•••
Manhattan, New York
Bising kota Manhattan tidak pernah mati bahkan saat fajar baru saja menyingsing. Namun kebisingan itu meredam dari lantai 27 gedung apartemen The Aldyn.
Di dalam unit apartemen nomor 286, Sasuke masih terlelap. Tubuhnya yang telanjang tertutupi selimut tebal. Meski alarm sudah berbunyi selama dua menit, pria itu tetap bergeming di dalam selimutnya.
Sampai akhirnya suara itu membuatnya terusik. Dengan keadaan setengah sadar, ia mencoba meraih alarm sialan itu di atas nakas, dan mematikannya dengan sedikit kasar.
"Kau tahu, aku cukup terganggu dengan suaranya, Babe. Mandiku jadi tidak tenang."
Sasuke mulai tersadar, dia baru ingat kalau kekasihnya menginap. Lantas, ia memaksa membuka matanya.
"Good Morning, Mr. Sleepyhead."
Sasuke melihat Vivian—kekasih cantiknya duduk di sisi ranjang dengan hanya berbalut handuk dan tersenyum padanya.
"Good Morning, Miss," balasnya dengan suara serak.
"Kau benar-benar tidak dengar alarm-mu berbunyi berkali-kali? Dasar kebiasaan!" Vivian menggerutu.
"Yah, mau bagaimana lagi? Aku punya malam panjang dengan seorang wanita buas yang menerkamku berkali-kali," goda Sasuke.
"No, no. Bukan aku yang buas, tapi kau yang teransang padaku, remember?"
Sasuke duduk lalu menarik pinggang ramping Vivian dan memeluknya mesra. Dia menghirup aroma kesegaran bunga di leher serta bahu wanita berdarah Italia-Amerika itu.
Pria itu mencium dan menghisap leher Vivian dengan kuat. Sementara Vivian memejamkan matanya menikmati sensasi geli dan basah yang diciptakan lidah Sasuke.
"It's still morning, Babe," ujar Vivian. Napasnya mulai memberat.
"And you already know why we call it morning sex."
Jilatan Sasuke kemudian pindah ke dagu Vivian lalu meraup bibirnya. Dia mencumbunya dengan kasar dan tidak sabar. Vivian yang terlena pun mulai terpancing nafsu saat membalas ciuman kekasihnya.
Udara sejuk yang berembus dari pendingin ruangan berganti menjadi panas dan sensual. Sasuke melepaskan lilitan handuk Vivian dan meremas dadanya dengan gemas. Sementara tangan satunya lagi bergerliya di sekitaran pinggul sampai pahanya. Pria itu sengaja berlama-lama di sana. Ia ingin menggoda Vivian sampai wanita itu memohon agar tangan kekarnya menjamah intinya.
"Oh Babe." Vivian mulai mendesah. "How dare you."
Sasuke kembali mencumbu bibir Vivian. Namun, tiba-tiba ia tidak sengaja melirik ke arah nakasnya dan menyadari bahwa bingkai foto di sana tergeletak dengan posisi terbalik seolah sengaja ditutup.
Lantas Sasuke segera menghentikan ciumannya lalu bergerak dan meraih bingkai foto miliknya.
"Kenapa kau menutupnya lagi?" tanyanya. Padahal ini bukan pertama kalinya Vivian melakukannya. Dan Sasuke tetap kurang menyukainya.
"Aku sudah bilang aku tidak suka foto itu. Kalau kau tidak ingin aku melakukannya lagi, kenapa kau masih memajangnya di sana?" katanya seraya memakai kembali handuknya.
"Ini berharga untukku, Vivian. Aku tidak masalah kau tidak menyukai apa pun yang ada di apartemenku. Tapi jangan foto ini."
Vivian berdecak. Dia mulai kesal. Selama dua tahun berkencan dengan Sasuke, mereka mungkin beberapa kali berdebat. Tapi anehnya, hanya foto inilah yang paling sering membuat mereka bertengkar.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS
Fanfiction[POSTPONED] "I'm not your friend. I am your man!" Sasuke dan Hinata sudah berteman lama. Ketika kasih sayang dan perasaan rindu yang menumpuk, menumbuhkan benih-benih cinta di antara mereka. Sekelompok pemuda bermaksud untuk berlibur bersama di Pula...