Cardigan

286 59 1
                                        

"But I knew you'd linger like a tattoo kiss
I knew you'd haunt all over my what ifs
the smell of smoke would hang around this long
'Cause I knew everything when I was young." - Taylor Swift, Cardigan

" - Taylor Swift, Cardigan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝒇𝒐𝒍𝒌𝒍𝒐𝒓𝒆

10 years later...

Jihoon tak bisa mempercayai apa yang baru saja didengarnya dari Lee Daehwi, teman sekelasnya.

Well, pada dasarnya, Jihoon nyaris tak pernah mempercayai apapun yang dikatakan Daehwi.

Tapi kali ini berbeda. Daehwi memiliki bukti berupa gambar yang tersimpan dalam ponselnya—ponsel yang kini tengah Jihoon genggam dengan tangannya yang bergetar.

Sebuah potret dari lelaki yang sangat Ia kenal, tengah berciuman panas dengan seorang pria yang tak Ia kenal—tangan mereka menggerayangi tubuh satu sama lain, seolah mereka menginginkan sesuatu yang lebih di dalam sebuah mobil yang sangat Jihoon kenali.

Bagaimana bisa Ia tak mengenali mobil itu jika di sanalah Guanlin biasanya menciumnya, mengatakan betapa Ia mencintainya, memeluknya dengan erat seolah tak ada hari esok?

Pria itu—Lai Guanlin, kekasihnya tengah mencium seorang pria yang bahkan tak Jihoon ketahui namanya, melakukan hal yang bahkan tak pernah dilakukan Guanlin bersamanya.

Ya, 7 tahun setelah mereka mengenal satu sama lain, dugaan Jihoon benar. Ia jatuh hati pada Lai Guanlin, sesosok pria yang selama ini Ia anggap sebagai sahabatnya sendiri, dan tahun lalu, perasaannya berbalas. Guanlin juga menyatakan perasaannya padanya, dan mereka resmi menjadi sepasang kekasih pada tanggal 24 Juli tahun kemarin.

Dan selama setahun, semuanya terasa manis. Layaknya anak muda yang tengah memadu kasih pada umumnya, mereka sering menyelinap keluar di malam hari, menghabiskan malam di tengah keramaian kota, menggunakan kartu identitas palsu untuk menyelinap masuk ke dalam sebuah bar kecil, hanya untuk merasakan rasanya menjadi orang dewasa.

And amongst the crowded bar, surrounded by all the noises of the adults talking, they would kiss—and in an instance, everything felt so magical that Jihoon couldn't hear anything but his own heartbeat. It was so magical, that Jihoon even felt it long after it ends, almost like the kiss had been tattooed into his lips.

Dan setelah ciuman itu berakhir, mereka akan terdiam selama beberapa saat, menikmati terpaan napas satu sama lain di wajah mereka sembari menyelami manik mata satu sama lain—betapa Jihoon menyadari bahwa kedua manik mata Guanlin begitu kelam, begitu misterius, nyaris seolah Ia bisa tenggelam di dalamnya, dan betapa Guanlin menyadari bahwa kedua manik mata Jihoon selalu bersinar begitu indah, seolah terdapat jutaan bintang di dalamnya, sebelum akhirnya tertawa bersama, masih dengan dahi yang menyandar pada satu sama lain, dan berkata "That was fun. Let's do it again".

Folklore // pjh + lglTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang