Dissapear.

6. Six

Semangatin aku biar rajin up please (╥﹏╥)

____________________________________________________________________________

"Kita pergi?" Tanyaku yang juga sebagai ajakan.

"Hmm."

Setelah itu aku berjalan mendahului Galen.
Merasa tidak ada pergerakan, aku menoleh ke belakang untuk melihat apa yang dilakukan Galen.
Dia tidak bergerak seinci pun.
Kedua tangannya tersilang didepan dada dengan salah satu tangannya memegang sapu.

"Tempat Gicho lumayan jauh jika kau lupa." Ucap Galen mengingatkan.

Spontan aku menepuk jidat menyalahkan diri.

Bodoh.

Pelupa.

"Lalu bagaimana kita akan kesana?"

Galen hanya melirik sapu ditangannya seolah memberikan jawaban atas pertanyaanku.

"Kau gila? Aku bahkan belum tau cara kerjanya. Bagaimana aku menaikinya?"

"Siapa yang menyuruhmu menaiki sapu sendiri?" Tanya Galen sarkas.

Mataku berkedip, otakku masih berusaha mencerna perkataannya.
Sekarang dia menaiki sapunya dan melihat kearahku lalu beralih ke belakangnya mengisyaratkanku untuk naik di belakangnya.

Dia gila?!

Yakali aku membonceng dia lagi?

"Lebih baik kita berjalan kaki saja. Aku juga sudah tidak lelah lagi hehe." Ucapku kikuk.

Bukannya bagaimana, tapi jujur Galen adalah laki-laki pertama yang memboncengkan aku, dan aku masih merasa risih dengan hal itu.
Bukan karena hal lain oghey?

"Dan sampai disana malam hari?" Tanyanya.

Aku masih tak bisa memutuskan hingga..

"Kau mau Gicho menunggu lama?"

Pertanyaannya berhasil membuatku membuang nafas kesal, sepertinya aku memang harus mengalah.

"Baiklah, baiklah. Aku ikut denganmu."

***

Sesampainya di ruangan Gicho, aku diarahkan untuk ke tengah ruangan yang sepertinya sudah dipersiapkan sebelumnya untuk ritual ini.

Terdapat baskom emas yang terisi cairan berwarna hitam legam. Jangan tanya itu apa. Aku juga tidak tau (´︵;')

"Senang bertemu denganmu lagi Feretta." Sambut Gicho ramah.

"Senang bertemu denganmu juga eh-mhh G-Gicho." Jawabku canggung.

"Santai saja Fe, bisa kita mulai ritual kita?" Tanya Gicho sabar.

"Um, bisa." Jawabku sekenanya.

"Baiklah kau bisa meneteskan darahmu di atas waskom itu." Kata Gicho sambil menunjuk ke arah baskom yang kumaksud tadi.

Aku mengangguk singkat.

Ehh tunggu, sepertinya ada yang salah?