Dua Belas

6.3K 832 89
                                    

.
.
.

Suasana hati Seungcheol hari ini benar-benar bagus sekali. Bagaimana tidak, dia sudah mempersiapkan diri untuk mulai pendekatan dengan Wonwoo. Setelah berpikir semalaman, Seungcheol akhirnya memutuskan untuk mengalah dengan egonya. Baginya lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali.

Semua orang termasuk perempuan yang menyapa Seungcheol hari ini dibuat heran. Biasanya Seungcheol tidak akan membalas sapaan mereka atau mungkin membalas dengan tatapan yang tidak bersahabat, namun hari ini dia tersenyum pada semua orang. Bahkan orang-orang yang pernah ditolaknya sampai dibuat tercengang.

"Seungcheol kesambet apaan hari ini?"

"Kok gue malah ngeri ya?"

"Seungcheol abis menang togel kali ya?"

Banyak bisik-bisik yang di dengar Seungcheol tapi dia tidak menghiraukannya. Terlalu banyak memikirkan omongan orang hanya menciptakan hawa negatif dan berpengaruh buruk untuk suasana hatinya. Seungcheol ingin terus merasa bahagia hari ini.

"Hai Seungcheol." sapa seorang mahasiswa jurusan Kedokteran Hewan kepada Seungcheol. Mahasiswa tersebut tak lain adalah Lee Jihoon yang baru akan memasuki kelas. Dia melihat Seungcheol duduk di bangku panjang depan kelas dan menyapanya.

"Oh Jihoon!" Balas Seungcheol sambil tersenyum. Jihoon sontak mengerutkan alisnya. Tidak biasanya dia melihat Seungcheol tersenyum ramah.

"Tumben pagi-pagi udah di depan kelas gue? Nyariin siapa?" Tanya Jihoon. Dia sebetulnya udah tau jawabannya, tapi Jihoon hanya iseng bertanya.

"Ehm... Wonwoo..."

"Oh, nyari Wonwoo? Dia hari ini nggak ada kuliah pagi, Cheol. Kuliahnya baru dimulai jam 1." belum sempat Seungcheol menyelesaikan kalimatnya, Jihoon langsung memotongnya. Ternyata modus Seungcheol pagi ini adalah ingin bertemu Wonwoo.

Seungcheol menghela nafas kecewa. Dia sudah mempersiapkan diri sejak semalam untuk meminta maaf dan memulai semuanya dari awal tapi semesta tidak mengijinkan. Seungcheol kemudian merasa mood yang sudah susah payah dia bangun menjadi rusak seketika.

Jihoon menatap Seungcheol dengan sedikit perasaan bersalah karena secara tidak langsung telah merusak harinya. Tapi menurutnya, Seungcheol perlu diberi sedikit pelajaran karena telah menyakiti hati sahabatnya. Bagaimana pun, Seungcheol juga harus bisa berada di Posisi Wonwoo.

"Oh iya Cheol, gue duluan ya. Professor Ahn sebentar lagi masuk. Coba lu telpon aja deh Wonwoo kalo lu beneran ada perlu sama dia. Duluan ya Cheol." Jihoon kemudian masuk kelas, meninggalkan Seungcheol yang saat ini dilanda perasaan kecewa karena tidak bisa bertemu dengan orang yang saat ingin ditemuinya. Jeon Wonwoo.

💕💕💕

Wonwoo sedari bangun tidur hanya bisa misuh-misuh, berguling-guling diatas tempat tidur sambil senyum-senyum sendiri. Senyumnya tidak berhenti mengembang sejak tadi malam. Wonwoo sebentar-sebentar menyelimuti dirinya sampai ke ubun-ubun kemudian tersenyum lebar. Setelah itu dia juga menggigit ujung selimutnya sambil menjerit pelan persis seperti anak gadis yang sedang jatuh cinta.

Wonwoo mengulang kembali adegan kemarin sore bersama Mingyu di sebuah kafe. Dia mengutarakan isi hatinya pada Mingyu dan nendapatkan respon yang positif. Tentu saja awalnya Wonwoo takut Mingyu akan menolak tapi Mingyu justru memberikan jawaban yang tak terduga.

"Gyu, aku boleh nggak jatuh cinta sama kamu?"

"Ngg—boleh kok Won. Kamu boleh aja jatuh cinta sama aku. Tapi ada satu syarat..."

Mas Comblang [Minwon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang