{TIGA}

170 33 10
                                    

Happy mother's day ya mah wkwk

Happy reading guys!!!

{TIGA}

Seperti biasa, setiap pulang sekolah Jaehyun melanjutkan kegiatannya di kantor. Lelah? Sudah pasti. Tapi, wajah lelah Hana selalu terbayang di kepalanya. Bagaimana sang mama berjuang mati-matian demi dirinya dan sang adik membuatnya terus bersemangat untuk mengejar impiannya. Ia ingin Hana dan jisung mendapatkan tempat yang nyaman lebih dari sekarang. Ia ingin melihat dua kesayangannya itu tersenyum bahagia lebih dari sekarang. Dia tidak peduli jika ia akan berakhir lelah dan sakit, jika itu tentang Hana dan Jisung ia rela mati.

"Gila ya si Jaehyun, kita yang lebih dulu kerja aja gak bisa di kasih kepercayaan cuma-cuma sama pak Donghae. Kok dia yang baru tiga tahun sudah sederajat sama Wendy?"

"Sekarang itu banyak hal yang bisa dilakuin demi jabatan!"

"Heh! Ngapain lu berdua ghibahin Jaehyun hah? Iri bilang bos! Makanya kerja yang bener!"

"Heh Joy! Lu gak usah ikut campur! Kalau kita gak ingat lu cewek, sudah..."

"APA?! MAU TONJOK GUA?! SILAHKAN! EMANG GUA TAKUT SAMA BANCI KAYAK LU BERDUA? GHIBAH AJA KERJAANNYA!"

Jaehyun duduk di kursinya dan mulai di sibukkan dengan berkas-berkas penting. Walaupun ia masih SMA, jangan pernah ragukan kemampuannya. Itulah yang membuatnya sangat di percaya oleh Donghae. IQ nya hampir mencapai 200, tidak salah bahkan tugas orang dewasa pun bisa ia kerjakan dengan mudah.

Pukul 5 sore, waktunya istirahat. Jaehyun meregangkan tubuhnya yang kaku. Ia sebenarnya lapar, tapi ada yang harus ia kerjakan dan tidak bisa ia tunda.

"Jae," Jaehyun menatap kearah samping. Ia melihat seorang perempuan berambut panjang berdiri di sampingnya.

"Kamu belum makan kan? Ini, aku bawain buat kamu." Perempuan itu memberikan sebuah kotak makan pada Jaehyun.

"Maaf, saya tidak bisa menerimanya."

"Jangan begitu! Aku...aku sudah susah payah membuatkannya untukmu. Ambil ya?"

"Baiklah, terima kasih." Jaehyun menerima kotak makan tersebut. Perempuan itu tersenyum sumringah dan menatap punggung Jaehyun yang menjauh menuju
ke arah kantin. Mungkin pria itu akan makan di kantin pikir sang perempuan.

"Nih," saat berpapasan dengan salah satu karyawan laki-laki, Jaehyun memberikan kotak makan di tangannya pada pria itu.

"Loh? Kenapa lu kasih ke gua, Jae?"

"Buat lu aja, bang, nanti kembalikan tempatnya ke kak Chaeyoung. Gua mau ke kantin."

"Oke, makasih, Jae."

Jaehyun membawa makanan dan minumannya ke meja yang ada di pojok kantin. Saat asik makan, tiba-tiba seseorang duduk di depannya.

"Sendirian mulu lu. Gak sepi apa?" Tanya orang itu sambil memisahkan sumpit yang masih menyatu.

"Sudah biasa, bang."

"Kenal gua kan? Kalau belum, kenalin, gua Chanyeol. Gua sepupunya Donghae. Lu Jaehyun kan? Yang masih SMA itu?"

"Iya."

"Nanti temenin gua mau kan?"

"Kemana?"

"Dah, lu ijin dulu sama orang tua lu. Gak lama kok, gua juga gak bakal apa-apain lu."

"Oke,"

"Sip,"

Sebenarnya Jaehyun bingung. Ia tidak mengenal Chanyeol sebelumnya, tapi dengan ramahnya pria jangkung bertelinga Yoda itu duduk di depannya, memperkenalkan diri dan tiba-tiba mengajaknya pergi. Jaehyun tak ingin berpikiran yang aneh-aneh, ia hanya ingin bekerja dan mendapatkan gaji agar bisa membahagiakan keluarganya. Lagipula, selain Donghae dan Wendy, hanya Chanyeol yang berani mengajaknya bicara.

Mama HanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang