Jevano baru aja mendarat di Thailand, selanjutnya ia hanya menuju hotel dan bersiap siap untuk meeting.
"Hp lu getar tuh" ucap rendy selaku temen jevano yang merangkap sebagai sekretaris.
"Biarin aja" jawab jevano.
"Cewe lu spam chat tuh" rendy masih coba ngebujuk.
"Hmmm"
"Van lu kenapasi? Cuek banget perasaan sama cewe lu" tanya rendy.
"Gua juga cuek sama semua orang"
"Ya gua tau, tapi maksut gua gini loh.. itu kan cewe lu ya gausah dicuekin juga van" jelas rendy.
Jevano tidak berniat sedikit pun membalas perkataan rendy.
"Tau ga van? Cewe bisa bosen kalo lu sifat nya gini terus"
"Ya trus kenapa?" Jawab jevano santai.
"Ya bisa putus lah bego!" Rendy emosi.
"Dia sayang gua tuh, ga bakal juga fia ngomong putus"
"Ya sekarang sayang, gatau kedepannya. Kalo ada yang lebih baik dari lu gua yakin sih dia pasti ninggalin lu" rendy sebenernya udah gregetan banget sama vano.
"Ga ga bakal"
"Bukan ga bakal tapi belom" rendy ninggalin bos nya tersebut.
Jevano malah jadi kepikiran, omongan rendy ada benernya juga.
Jevano mengambil hp miliknya.
Claryn spam chat mulai dari nanya,
"Udah sampe?"
"Makannn by"
"Kamu baik baik aja kan?"
"By by!! Aku khawatir tau kamu udah sampe belom sih?!"
"Sayaaanggg"
Dan masih banyak lainnya.
Jevano memutuskan untuk menelfon pacarnya tersebut.
"Jevanoo!!!" Aryn udah heboh duluan.
"Aku udah sampe, aku juga udah makan" jelas jevano sebelum aryn mencecar beribu pertanyaan.
"Iyaiya, huhuhuuuu kangennn"
"Hmm"
"Byy jangan selingkuhhhh!!"
"Ga"
"Benerr ya?!"
"Heem"
"Awas kalo ketauan!"
"Mau nanya apa lagi sebelum aku tutup"
"Ga ada, cuma mau denger suara kamu"
"Ini udah kan"
"Iyaiya udah, jangan terlalu capek! Aku sayang kamu"
Dan saat itu juga jevano memutuskan sambungan telfonnya.
🍑🍑🍑🍑🍑🍑🍑
Daffa baru aja selesai bekerja dan bersiap untuk pergi makan siang.
Setelahnya daffa mengunjungi tempat makan yang biasa ia kunjungi untuk makan siang.
Didalam tempat tersebut ia melihat dua orang yang berargumen dengan keras.
"Heh mba kalo jalan liat liat!"
"Apansi! Yang nabrak tuh lu!"
"Jelas jelas lu jalannya ga bener!"
"Lu yang jalan sambil main hp! Jadi nabrak gua!"
Daffa yang kenal dengan suara tersebut langsung mendekat.
"Vanya?"
Vanya menoleh ke arah sumber suara. Tapi melanjutkan argumennya dan tidak memperdulikan daffa.
"Hhhh cewe ribet" daffa melerai pertikaian kedua wanita tersebut.
"Mba maaf kalo emang dia salah nih ganti ruginya" daffa memberikan dua lembar uang dan langung menarik vanya keluar.
"Ah ka! Orang gua ga salah! Dia yang salah!" Vanya masih emosi.
"Yaudah gausah ribut lagi"
"Kaaaaak! Ah tau ngeselin!"
"Masuk" daffa membuka pintu mobilnya.
"Apa?!"
"Ganti baju kamu basah, pake hoodie di dashboard saya"
"Ogah! Nanti di intip sama kaka!"
"Saya di luar!"
"Ya kan bisa aja ngintip!"
"Saya ga akan ngintip kamu! Gausah geer sana cepet!"
"Oh iya lupa kaka kan belok" vanya langsung masuk dan mengganti baju nya.
Daffa kesal sebenernya tapi dia juga gamau ribut.
"Udah!" Vanya keluar dengan hoodie yang daffa miliki.
"Hmm"
"Hmm hmm mulu lu ka!"
"Kenapasih?!"
"Jangan galak galak kak kan jadi sayang"
Daffa melihat vanya dengan wajah menjijikan.
"Bangsat lu ka!" Vanya masuk lagi kedalam tempat makan tersebut.
Yang disusul oleh daffa tentunya.
"Ngapain ikut ikut gua?!"
" Ya saya mau makan lah!" Daffa langsung duduk.
"Hhhhh! Dasar belok! Ngeselin!" Dumel vanya.
"Vanya saya ga belok dan saya ga ngeselin. Tapi kamu yang mancing emosi saya" ucap daffa yang langsung memesan makan.
•
•
•
•
•
•
•
•Rendy Pangestu