberadaan ku berbeda dengan jimin.

"Eoh,kau wanita yang kemarin'kan?"

Aku mengangguk.

"Yak! Taehyung-ah, kau bilang dia yang jadi teman sebangkumu?"

Ku lihat taehyung menatap jimin lalu menatap ku.

"Mm."

"Uwah! daebak," Ucap jimin, Lalu ia tertawa. Aku tidak tau maksud tawaannya, Tapi ya sudahlah.

Hening. Tidak ada lagi percakapan setelah itu, Sampai bus yang aku tumpangi sampai di sekolah.

........

Tringgg....

Bel masuk berbunyi, semua siswa yang masih diluar bergegas menuju kelas masing-masing.

Aku sudah duduk rapi, namun taehyung belum kelihatan batang hidungnya.

"Yak! Sohyun." Aku terperanjat, kaget tentunya.
Bagaimana tidak, yerim dia melemparkan bukunya kepadaku.

"Tugas itu dikumpulkan lusa, kau mengerti maksudku, kan?" Aku mengangguk tentu saja aku mengerti. Tapi mengapa dia harus melemparnya? Alaih-alih memberikannya kepadaku secara baik-baik, Sudah menyuruhku pula.

"Yak,yak,yak! Itu kim taehyung"

"Uwah, dia sangat tampan."

Taehyung dia baru masuk kelas. Memang bener kata mereka, taehyung itu sangat tampan. Kuikuti arah pandang yang lain, Di sana taehyung berjalan ke arahku.
Bisa kudenger bisik-bisik yerim dengan temannya, dan aku yakin taehyung juga mendengar. Tapi lihat dia, taehyung tidak memperdulikannya.

Tak lama guru yang akan mengajar jam pertama masuk, tanpa basa basi langsung pada intinya untuk memulai pelajaran.

...........

Saat ini aku masih duduk di kursiku, ketika bel istirahat berbunyi yang lain berhamburan keluar kelas menuju kantin.
Berbeda denganku yang membuka buku tugas kang yerim.

Kutenggok taehyung yang juga belum beranjak dari kursinya, tidak ada niatan untuk bertanya.

"Kenapa?" Segera aku alihkan pandanganku ke arah lain, kurasa taehyung sadar beberapa detik aku memperhatikan wajahnya.

"Tidak." Jawabku kiku. Lalu aku melanjutkan tujanan kudiawal untuk mengerjakan tugas yerim.

"Apanya yang tidak?" Lagi aku arahkan pandanganku kepada taehyung, Yang lagi-lagi bertanya.

Aku tidak mengerti maksud dari ucapannya "ah, mian. Aku tidak sengaja- (terpesona oleh ketampanmu)" tentu saja aku tidak bicara itu secara langsung, kukatakan itu dalam hatiku.

"Apanya?" Lagi dan lagi, taehyung menjawabnya dengan bertanya lagi.

Aku tidak mengerti maksudnya, tapi "tidak."

"Aku tidak mengerti."

Hoel! Lihat dia harusnya aku yang bilang begitu.

"Hah?"

"Kau memotong ucapanku, kau berkata tidak untuk apa?"

Mataku membulat, kupikir taehyung tadi sadar aku memperhatikannya. Ya, walaupun tidak lama, Karna itu dia bertanya kenapa.

"Itu...," aku binggun harus jawab apa.

"Sudahlah."

"Eh?"

"Kenapa kau tidak pergi kekantin?" Lagi taehyung bertanya, ah! Mungkin sedari tadi ini yang ingin dia tanyakan padaku. Aku yang salah mengira.

"Banyak tugas." Jawabku bohong, tapi memang benerkan aku sudang mengerjakan tugas, Walaupun bukan tugas milikku.

Sebenernya aku amat sangat ingin pergi kekantin untuk mengisi perutku yang kosong ini, Tanpa sadar aku mengelus perutku dan ku rasa taehyung melihatnya.

Aku kembali mengerjakan tugas kang yerim, kalau dipikir-pikir sejak kapan ini dimulai? Yerim yang selalu menyuruhku untuk mengerjakan PRnya.

"Kang yerim?" Aku terkejut, dengam refleks menutup buku yerim.

"Hah?"

"Kau mengerjakan tugas kang yerim?" Taehyung dengan sorot matanya yang tajam, Membuat ku merasa kiku.

"Ah, itu..." entah mengapa aku gugup dan tidak tau harus menjawab apa, dan aku juga tidak bisa jawab iya, "Kami--"

"Yak! Kim taehyung." Jimin muncul dibalik pintu, "Kau menyuruhku membeli roti dan susu pisang?" Jimin mendekat kepada kami, "dan menyuruhku mengantarkannya kekelas mu? Hoel, yang bener saja." Gumamnya kesal, ia duduk di kursi kosong dekat taehyung, " dua roti dan dua susu pisang'kan?"

"Mm, makasih."

"Kau jadi suka susu pisang seperti jekey?"

"Tidak juga, tiba-tiba ingin saja."

Aku bernafas lega, karena kedatangan jimin yang tepat waktu.

"Ini."

"Eoh?"

Mataku membulat untuk kesekian kalinya, Aku terkejut tentu saja. Lihat, taehyung menyodorkan roti dan susu ke arahku.

"Untuk mu."

"Wah daebak! jadi kau menyuruhku beli dua karena untuknya?" Taehyung mengangguk. "Tsk."

Aku menerima roti dan susu yang dikasih taehyung, "terima kasih."

"Makanlah, kau terlihat lapar." Iya, bener aku lapar. Segara aku membuka bungkus roti lalu melahapnya. Dan taehyung melakukan hal yang sama.

Kuharap taehyung tidak bertanya lagi soal tugas yerim yang aku kerjakan.

"Uwah, lihat kalian berdua." Ucapa jimin tiba-tiba, "apa kalian pacaran?"

"Uhuk." Aku tersedak oleh susu yang sedang kuminum akibat ucapan jimin, Yang apa katanya.....

Pacaran? Kami berdua pacaran? Hoel, itu tidak mungkin.

.





MOMENTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang