Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ternyata pamit tak selamanya buruk, memutuskan hubungan lebih baik daripada harus mempertahankan kecewa.
Aku disini memang kecewa, tapi bukan berarti akan selamanya kecewa.
Aku disini tersakiti, namun lebih tersakiti jika melanjutkannya bukan?
Perkara kamu tersakiti atau tidak, aku tidak tahu, dan tak ingin tahu.
Kisah ini usai, bukan berarti hidup ini juga akan usai.
Percayalah kita memang bukan takdir, namun sekarang kita hanya mengikuti alur sebuah takdir tuhan.
Kini tak ada lagi kata, aku milikmu, atau kamu milikku.
Aku pamit, pamit untuk keadaan yang tak jelas arahnya.
Sekali lagi, Aku pamit.
p a m i t
Sore ini langit oranye mulai mendominasi, biru yang kian menipis. Gumpalan putih melengkapi, Senja ini indah, Namun keadaanya yang tak indah.
Dua insan duduk di atas rerumputan hijau, duduk di bawah langit. Saling bungkam tak bicara, seakan dunia ini membisu.
Rose dan Jeka.
Laki - laki itu hanya diam enggan bicara, menatap kearah samping melihat wajah cantik yang sudah menjadi masa lalunya ini.
Wajah cantik Rose menatap kearah sampingnya menoleh, menghembuskan napas memulai bicara, " well kisah ini udah usai ya? "
Jeka mengganguk, lalu menatap kedepan kearah kota - kota dengan lampu yang mulai menyalakan lampu, menerangi kota Jakarta yang memulai gelapnya.
" maaf. " huh bibir Jeka terasa kelu, dan berat bicara kah?
Rose juga ikut mengarahkan pandangannya ke depan, " udah gak ada yang perlu di maafkan dan di salahkan. Kisah yang sudah usai untuk apa di ungkit? mmebuang waktu. "
Jeka mengulum bibirnya sebelum bicara, " untuk terakhir kali? " tanya Jeka sambil tersenyum dan menghadapkan badan nya ke kanan.