Pagi ini seperti biasa taehyung siap-siap untuk berangkat kerja ia sedang memilih dasi yang akan ia pakai. Lalu ia memilik dasi hitam bergaris-garis putih.
"Jangan sok perduli, urusi saja dirimu sendiri."
Awalnya jisoo ingin membantu taehyung yang kesusahan memakaikan dasi. Namun yang ia dapat malah ditepis, bahkan tangannya belum sampai memegang dasi tersebut.
"Biarkan aku membantumu lagi seperti dulu." jisoo memandang wajah taehyung dari cermin. "Aku masih istrimu. Istri sah-mu."tekan jisoo.
Jisoo mencoba menahan air matanya yang bahkan jika ia berkedip akan turun di pipi tirusnya.
Taehyung memandang wajah istrinya dengan dingin. Hanya sebentar lalu ia pokus kembali dengan dasinya.
Karena geram melihat taehyung yang belum selesai juga. Lantas jisoo membalikkan pundak taehyung dan tanpa permisi ia memakaikan dasi tersebut.
Taehyung hanya diam karena keterkejutannya. Sebenarnya dia ingin meminta bantuan hanya saja egonya terlalu tinggi. Ia juga ingin menatap jisoo secara terang-terangan tapi itu hanya dalam hatinya.
"Tolong kabari aku jika pulang telat. Jangan lupa minum obatnya" setelah dia selesai memakaikan dasi untuk suaminya.
Taehyung hanya berdehem.
§°§•§°§•§°§
Jisoo selesai dengan merajutnya. Dia sudah banyak menyelesaikan banyak pakaian bayi yang dia buat untuk anaknya nanti.
Jisoo memandang perutnya dan mengelusnya dengan lembut dengan penuh kasih sayang.
"Appamu tidak membencimu hanya butuh waktu untuk dia menerima ini semua" ucap jisoo.
Entah kenapa setiap dia berbicara dengan bayi dalam perutnya dia selalu merasa sedih. Mengingat sikap taehyung padanya. Entah sampai kapan mereka akan seperti ini terus. Jisoo merundukan taehyungnya yang dulu yang lembut dan tak pernah memandangnya dengan tajam. Tanpa sadar ia menangis.
"Ah.. Maafkan eomma jadi menangis" dengan cepat dia menghapus air matanya.
Jisoo menyimpan rajutnnya dan turun kebawah. Tiba-tiba saja dia menginginkan buah Apel. Mungkin keinginan anak dalam perutnya juga.
Dan beruntungnya ia berpapasan dengan Bibi Nam dan langsung memintanya dan menyuruh mengantarnya ke ruang tamu.
Jisoo menonton televisi ditemani sepiring apel. Dia tidak sendirian ada banyak maid dirumah besar nan indah ini. Tapi sekarang jisoo tak mendapatkan kebahagian yang dulu dia rasakan dirumah ini. Tapi Ia selalu merasa sendirian juga kesepian.
"Ah~ tak ada yang seru" jisoo mematikan TV nya dan pergi ketaman belakang.
Jisoo melangkah dengan perlahan sambil mengusap perutnya."Nyonya ada yang bisa saya bantu" ucap Jeon Ji pengurus taman dirumah ini,Bertanya saat melihat jisoo.
"Tak ada hanya ingin kesini saja sudah lama rasanya tak kesini" jawab jisoo ramah. Jisoo terkenal dengan sikap ramahnya itulah yang membuat taehyung terpikat.
"Jeon Ji kemarilah" Jeon Ji lelaki tampan. Umurnya masih muda. Tapi dia putus sekolah dan berakhir bekerja di rumah jisoo.
"Duduklah disini" jisoo menepuk kursi panjang disebelahnya. Dengan tak enak Jeon Ji duduk disebelah majikannya.
"Aku butuh teman bicara. Wendy sedang membersihkan rumah jadi aku ingin kau mendengarkan ceritaku tak apa kan?" tanya jisoo.
"Tak apa nyonya aku tak berhak melarang" jawab Jeon Ji dengan tersenyum.
"Panggil aku jisoo saja umur kita tak beda jauhkan?" Jeon Ji mengangguk dan mengiyakan untuk memanggil majikannya tanpa embel-embel 'Nyonya'.
Jisoo mulai bercerita tentang masa mudanya dimana pertama kali dia bertemu taehyung, masa pacaran dan pernikahannya. Sesekali Jeon Ji melempar candaan dia sudah tak canggung lagi. Mereka tertawa bahagia dikursi taman. Begitu juga dengan Jeon Ji dia mencerirakan masa sekolah dulu.
"Aku mencintaimu"
Seorang maid mendengar perkataan Jeon Ji saat dia akan menyiram tanaman. Tentu ia terkejut Bahkan diam-diam ia merekamnya dan mempoto mereka.
Cekrek
Cekrek
Maid tersebut mengirim poto dan video yang barusan dia ambil kepada taehyung.
Sebenarnya maid tersebut iri pada jisoo. Karena Jeon Ji pujaan hatinya. Tapi yang dia lihat Jeon Ji tertawa bahagia dengan majikannya. Dia tak terima, Hatinya panas.
"Sekarang berbahagialah karena sebentar lagi kau akan menangis"
Lalu setelahnya dia pergi dengan senyuman liciknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please! Don't Go
Short StoryKesalahpahaman yang menghancurkan rumah tangga mereka. Menjadikan mereka semakin menjauh dan sulit untuk seperti semula. Kurangnya bukti membuat taehyung meragukan anak yang dikandung jisoo. Seberapa keras pun jisoo menjelaskan nyatanya taehyung tet...