{EMPAT}

129 25 3
                                    

Happy reading

Drrttt...drrttt...

Jaehyun menatap ponselnya yang tergeletak diatas meja belajarnya. Ia menarik kursi lalu duduk menjatuhkan tubuhnya disana.

"Jisung?" Keningnya berkerut dalam. Ada apa adiknya ini menghubunginya?

"Halo, dek,"

"Kak! Kak, tolongin Jisung!" Suaranya bukan suara Jisung. Tapi Jaehyun familiar dengan suara ini.

"Ini siapa? Dimana Jisung?"

"Kak, ini Taeyong. Kakak datang ke sekolah sekarang ya! Gua gak tau lagi harus ngapain! Kak...tolong..."

"Iya, sebentar gua kesana." Jaehyun segera berlari keluar dari kamarnya. Ia benar-benar khawatir. Suara Taeyong terdengar sangat frustasi. Belum lagi suara tangis pemuda yang pernah beradu debat dengannya terdengar sangat menyedihkan.

"Pak, tolong tunggu di sini sebentar, saya akan kembali." Kata Jaehyun pada sang supir taksi.

"Taeyong! Taeyong!" Keadaan sekitar sekolah Jisung sudah sepi karena memang sudah lewat waktunya pulang.

"Kak Yoon Oh!" Jaehyun berlari menghampiri Taeyong yang terduduk beberaa meter darinya. Tepatnya, ia duduk di bawah pohon besar dengan Jisung di pangkuannya.

"Kenapa dia jadi seperti ini?!"

"Nanti gua jelasin, kak, sekarang kita harus bawa Jisung secepatnya ke rumah sakit!" Jaehyun segera memapah tubuh Jisung menuju taksi. Setelah mereka bertiga masuk, taksi melaju menuju rumah sakit terdekat.

Jisung masuk ke ruang UGD karena remaja itu kehilangan lumayan banyak darah akibat goresan yang ia dapatkan di bagian perutnya.

"Maafin gua, kak, ini semua salah gua. Kalau aja Jisung gak liat gua sama pria-pria itu mungkin..."

"Dan lu yang jadi korbannya begitu?"

Taeyong menunduk dalam ketika mendengar suara dingin Jaehyun. Sungguh, aura dominan Jaehyun membuatnya tak berani berkutik sama sekali.

"Sudahlah, Jisung akan baik-baik saja." Taeyong mengangguk.

Satu jam kemudian, dokter keluar dari ruang UGD.

"Bagaimana keadaan adik saya, dok?"

"Untung saja stok darah yang cocok masih tersedia, lukanya pun sudah kami jahit. Mungkin besok baru bisa kembali ke rumah karena pasien harus menghabiskan sekantong darah."

"Baiklah, terima kasih, dok."

"Kak, apa mama tau?"

"Enggak."

"Ehm...apa kita harus memberitahukan beliau?"

"Jangan! Jangan sampai mama tau keadaan Jisung. Gua bisa minta bantuan kan? Jaga Jisung, besok pagi gua yang bakal jemput dia pulang."

"Bisa, kak. Tenang aja, gua bakal jagain Jisung. Kakak langsung pulang aja, semua biaya biar gua yang bayar."

"Jangan. Biar gua..."

"Jangan, kak. Ini bentuk tanggung jawab gua. Sebaiknya kakak pulang sekarang."

"Gimana kalau gua traktir lu karena sudah bantuin gua? Gua gak terima penolakan. Ayo!"

Jantung Taeyong tiba-tiba berdegup sangat kencang ketika tangan kekar Jaehyun menggenggam tangannya. Atau lebih tepatnya menariknya menuju kantin rumah sakit.

"Lu bener kan bisa jagain Jisung? Orang tua lu gak cariin?"

"Orang tua gua gak bakal ngerepotin diri buat cariin gua. Sudahlah, gak usah cemas, gua bisa kok."

Setelah selesai makan malam, Taeyong tetap di rumah sakit sedangkan Jaehyun pulang ke rumah.

"Yoon Oh? Kamu darimana?"

"Mama sudah pulang? Tadi Yoon Oh dari supermarket, ma." Jaehyun menunjukkan kantung plastik berisi cemilan. Ia sengaja mampir ke supermarket agar Hana tau kemana dia pergi.

"Jisung mana? Kok di kamarnya gak ada?"

"Jisung menginap di rumah temannya. Dia menghubungi Yoon Oh tadi."

"Kenapa dia tidak menghubungi mama?"

"Sudahlah, ma, Jisung sudah besar, dia bisa menjaga dirinya."

"Tapi mama khawatir, Yoon Oh!"

"Sekarang, Yoon Oh akan masak, mama istirahat ya,"

"Baiklah, mama juga akan mandi."

Sebenarnya Jaehyun tak tega membohongi Hana, tapi ia tak ingin mama nya khawatir. Biarlah ini menjadi rahasianya sampai nanti. Ia tak ingin air mata kembali mengalir di pipi sang mama.

∆∆∆

Keesokan harinya, Jaehyun menjemput Jisung sangat pagi dengan alasan ia ingin jogging. Untung hari minggu, dia punya alasan untuk menjemput Jisung di rumah sakit.

Jaehyun membuka pintu ruangan Jisung yang ternyata semalam di pindah Taeyong ke ruangan VIP.

Jaehyun menatap Taeyong yang terlelap di pinggir ranjang Jisung. Lelaki itu bergerak gelisah. Jaehyun berinisiatif memindahkan Taeyong ke sofa agar dia bisa tidur lebih nyaman.

"Papa...." Taeyong bergerak di pelukan Jaehyun. Kepalanya mengusel di dada keras Jaehyun dengan lengan melingkar di leher sang dominan.

"Ssshh..." Jaehyun membaringkan Taeyong di sofa dengan lembut agar lelaki itu tidak terganggu dalam tidurnya.

"Kak Yoon Oh?" Jaehyun membalikkan tubuhnya setelah menyelimuti tubuh mungil Taeyong jaketnya.

"Sudah baikan, dek?"

"Sudah, kak, tapi masih sedikit ngilu. Ehm, mama gak tau aku di sini kan, kak?"

"Enggak, sengaja gak kakak kasih tau, kakak gak mau mama khawatir sama keadaan kamu."

"Baguslah. Itu, Taeyong tidur?"

"Iya, sengaja kakak pindah."

"Ohhh gitu..." Jisung menahan senyumnya sembari menatap Jaehyun.

"Hilangkan pikiran negatifmu itu!"

"Sebenarnya Taeyong itu orang yang rapuh. Dia butuh pelukan dan lindungan dari orang lain. Tapi dia gak mau nunjukin itu ke siapapun, bahkan aku yang dekat sama dia."

"Papa..." Taeyong kembali bergerak gelisah di dalam tidurnya.

"Papa jangan pergi!"

"Hei! Hei! Taeyong!" Jaehyun menggerakkan tubuh kecil Taeyong yang bergetar.

"Taeyong, hei!"

"Papa!" Taeyong terbangun tiba-tiba. Matanya bersibobrok dengan dua mata phoenix Jaehyun.

Grep!
Jaehyun terdiam di temoatnya ketika lengan kurus itu melingkar di lehernya. Basah. Lehernya basah entah karena apa, tapi Jaehyun mendengar isakan kecil disana.

"Sssttt...." Jaehyun mengusap punggung sempit itu dengan lembut.

Hampir 20 menit Taeyong menangis di pelukan Jaehyun. Dan ketika ia sadar apa yang ia lakukan, ia langsung melepas pelukan itu.

"Ma..maaf, kak..." Taeyong menunduk malu.

"Hm."

Jisung dan Jaehyun sampai di rumah bersamaan.

"Loh? Kalian kok bisa datang barengan?"

"Tadi gak sengaja ketemu di jalan, ma. Mama sudah bikin sarapan?"

"Sudah, mau sarapan sekarang? Gak mau mandi dulu?"

"Mandi dulu, ma, bau matahari nih."

"Hahaha, anak mama wangi semua kok. Yasudah sana mandi!"

TBC
Sorry lama update hehe

Mama HanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang