#6moments

210 38 17
                                    

  Di hari minggu biasanya aku hanya berdiam diri dirumah, Bangun sangat siang karena nggak perlu pergi kesekolah, menyenangkan!

Namun, minggu ini berbeda. Ayah ku membangunkan aku pagi-pagi sekali.
Ayah bilang harus pergi ke pasar tradisional, dan aku yang masih setengah sadar hanya bisa ngangguk-angguk mengerti, aku kira ayah hanya minta ijin untuk pergi.

"Tunggu apa lagi?"

"Hah? Apa?"

"Sohyun_ah! Cepat ganti bajumu."

"Kenapa harus ganti baju? Aku masih mengantuk, ayah..."

"Temain ayah kepasar."

"Hah? Apa?"

"Kamu mulai budeg, ya?"

"Iya, iya, ah... menggangu saja."

"Ayah tunggu diluar."

Tidak ingin berdebat aku segara melakukan apa yang ayah suruh, lalu menghampirinya yang sudah menunggu ku diluar rumah.

"Ayo, kita terlambat."

"Ck! Iya, iya, dasar."

Perjalanan kepasar tidak terlalu jauh, untuk itu aku dan ayah memutuskan untuk berjalan kaki saja. Sebenarnya hanya ayah yang ingin jalan kaki aku tidak, ayah bilang sambil olahraga pagi.

"Banyak baget list belanjan yang harus dibeli," Ucap ayah ketika kita sampai didepan pasar yang ramai sekali.

Aku hanya mengangguk-angguk ketika ayah tidak hentinya bicara, beli ini, beli itu.

"Nah, ambil ini," ayah menyodorkan kantong pelastik yang berisi dagin ayam kepadaku. Lalu kami masuk kepasar lebih dalam, dan aku hanya mengekor ayah dibelakang.

Banyaknya orang yang hulur mudik membuat aku kesusahan menyamakan langakah ku dengan ayah, hingga tanpa sadar kami terpisan. Aku baru menyadarinya ketika aku mengarahkan pandanganku kedepan, Aku sudah tidak melihat ayahku lagi. Karena sedari tadi aku hanya fokus pada jalanan, takut-takut kaki ku terijek atau aku yang tak sengaja mengijak orang lain.

"Ayah!"

Aku terdiam dari banyaknya orang, Pikiran ku kacau seketika. Ini pertama kalinya, dan aku juga tidak tahu jalan keluar dari pasar ini.

"Akh!"

"Agashi..., minggirlah."

Banyaknya orang membuat bahuku tersengol, dan hampir saja aku terjatuh kalau tidak dengan sigap aku menaham tubuhku sendiri.

"Ayah..."

Demi apapun aku hanya berdiam diri seperti orang bodoh, dan rasanya ingin menangis.

"Ayah..."

Aku harap ayah sedang mencariku, aku bener-bener tidak tahu harus kemana, hanya mengikuti orang-orang yang berlalu-lalang.

Hingga aku berhenti karena lelah, bodoh karena aku tidak membawa ponselku.

"Agassi mingirlah, kau menghalangi jalan."

"Ah, Nee."

Aku menatap sekeliling, berharap bisa melihat ayahku, namun nihil. Sebisa mungkin aku menahan air mataku agar tidak keluar.

"Akh! Yaak!" Aku terhuyung kedepan akibat seseorang menabrak bahuku sedikit keras, untung saja aku tidak terjatuh karena seseorang menahan tanganku.

"Eoh! Teman sebangku."

Suara itu aku menggenalinya, cepat-cepat aku memalingkan wajahku kesamping untuk melihatnya, dan aku harap dugaanku benar.

"Hai! Sohyun! Kim sohyun!" Ucapanya tersenyum, dia melambaikan tangannya kepadaku, "apa yang kau lakukan disini? Eoh! Kau berbelanja?"

Demi apapun aku sangat bahagia bertemu taehyung disini, rasa takutku menghilang, setidaknya aku bertemu orang yang kukenal.

Aku menunduk, tidak menjawab pertanyaan taehyung, air mata yang sedari tadi kutahan akhirnya keluar.

"Eoh! Yaak! Kau menangis? Apa aku mengatakan sesuatu yang menyakitimu?"

Aku menggeleng, aku menagis karena merasa lega.

"Anni. Aku..., tersesat."

Demi apapun aku malu mengatakannya, apalagi aku menagis dihadapan taehyung.

"Ayo! Ikut aku!"

"Hah?"

Tiba-tiba taehyung menarik lenganku.

.

Is it okay if I delete this story again?

MOMENTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang