Enzo sama Rose lagi nemenin kak Jesya buat belanja bulanan, awalnya mereka emang sama Ka Jisya dan Ka Devano, tapi mereka berempat mencar agar lebih mudah memilih bahan - bahan makanan yang ingin dibeli.Rose lagi ada di station makanan diskon yang ada di dekat kasir, saat dirinya ingin mengambil sekaleng biskuit cokelat yang ada di rak bagian atas, tak sengaja matanya menangkap teman satu sekolah nya yang lain dak tak bukan Lily.
Rose gak ada niatan buat nyamperin Lily karena kejadian waktu itu, tapi suara Lily menyapa lebih dulu, " Rose?"
Rose noleh, " hai, Ly. " sapa kikuk Rose.
" sendiri aja Rose? " tanya Lily.
" enggak Ly, sama Enzo, tuh orang nya! " tunjuk Rose, pada Enzo yang berjalan kearah mereka membawa trolley .
Lily menoleh, " eum itu yang anak sekolah kita kan, Rose? " tanya Lily.
Rose mengganguk, " emang Enzo siapa lu Rose? "
" pacar dia. " tiba - tiba Enzo ngerangkul Rose membuat sang empu kaget dan tersenyum kecil.
Lily tersenyum smirk, " kena lo Rose. " batin Lily
" eh Ly, kita duluan yah. " pamit Rose pada Lily.
— p a m i t —
" Enzo gila lo ada - ada aja, ntar tu si Lily salah paham. " kata Rose.
" kenapa Rose? " tanya kak Jesya yang bingung topik pembicaraan mereka kemana.
Rose menatap ka Jisya, " itu kak masa Enzo ngaku - ngaku jadi pacar aku, najis. "
Jisya memberi jempolnya kearah Enzo yang lagi senyum sambil mengunyah daging panggang nya, " bagus ka Jisya dipihak Enzo. "
" ah mantap, sini ka Jisya jadi kakak Enzo aja ! " ajak Enzo.
" yeu si anjing. " umpat Rose.
Devano cuman tersenyum, tak berniat untuk ikut menimbrung.
Jisya memukul pantat Rose dari samping, " ngomong yang bener jangan ngumpat kayak gitu. "
Rose menatap malas ka Jisya lalu melanjutkan kegiatan makan mereka.
Setelah selesai makan, mereka langsung jalan ke parkiran buat pulang, tapi Rose izin buat ke kamar mandi karena merasa dia harus mengganti pembalutnya.
Tapi pas Rose ngelewatin salah satu Restaurant Sushi yang baru aja buka, dia ngeliat dua orang yang sedang duduk mengantri, Lily dan Jeka.
Rose bisa liat mereka sedang asik tertawa, menertawakan hal yang sepertinya lucu di handphone milik Lily, Rose yang penasaran pun menghampiri dua sejoli tadi,
" ekhem. " deheman Rose membuat Jeka dan Lily menoleh kearahnya.
" R-rose? " gugup serta kaget Jeka melihat Rose menatap mereka dengan senyum menyingrai.
" asik banget yah ketawanya? ini Jek yang lagi ngerjain tugas? " tanya Rose sambil menatap Jeka dan Lily secara bergantian.
Jeka malah tersenyum, " oh ini juga yang bilangnya belanja, ternyata malah jalan sama cowo? "
Rose dibuat bingung sama pertanyaan Jeka, " hah? aku emang belanja kok. "
" ck, emang aku gak tau kalo kamu jalan sama cowo lain? " decakan Jeka terdengar.
Rose paham, " oh tau dari Lily? kok percaya sama cewe modelan Lily. "
Lily yang merasa namanya disebut pun tak terima, " lah emang lo selingkuh kan sama cowo lain? udah punya cowo kok masih gatel. "
Rose menaikkan alisnya, " gatel? "
" iya, gatel. " bukan Lily yang menjawab, tapi Jeka.
" terus apa bedanya sama kamu? " Rose menatap lekat Jeka.
" apa bedanya sama aku? lah kalo kamu bisa selingkuh, kenapa aku gak ? " jawab santai Jeka sambil tersenyum merasa tak bersalah, lalu merangkul Lily.
" udah lah Ly, jangan makan disini, rame nanti kamu capek nunggu nya. " Jeka membuat suasana semakin serius karena mengunakan bahasa aku - kamu kepada Lily dan hendak beranjak pergi.
Rose yang merasa Jeka sudah mulai mau berjalan langsung menahan tangan Jeka, " jadi kamu lebih pilih Lily? " tanya Rose.
Jeka menatap tahanan tangan Rose, " kalo iya? "
Rose menatap Jeka tak percaya lalu tertawa penuh arti, " asal kamu tau, yang Lily kira selingkuhan aku itu, Enzo. " jelas Rose lalu pergi dari Jeka yang masih menangkap perkataan Rose tadi.
lalu Ia menatap kepergian Rose, dan menengok kearah Lily yang tersenyum senang, " Ly, cowok yang lo maksud itu Enzo? "
Lily mengganguk, " nah iya Enzo namanya, temen sekolah kita, Jek. "
Jeka menghela napas kasar, " astagah Ly, itu sepupu Rose. "
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐩𝐚𝐦𝐢𝐭 ; 𝐫𝐨𝐬𝐞𝐤𝐨𝐨𝐤✔️
Fiksi Penggemar; 𝐡𝐮𝐛𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐚𝐤 𝐬𝐞𝐚𝐥𝐮𝐫, 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐤𝐬𝐚 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐚𝐭𝐮 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐩𝐚𝐦𝐢𝐭.