6

887 97 13
                                    

Jaemin sedang menunggu Lia di parkiran, niatnya Jaemin akan mengantarkan Lia pulang. Sambil menunggu Jaemin membuka aplikasi insta9ram, melihat-lihat foto atau video teman-temannya yang muncul diberanda.

"Nana! maaf aku lama ya?"

"Engga kok, jadi langsung pulang atau makan dulu?"

"Makan dulu yuk? aku laper banget..."

"Hahaha ayo kita makan dulu, tempat biasa kan?"

"Iyaaa."

Jaemin menyerahkan helm khusus untuk Lia, setelah mereka menaiki motor kemudian keduanya meninggalkan perkarangan sekolah menuju tempat makan yang biasa mereka kunjungi.

Tidak memerlukan waktu lama, sesampainya mereka langsung memesan dan mengambil duduk di pojok dekat jendela.

Mereka makan dalam hening, sebagai kebiasaan mereka ketika makan tidak ada yang berbicara.

Setelah selesai mereka isi dengan obrolan-obrolan kecil, banyak sekali yang mereka bahas terutama Lia yang memang merindukan pacarnya ini.

Asik bertukar canda tawa, tiba-tiba saja ponsel Jaemin berbunyi menandakan satu pesan masuk. Lantas Jaemin langsung membuka pesan tersebut.

From : Mama

Jaemin, jangan lupa kita ada makan malam bersama papa dirumah.

Jaemin mendengus kesal namun tidak membuat Lia sadar karena dirinya sedang fokus dengan game diponselnya.

"Li, ayo pulang." ajak Jaemin.

Lia mengangguk, setelah membayar keduanya meninggalkan rumah makan tersebut.

.
.
.

Jaemin sampai dirumah ketika jam sudah menunjukan hampir jam makan malam, rumahnya terlihat sedikit ramai dari biasanya. Para maid sibuk mempersiapkan makan malam.

Jaemin mendecih, kenapa harus semeriah ini padahal makan malam ini hanya untuk tiga orang.

"Jaemin?" panggil wanita yang biasa Jaemin sebut Mama.

"Ya?" jawab Jaemin seadanya.

"Kamu baru pulang?"

"Hmm."

"Kalo gitu kamu bersih-bersih ya, mama tunggu di meja makan."

Tanpa ada niatan untuk menjawab Jaemin melengos meninggalkan Mamanya. Mama Na hanya bisa pasrah dengan kelakuan Jaemin beberapa tahun ini.

.
.
.

Jaemin bukan tipe cowok yang mandi sampai berjam-jam, tapi karena dirinya malas dengan makan malam hari ini.

Jaemin terbiasa makan malam sendiri tapi terkadang Jaemin meminta maid-maidnya untuk menemaninya makan di meja yang sama.

tok tok tok

Pintu kamar Jaemin diketuk, dilihatnya jam dinding yang sudah menunjukan pukul hampir delapan malam yang berarti sudah satu jam Jaemin dikamar tanpa ada niat turun ke bawah.

Pasti maidnya yang datang memberitahu untuk segera makan malam.

clek

"Maaf tuan muda, tuan muda Jaemin sudah ditunggu oleh nyonya besar di ruang makan." ucap bibi Hana, salah satu maid yang paling lama bekerja di keluarga Na.

"Iya bi, sebentar lagi Jaemin ke bawah."

"Baik tuan, saya permisi."

Tak lama bi Hana pergi, Jaemin turun tangga menuju ruang makan. Disana terlihat sepasang suami istri oh atau mungkin sepasang mantan suami istri?

Mama Na menyambut anaknya dengan senang bahkan menawari semua makanan yang tersaji kepada Jaemin namun ditolak mentah-mentah.

Makan malam dimulai, jujur Jaemin tidak suka dengan situasi seperti ini. Lebih baik ia makan dipinggir jalan dari pada harus makan dengan orang-orang yang sama sekali tak ingin ia temui.

Jaemin makan dengan buru-buru, ia ingin cepat kembali ke kamarnya dan langsung istirahat namun niatnya hanya khayalan belaka ketika laki-laki yang paling tua mengintrupsi.

"Gimana sekolah kamu?"

Namun tak ada respon.

"Kamu gak nakal kan disekolah? Papa gak mau ada surat panggilan lagi di meja kerja papa."

Lagi-lagi tak ada respon dari Jaemin, dirinya sibuk menatap piring dan sendok bekas ia pakai tadi.

"Yak! Lee Jaemin!"

Jaemin mendengus keras.

"Lee Jaemin? siapa dia? nama saya Na Jaemin dan gak akan pernah berubah. Lagian sejak kapan anda peduli dengan hidup saya? gak usah sok peduli, saya gak butuh hal itu. Lebih baik anda peduli dengan keluarga baru anda, udah punya keluarga baru kok masih aja numpang makan disini? udah jatuh miskin heh?" setelah mengucapkan kalimat tajam tersebut Jaemin meninggalkan ruang makan tanpa memperdulikan teriakan marah papanya. Bahkan mamanya pun hanya diam, bingung harus bereaksi seperti apa.

Dikamar Jaemin langsung menuju balkon, mengeluarkan rokok yang memang Jaemin stok disaat ia membutuhkan seperti ini.

Duduk bersandar di sofa sambil sesekali mengepulkan asap rokoknya.

"Jaemin, Jaemin, gini amat nasib lo haha." monolog Jaemin

***

aku minta vommentnya dongggg

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(2) Ungezogen; Jaemin x LiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang