"Yolan" panggil Aisyah saat melihat Yolan yg sedang menyuapi Qila makan.
"Tante Aisyah" sahut Qila senang.
"Qila makan dulu, makan tuh gak boleh sambil teriak teriak" ucap Yolan memperingati anaknya itu.
Qila pun patuh. Dengan mandiri dia mengambil alih piring itu, lalu ia memakannya dengan lahap.
Aisyah yg melihat itu tersenyum. Aisyah menghampiri Yolan dan Qila. Setelah sampai di hadapan ibu dan anak itu, Aisyah mengelus kepala Qila gemas.
"Pinter banget sih anak Tante ini" ucap Aisyah gemas.
"Dia anak saya dan Yolan bukan anak kamu" sahut Arkan yang entah datang darimana.
Yolan menegur suaminya itu. "Gak boleh gitu ah mas, gak baik lho"
Aisyah mencibik kesal. Bibir nya sudah maju 5 km sangking kesalnya dia. "Engga sah, jangan tersinggung sama omongannya mas Arkan, dia bercanda kok. Yakan mas?" Ucap Yolan mengedipkan matanya pada Arkan.
"Gak" sahut Arkan datar.
"Kok gitu si" Yolan juga ikut kesal.
"Ya aku gak mau anak aku di aku-akuin sama bocah gadungan kayak Aisyah" jawab Arkan.
"Udah udah. Nanti kita buat ya sayang"
Aisyah mematung saat Ali memeluknya lagi tanpa aba-aba. Ali berbisik di telinga Aisyah, "sesuai rencana kita, bersikaplah seolah kita sudah kenal"
Aisyah pun terpaksa mengangguk. "Iya, nanti kita buat yah" ucap Aisyah pula mengikuti rencana Ali.
"4 kan?"
"Hah?!"
Aisyah terkejut saat Ali mengucapkan hal itu. 4 anak? Itu sama seperti yg Qila bilang. Aisyah menatap Qila yg masih fokus menghabiskan makanannya.
"Yakan sayang? Kita mau buat 4 anak" ulang Ali bertanya.
Aisyah mengangguk. "7 juga boleh kok" ucap Aisyah asal.
Bulu kuduk Aisyah seketika berdiri saat mengulang ucapnya tadi di kepala.
'satu aja gua blom tentu mau, lah ini 4? Apa tadi gua bilang 7? Ya Allah jangan sampe'
Arkan terkekeh. "Silahkan buat sebanyak yg kalian mau. Yg pasti selagi gak mengganggu keluarga saya, saya diam"
Aisyah kembali kesal. Jelas Arkan pasti tahu akting yg sedang Aisyah dan Ali mainkan.
"Oh iya sah, ngomong ngomong kenalin geh suami lu ke kita" ucap Yolan menggoda Aisyah.
Yolan kira Aisyah masih tidak tahu nama suaminya, sehingga Aisyah akan gelagapan. Tapi sayang ekspetasi Yolan tidak terkabul, dengan santai Aisyah memperkenalkan Ali.
"Oh iya gua lupa. Yolan, pak Jaksa, kenalin dia suami gua mulai sekarang. Namanya Ale." Ucap Aisyah yg masih santai.
Ali yg tadinya sudah tersenyum seketika merubah raut wajahnya menjadi datar.
Tak mau di permalukan lebih oleh istrinya itu, Ali segera memperkenalkan dirinya sendiri.
"Perkenalkan nama saya Muhammad Ali Rayyan Rizky" ucapnya sopan.
"Asiyah, nama suami Lo bagus bagus Ali malah lu ganti jadi Ale" ucap Yolan miris saat mendengar nama lengkap Ali.
"Iya gua tau, gua kan cuma kasih panggilan sayang gua ke dia. Mas Ale Ale Ale Ale Ale Alealealealealeale" ucap Aisyah di akhiri dengan dirinya yg berjoget sambil menyerukan nama Ali yg di pelesetkan jadi Ale.
Arkan, Yolan bahkan Ali pun tak percaya dengan kelakuan Aisyah itu. Bisa bisanya ada manusia modelan Aisyah.
"Bunda, mamam Qila sudah habis" Yolan pun mengalihkan perhatiannya kepada putri nya itu.
"Pinter banget sih anak bunda ini. Yaudah sekarang Qila minum dulu, nanti kita main sama Tante Aisyah yah?" Qila mengangguk antusias.
"Bisa kita bicara sebentar?" Ali beralih menatap Arkan, lalu mengangguk.
×××÷×××
"Apa benar hubungan kau dan Aisyah sudah sedekat itu?" Tanya Arkan.
Ali dan Arkan kini berada di taman belakang rumah Aisyah. Pagi itu cuacanya cukup terik dengan matahari yg tanpa malu malu menunjukkan dirinya.
Ali menggeleng. "Saya menikahi dia karena tuntutan umur. Saya tebak umur kamu sekitar 25, benar?" Arkan mengangguk.
"Sedangkan saya sudah 27. Saya memiliki seorang adik yg umurnya satu tahun di bawah istri kita" sebelumnya Ali memang sudah mencari tahu riwayat hidup Asiyah, sehingga ia juga tahu tentang Yolan.
"Ayah saya bilang umur saya sudah cukup matang untuk menikah, oleh sebab itu ayah saya merekomendasikan Aisyah yg notabene nya adalah anak dari kawan sepupunya" lanjut Ali lagi.
"Lalu apa alasan kamu menerima Aisyah?" Tanya Arkan menyerit bingung.
Ali mengangkat kedua bahunya. "Aku pikir dia gadis yg mudah di aja bekerjasama, mungkin di bisa membujuk orng tua saya untuk mengizinkan saya menikahi pacar saya"
"What?!"
×××÷×××
Mimpinya Qila beneran nih?
Lanjut?
KAMU SEDANG MEMBACA
Simbiosis Mutualisme
AcakAisyah, pelajar SMA yang harus nikah muda karena mulutnya yang suka ceplas-ceplos. Karena pernikahan yang tidak berdasarkan rasa cinta, Aisyah dan suami sama-sama di uji. Hingga hari dimana sang mertua memergoki Aisyah dan suami tidak tidur di kamar...