🔍Mengenal Authoritative Parenting, Yuk!🔍

48 14 10
                                    

🔍Authoritative Parenting🔍

Sumber gambar: https://everydaylivingpnw

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sumber gambar: https://everydaylivingpnw.com/effective-parenting-styles-and-authoritative-parenting/

Masa menjadi orang tua adalah tahapan yang alamiah dalam kehidupan seseorang. Orang bisa menjadi orang tua dengan meniru cara mengasuh anak dari orang tua mereka sebelumnya. Dalam mengasuh anak, sangat diperlukan pengetahuan bagaimana cara mendidik anak yang baik dan bagaimana mengaplikasikannya di dalam kehidupan berkeluarga, atau disebut parenting (Defrain, Olson, dan Skogrand, 2011).

Menurut kamus istilah psikologi sebagaimana tercantum dalam buku The Cambridge Dictionary of Psychology, parenting adalah segala tindakan yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak-anak dalam rangka melindungi, merawat, mengajari, mendisiplinkan dan memberi panduan.

Dengan pengertian yang demikian, maka istilah dalam bahasa Indonesia yang paling sesuai adalah pengasuhan anak. Tugas orang tua bukan sekadar melahirkan dan membesarkan anak saja atau menjalani kewajiban menjadi orang tua bagi anak-anak mereka, akan tetapi juga melakukan serangkaian keputusan dalam sosialisasi kepada anaknya.

Menurut Lestari (2012), tujuan universal mengasuh anak adalah:
1. Menjamin kesehatan dan keselamatan fisik anak.
2. Mengembangkan kapasitas perilaku untuk menjaga diri dalam perkembangan ekonomis.
3. Pemenuhan kapasitas perilaku untuk memaksimalkan nilai-nilai budaya.

Menurut Defrai, Olson dan Skogrand (2011) terdapat lima jenis gaya pola asuh yang juga dihasilkan dari kombinasi dari dua aspek penting yaitu kontrol orang tua (intensitas orang tua dalam mendisiplinkan anak) dan dukungan orang tua (intensitas kepedulian, kedekatan dan kasih sayang orang tua kepada anak), salah satu di antaranya yang akan dibahas di sini yaitu authoritative parenting (di artikel aslinya menyebutkan democratic style. Namun, sebenarnya authoritative dan democratic itu satu gaya asuh, hanya sebutannya saja yang berbeda).

Democratic style atau authoritative parenting adalah gaya asuh di mana orang tua memiliki peraturan dan harapan yang jelas dengan diskusi dari keduanya. Dalam gaya ini terdapat keseimbangan antara kontrol dan dukungan orang tua. Gaya ini juga akan membentuk anak dengan emosional yang sehat dan mendapatkan kebahagiaan dalam kehidupan. Anak akan cenderung mandiri dan ceria.

Sedangkan menurut Lestari (2012), terdapat empat gaya pengasuhan yang diperoleh jika dilihat dari aspek ketanggapan (penerimaan) dan kontrol (tuntutan). Salah satunya yang akan dibahas di sini yaitu pola asuh otoritatif.

Pola asuh otoritatif yaitu pola asuh di mana orang tua akan memberikan tuntutan yang masuk akal karena terdapat penjelasan terhadap maksud dari aturan-aturan yang diberlakukan. Terdapat juga penguatan yang konsisten disertai dengan kepekaan dan penerimaan terhadap anak. Orang tua akan cenderung mendorong anak mematuhi aturan dengan kesadaran diri. Sehingga orang tua akan menghargai anak dan kualitas kepribadian yang dimiliki sebagai keunikan pribadi.

Berdasarkan model pengasuhan tersebut dapat diasumsikan bahwa ketika anak dengan pola asuh otoritatif akan cenderung periang, memiliki rasa tanggung jawab sosial, percaya diri, memiliki orientasi prestasi dan lebih kooperatif.

Pola asuh ini merupakan pola asuh yang paling baik di mana orang tua bersikap friendly dan anak bebas mengemukakan pendapatnya. Meskipun cenderung mendukung sang anak, orang tua yang menggunakan gaya asuh ini tetap menerapkan batasan-batasan.

Para orang tua yang mengasuh anak dengan gaya ini akan menuntut anaknya untuk mandiri. Dengan sikap orang tua yang hangat dan bersahabat, mau mendengarkan keluhan serta mau memberi masukan, anak akan berpikir bahwa orang tua menyayangi mereka.

Beda halnya dengan gaya asuh otoriter yang cenderung mengekang anak, gaya asuh otoritatif ini akan memberi kebebasan pada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan asalkan tidak melebihi batasan yang telah ditetapkan. Sebagai contoh, si anak harus mengajari adiknya setiap sepulang sekolah, tetapi hari ini ia tidak bisa melakukan hal tersebut karena ada tugas kelompok yang harus dikerjakan di sekolah (sebelum pulang). Nah, pada pola asuh otoriter, sang anak akan dihukum jika melanggar. Biasanya orang tua tidak mau mendengar alasan apa pun. Sedangkan pola asuh otoritatif ini, orang tua akan bertanya dulu, jika alasannya masuk akal, orang tua akan memaafkan.

Namun, jika sang anak dengan sengaja melanggar batasan yang telah mereka sepakati bersama, orang tua boleh menghukum sang anak. Menurut Vera Itabiliana, psikolog anak, seperti dikutip dari Suara Merdeka. Meski terkesan membebaskan, tetapi tetap ada batasan-batasan yang harus diberikan kepada anak, sehingga anak mengetahui tentang konsekuensi.

Sebenarnya, orang tua dengan gaya asuh ini mempunyai harapan kepada anaknya agar begini dan begitu, tetapi orang tua dengan gaya asuh ini tidak memaksa agar sang anak harus menuruti kemauannya. Sebagai contoh, A (orang tua) dulunya ingin menjadi dokter tetapi tidak kesampaian, lantas ia memiliki cita-cita jika punya anak, anaknya harus jadi dokter. Namun, setelah dewasa, ternyata anaknya ingin menjadi polisi. Nah, pada gaya asuh ini, orang tua akan mengurungkan cita-citanya (menjadikan anaknya sebagai dokter) dan akan mendukung anaknya yang ingin menjadi polisi.

Dengan menggunakan pola asuh ini, orang tua dapat meningkatkan rasa percaya diri sang anak, menjadikan anaknya sebagai pribadi yang bertanggung jawab, serta memicu keberanian.

Anak yang dibesarkan dengan gaya asuh ini biasanya juga mampu mengatasi stresnya dengan baik; mampu mengendalikan diri; dan menjadi pribadi yang mandiri, berprestasi, ceria, bahagia, bersemangat, adaptif, kreatif, serta lincah bersosial.

Sumber artikel:
http://zulfaalfaruqy.blogspot.com/2016/01/psikologi-keluarga-parenting-pengasuhan.html?m=1

https://www.klikdokter.com/rubrik/read/2700029/4-gaya-pengasuhan-anak-yang-wajib-diketahui

https://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20191021200141-284-441607/4-jenis-pola-asuh-dan-dampaknya-pada-anak

https://beritagar.id/artikel/gaya-hidup/5-tipe-pengasuhan-orang-tua

https://kumparan.com/kumparanmom/4-tipe-pola-asuh-yang-mungkin-perlu-anda-ketahui

https://kumparan.com/infopbun/yuk-mengenal-5-pola-asuh-pada-anak-1suVfh9jzEJ

https://sarahbook.store/4-jenis-parenting-menurut-teori-psikologi/

https://id.theasianparent.com/berbagai-istilah-pola-asuh-anak-dan-parenting

https://www.halodoc.com/agar-tak-salah-didik-ketahui-4-tipe-parenting-ini

http://parent.binus.ac.id/2018/08/pola-asuh-orangtua-dan-pengaruhnya-pada-anak/

🔍🔍🔍

Topik riset keempat yang berhasil ditulis yaitu gaya pengasuhan/parenting (nomor 2).

Risalah Pejuang (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang