Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sumber gambar: https://www.myweekendkitchen.in/mutton-nihari/
Nihari adalah semur dari anak benua India dengan bahan dasar tepung dan daging (biasanya ditambahkan pula sumsum tulang) yang dimasak selama empat jam.
Daging yang biasa digunakan untuk membuat nihari yaitu daging kambing, terutama bagian betisnya. Walau begitu, sebenarnya nihari juga bisa dibuat dengan ayam, domba, atau sapi.
Menurut banyak sumber, nihari berasal dari Hyderabad atau Old Delhi pada akhir abad kedelapan belas selama pergolakan terakhir Kekaisaran Mughal atau di dapur Kerajaan Awadh di Lucknow Modern, Uttar Pradesh, India.
Nihari dikembangkan dengan masakan keseluruhan umat Islam di anak benua India. Nihari yang dikenal karena kepedasan dan kelezatannya sangat populer di beberapa bagian Bangladesh, khususnya Dhaka dan Chittagong.
Secara tradisional, nihari dimasak malam hari dan baru disajikan kepada Raja Mughal di Delhi untuk sarapan setelah salat subuh. Namun, karena memasaknya lama, nihari sebagian besar disajikan saat acara khusus seperti makan malam Idulfitri dan perayaan lainnya.
Setelah penciptaan Pakistan pada tahun 1947, banyak muslim berbahasa Urdu dari India Utara bermigrasi ke Karachi dan Dhaka, lalu mendirikan restoran. Sekarang nihari tersedia di restoran Pakistan di seluruh dunia.
Di beberapa restoran, beberapa kilo dari sisa hari nihari ditambahkan ke panci hari berikutnya. Bagian nihari yang digunakan kembali ini disebut taar dan diyakini memberikan rasa yang unik.
🔍 Halwa Poori 🔍
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sumber gambar: https://www.tasteatlas.com/halwa-poori/comments
Halwa poori berasal dari daerah utara anak benua India, terutama di Uttar Pradesh. Hidangan ini terdiri dari roti poori dengan chana masala, bersama dengan halwa.
Halwa poori menjadi populer dalam masakan Pakistan, India, dan Bangladesh. Hidangan ini juga populer di wilayah Terai di dataran rendah Nepal, terutama di komunitas Madheshi.
