Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sumber gambar: https://www.google.co.id/amp/s/m.klikdokter.com/amp/3616550/ini-yang-terjadi-pada-tubuh-saat-anda-marah
Hayo, sudah nggak asing lagi kan dengar kata "marah"? Bahkan kayaknya mustahil deh kalau manusia enggak pernah marah.
Marah (angry) adalah emosi yang wajar, tetapi bisa berimbas negatif pada tubuh. Marah memiliki spektrum yang berbeda, mulai dari frustasi ringan, kesal, hingga marah yang meledak-ledak. Tidak hanya mempengaruhi emosi, tetapi marah juga akan mempengaruhi otak.
Dolf Zillman ahli psikologi di University of Alabama menemukan bahwa pemicu amarah adalah perasaan terancam akan bahaya. Ancaman tersebut dapat dipicu bukan saja oleh ancaman fisik langsung melainkan juga oleh ancaman simbolis seperti berkaitan dengan harga diri, diperlakukan tidak adil, dicaci-maki atau diremehkan. Bagian otak yang akan merespons terlebih dahulu saat seseorang marah adalah amigdala. Ancaman-ancaman itulah yang menjadi pemicu awal bagi amigdala untuk membangkitkan energi, yang lonjakan energinya memberikan alarm tubuh untuk bertempur atau kabur (fight or flight). Amigdala juga merespons emosi dan insting yang berkaitan dengan rasa takut, stres, dan perasaan terancam.
Ketika seseorang merasa marah, darah akan langsung mengalir ke frontal cortex dan mengurangi kemampuan berpikir secara rasional pada seseorang. Hasilnya bisa menguntungkan, tetapi juga bisa merugikan. Oleh karena itu, ketika merasa marah, banyak orang yang bertindak tidak rasional dan akhirnya menyesal.
Selama ini kita kerap berpendapat bahwa rasionalitas dan emosionalitas adalah dua hal yang bertolak belakang. Begitu juga dalam proses pengambilan keputusan. Anggapan bahwa pengambilan keputusan yang rasional tidak disertai oleh proses emosi adalah hal yang kurang tepat. Karena sesungguhnya, pengambilan keputusan kita tidaklah benar-benar seratus persen rasional dan hanya mengandalkan logika saja. Emosi adalah hal penting dalam proses memilih dan mengambil keputusan.
Jadi, jika marah, sebaiknya hitung dari satu sampai sepuluh sebelum bertindak, karena kemampuan otak untuk berpikir rasional sedang tidak optimal.
🔍Yang Terjadi Pada Tubuh Ketika Marah🔍
🔍 Otak Kita harus tahu bahwa saat marah, bukan darah saja yang terasa mendidih, melainkan aliran darah juga bisa menggumpal.
Menurut sebuah penelitian dari Harvard School of Public Health, risiko stroke iskemik yang disebabkan menggumpalnya aliran darah meningkat tiga kali lipat, dua jam selesai kita marah. Sama halnya dengan stroke hemoragik yang disebabkan oleh kebocoran pembuluh darah.
🔍 Jantung Untuk mengantisipasi perkelahian fisik, jantung memompa darah ke otot agar memberikan energi dan kekuatan. Tekanan darah dan denyut jantung juga akan naik dengan signifikan. Jika tidak dikontrol, akan lebih mudah terkena risiko serangan jantung.
Sebuah studi yang dimuat dalam European Heart Journal mengatakan hal serupa bahwa seseorang yang kehilangan kontrol emosi bisa 8,5 kali lebih berisiko serangan jantung dua jam setelah ledakan marah.
Studi lain dari University of California di Barkeley mengatakan bahwa mereka yang menghadapi konflik dengan marah lebih berisiko terkena tekanan darah tinggi, nyeri dada, dan masalah kardiovaskular lainnya.
National Eczema Association mengatakan bahwa kemerahan pada kulit yang kerap muncul saat seseorang sedang marah dapat membuat masalah dermatitis atopik kambuh.
🔍 Punggung Emosi marah yang pasif atau tertahan bisa menyebabkan sakit di bagian belakang tubuh, tepatnya bagian tulang belakang. Sebuah studi dalam jurnal Emotions menyebutkan bahwa berpaling atau menghindar dari masalah tetapi tetap memendam marah akan meningkatkan risiko nyeri punggung, kaku otot, dan keram pada bagian leher dan sendi.
🔍 Paru-paru Walaupun bukan perokok, paru-paru akan tetap terancam jika seseorang sering marah. Penelitian dari Harvard University menunjukkan bahwa fungsi paru-paru menurun saat sedang marah karena ada pembengkakan pada saluran pernapasan. Hal yang sama juga dapat terjadi jika seseorang menyimpan rasa dengki.
Selain reaksi tubuh di atas, efek kemarahan akan menyebabkan kelenjar adrenal untuk memproduksi hormon adrenalin dan hormon stres, yaitu cortisol. Kemudian darah yang biasanya mengalir ke perut dan usus akan berubah arah ke otot dan menyiapkan tubuh untuk bertarung. Karena itu, adakalanya seseorang bisa melakukan hal yang di luar kemampuan fisiknya ketika marah, seperti dilansir oleh Daly Health Post (08/09).
Saat marah, tekanan darah juga akan meningkat, suhu tubuh meningkat, kecepatan napas dan detak jantung juga meningkat, tubuh bergetar, serta pupil akan melebar. Ini semua yang terjadi pada tubuh ketika marah dalam satu waktu.
Jadi, jangan mengira kalau kemarahan hanya akan mempengaruhi orang-orang di sekitar. Kemarahan justru merusak kesehatan orang itu sendiri lebih parah dibandingkan bagi orang-orang di sekitarnya.
Sumber artikel: https://www.google.co.id/amp/s/amp.kompas.com/lifestyle/read/2016/09/29/123500923/ini.yang.terjadi.pada.tubuh.saat.marah