"Maturity is learning to walk away from people and situations that threaten your peace of mind, self-respect, values, morals, and self worth."
(unknown)***
Wajah Hasan dan Husein terlihat bersungut-sungut cemberut setelah melangkahkan kakinya memasuki rumah mereka. Kendati walaupun perut mereka telah kenyang lantaran baru saja selesai menikmati makan siang yang terasa nikmat dan lezat di rumah nenek mereka, namun rasa kenyang itu ternyata tak cukup membantu memperbaiki suasana hati mereka berdua yang kali ini memperlihatkan wajah imut dan lucu mereka dalam keadaan ditekuk dalam.
Hasan dan Husein segera saja membanting tubuh mungil mereka untuk kemudian duduk membujur kaku di sofa ruang tamu sembari tangan mereka bersedekap di depan dada masing-masing. Wajah imut keduanya yang terlihat bagai pinang dibelah dua benar-benar lucu namun tak dipungkiri Ayuna juga sikap yang membuat ia sedikit kesal dengan gaya kedua anaknya yang tidak kompromi dengan suasana hati dan masalah yang tengah dihadapi olehnya.
Yaa, namanya juga anak-anak.
Mana mungkin Ayuna menjelaskan ini-itu yang hanya semakin memperkeruh keadaan juga merusak keluguan anak-anaknya sendiri.
Biarlah mereka memandang dunia, dalam hal ini, memandang masalah orang tuanya sebagai sesuatu yang tak perlu mereka ketahui apalagi ikut memikirkan. Cukup biarkan Hasan dan Husein berpikir sesuai usianya, menikmati hidup dengan lugunya, dan sekarang sedang menyuarakan ego yang memang ciri khas tumbuh kembang anak-anak pada umumnya di usia mereka, secara teoritis, secara wajar, yakni masih bersifat egosentris.
Orang tua-lah yang wajib mengerti, mempelajari pola tumbuh kembang anak dengan sebaik mungkin. Sebab ketika orang tua berilmu dalam hal mendidik anak, tak banyak emosi terbuang setiap harinya. Semua tingkah laku anak yang terasa sulit dimengerti akan dipahami dengan baik, terlebih lagi semua itu pada dasarnya tak berlangsung lama. Orang tua hanya perlu sabar.
Kali ini Hasan dan Husein sedang melakukan aksi protes akibat mereka gagal menginap di rumah neneknya. Mereka merasa telah dibohongi oleh sang bunda yang tadinya sebelum bersambang ke rumah nenek mereka di pagi hari, telah melambungkan angan-angan kedua buah hatinya dengan mengatakan mereka akan bermalam di sana. Sentak saja keduanya berhamburan ceria dari singgasana pengantar lelap mereka, mandi dengan semangat berapi-api hingga dinginnya kucuran air di pagi hari yang menyapu kulit-kulit tubuh mereka tak dirasa sama sekali. Mereka juga dengan sibuknya memilih pakaian terbaik yang mereka senangi, mengemas mainan-mainan pilihan seakan semua itu adalah harta yang paling berharga dan wajib dibawa selama mereka bepergian, terutama karena mereka akan ke rumah neneknya.
Tentu saja tadinya Ayuna memang berniat menginap, entah untuk sehari semalam atau malahan ia sudah ingin menetap saja di sana, tak ingin kembali ke rumah yang saat ini dipijaknya lagi. Kalau bukan karena sang ibu bersikeras melarangnya menginap dan malah berbalik dengan tegasnya meminta Ayuna untuk segera pulang agar kemudian berbicara dengan Irwan sehingga masalah yang mereka tengah jalani saat ini tidak berlangsung berlarut-larut dalam keadaan menggantung, mungkin Ayuna akan tetap tinggal di sana, mencoba menenangkan diri hingga hatinya merasa lapang kembali.
Tadi pagi, Ayuna menyiapkan dirinya dan kedua anaknya untuk bersiap ke rumah nenek mereka ketika Irwan sedang tidak ada di rumah. Seperti akhir pekan biasanya, Irwan selalu mengisi waktu untuk berlari-lari kecil keliling sekitar komplek perumahan mereka. Ketika sudah siang seperti saat ini, Irwan terlihat sedang berbaring santai di karpet beludru empuk yang membentang di depan televisi ruang keluarga, sedangkan Ayuna tengah berdiri mematung, menghela nafas berat, mengatur emosinya agar tetap tenang dan stabil lantaran harus menyaksikan sikap dingin Hasan dan Husein yang tengah menghakimi dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESIRAN
Lãng mạn[TAMAT] NOTE: EXTRA PART COMING SOON! Jika Ayuna adalah seorang perempuan yang terlalu banyak menggunakan perasaan hingga hatinya babak belur, maka Bagas sebaliknya adalah seorang pria yang memilih mengabaikan perasaan hingga hatinya pun seperti me...