Orang-orang berkerumun di sekitar pelabuhan Incheon dengan saling melambaikan tangan pada sebuah kapal pesiar yang hendak berangkat itu. Disana, ada seorang wanita berambut hitam yang hanya diam menatap orang-orang itu tanpa melambai kembali.
Kim Minjoo akan liburan dengan kapal pesiar hari ini, sendirian. Ini semua berkat sang sahabatnya yang memaksanya untuk mencari pasangan dalam sebuah kapal pesiar mewah yang hanya beberapa orang yang bisa menaikinya.
Kapal mulai menjauh dan orang-orang yang berkerumun di sekitar Minjoo pergi dari sisi kapal untuk sekedar menikmati fasilitas yang diberikan kapal pesiar ini. Minjoo masih terdiam di sisi kapal yang mulai bergerak dengan kecepatan yang mampu membuat rok panjangnya berkibar dan selendang miliknya tampak berdansa dengan angin.
Mata cokelatnya masih terpaku pada ujung lautan yang tidak tampak apapun itu. ia mulai merasa menyesal untuk datang kemari hanya karena sahabatnya, Yuri berhasil membujuknya untuk kemari. Mana mungkin mendapatkan seorang pria yang juga datang sendirian di kapal ini?
"Ini benar-benar hari yang cerah untuk sekedar memandang laut, bukan?"
Minjoo melirik ke arah suara baritone yang tiba-tiba menyapa telinganya dan melihat sosok pria yang sedang bersandar pada sisi pagar kapal dengan kedua tangannya. Ia tersenyum melihat ke arah laut dan Minjoo terpesona pada kesempurnaan wajahnya dengan rambut yang tersapu oleh angin laut.
"Oh, maaf. Aku melihatmu dari tadi hanya sendirian disini. Dimana temanmu atau kekasihmu?" tanyanya melirik Minjoo.
Mata hitam itu hampir menghipnotis Minjoo dan mengakibatkan dirinya gugup, "Ah, Aku datang sendirian," jawabnya.
"Benarkah? Kekasihmu benar-benar kejam membiarkan seorang wanita secantik dirimu menikmati pesiar ini sendirian," ucapnya kembali memandang laut.
"Tidak masalah karena aku tidak mempunyai kekasih,"
Pria itu tampak tidak percaya dengan apa yang dikatakan Minjoo dan ia tertawa renyah menganggap Minjoo sedang bercanda.
"Kenapa kau tertawa?" tanya Minjoo bingung.
Pria itu menghentikan tawanya dan melihat Minjoo dengan matanya yang tajam, "Pasti para pria di dunia ini sudah buta tidak melihat dirimu," ucapnya.
Minjoo tidak mengerti pria ini. Ia tiba-tiba datang dan mengajaknya berbicara kini ia menertawakan nasibnya yang tidak mempunyai kekasih? Hebat. Ia kini menyadari kenapa dia menolak semua pria yang datang padanya hanya karena belum mencintai mereka.
"Kau sendiri? Bukankah kekasihmu akan marah jika kau berada disini menatap laut dengan wanita lain?" tanya Minjoo.
Pria itu kembali menatap laut dengan rambut hitam keabuan miliknya yang berkibar karena angin. Entah apa yang ia cari di ujung laut sana, yang jelas tatapannya sangat menusuk hati Minjoo.
"Aku juga sendirian datang kemari," ucapnya.
Mata cokelat Minjoo membulat tidak percaya, "Lihat? Ada seorang pria tampan yang datang untuk pesiar sendirian. Seluruh wanita di dunia ini pasti sudah buta," balas Minjoo.
Pria itu terkekeh dengan ucapan Minjoo kemudian mengubah posisinya menatap Minjoo. Mata miliknya menatap dalam mata Minjoo dengan sebuah tatapan yang mampu membuatnya luluh kini.
"Aku Ahn Yujin. Kau?" ucapnya mengulurkan tangan.
Minjoo mengulurkan tangan meraih tangan Yujin, "Kim Minjoo."
Ia tersenyum dengan sangat manis, "Nama yang cocok denganmu," ucapnya.
"Terima kasih. Bisakah kau lepaskan tanganku sekarang?" tanya Minjoo melirik tangannya.