Mimpi buruk

594 48 0
                                    

Biasakan mem-vote sebelum membaca ya. Caranya simple, tinggal klik bintang di pojok kiri bawah, selesai deh. Hal mudah yang sangat berarti buat author dan bisa jadi imboost semangat buat nerusin chapter selanjutnya. Terima kasih sebelumnya. Hatur nuhun

"Akulah yang akan selalu memelukmu kapanpun kau jatuh. Hanya aku saja yang mampu melakukannya. Karena aku adalah......"

Sheryl mengerjapkan mata. Peluh membanjiri tubuhnya. Badannya bergetar hebat. Mimpi itu. Datang lagi. Mimpi yang sama.  Entah siapa yang mengatakannya. Wajah laki-laki itu tak tampak jelas di mimpinya. Hati Sheryl selalu terasa sesak setiap kali bermimpi hal itu. Jelas itu adalah mimpi indah, tapi Sheryl selalu merasa sepertinya itu adalah mimpi yang buruk sekali. Kalimat itu, terus terngiang di dalam benaknya. Entah itu hanyalah sepenggal bait film yang pernah di tontonnya atau khayalannya semata. Tapi mimpi itu terasa nyata. Sangat nyata.

Sheryl bangkit dari tempat tidurnya, berjalan ke arah meja di dekat jendela besar kamarnya untuk menuangkan air di gelas. Dulu, dia pasti akan menyalakan rokok dan menghisapnya hingga 3 batang ketika mimpi itu datang. Dulu, dia akan segera berganti baju dan pergi dugem bersama teman-temannya jika dia butuh teman untuk menikmati rokok dan menghabiskan malam agar tak bermimpi hal itu kembali. Tapi sekarang, dia terlalu lelah untuk kembali ke dunia malam. Pekerjaannya membutuhkan keadaan Sheryl yang 'fit'. Sewaktu-waktu sheryl bisa saja dipanggil untuk menyelamatkan nyawa 2 orang sekaligus, nyawa bayi dan ibunya. Dan tentunya semua itu tidak bisa dilakukan Sheryl dalam keadaan ngantuk berat karena semalaman tidak tidur. Hey. Bukankah karena itu juga Sheryl memilih pekerjaannya sekarang? Semua orang bertanya mengapa Sheryl memilih menjadi spesialis kandungan yang bersimbah peluh dan darah serta minimnya waktu beristirahat ketimbang memilih spesialis kulit dan kecantikan yang memiliki waktu luang? Jawabannya karena Sheryl ingin pekerjaannya mengambil alih semua perhatiannya terhadap lelaki, mimpi kelam dan kebiasaan buruknya itu. Ditambah lagi, dengan pekerjaan yang sekarang, Sheryl memiliki banyak alasan untuk pergi dari rumah yang terasa seperti neraka ini.

Sheryl duduk di kursi di depan meja untuk menenangkan dirinya sambil memandangi kolam tempat dia dan Devan berbincang. Jendela besar itu hanya ditutup sehelai gorden putih tipis agar cahaya matahari bisa tetap masuk menyinari kamarnya. Sheryl senang ruang terbuka. Dia merasa tidak kesepian jika berada di ruangan terbuka.

Sheryl mengerti mengapa mimpi itu datang lagi. Pasti karena perjodohan ini. Tadi ketika pulang dari praktek, ayah Sheryl sempat memberitahu bahwa Devan datang kesini dan meminta untuk membatalkan perjodohan.

"Trus? gimana pa? Papa jawab apa?" Cecar Sheryl cemas.

Ayah Sheryl melihat ketakutan di balik mata anaknya. Ayahnya mengira bahwa Sheryl khawatir jika perjodohannya akan dibatalkan lagi, padahal justru sebaliknya, Sheryl tidak mau jika ayahnya tidak mengabulkan keinginan Devan.

Ayah Sheryl tertawa lepas,
"Hahaha.. Tenang saja sayang. Papa menolak permintaannya."

Sheryl tertohok. Kakinya gemetar. Rencana Devan ternyata gagal.

"Kenapa papa tolak permintaan mas Devan? Toh dia tidak mau menikah dengan Sheryl. Dia tidak menyukai Sheryl, bagaimana Sheryl akan hidup bahagia dengannya?" Sheryl coba membujuk Ayahnya dengan berakting sebagai korban mengharapkan Iba dari Ayahnya walaupun Sheryl tahu, ayahnya tidak akan mempedulikan perasaan Sheryl sedikit pun.

Ayah Sheryl kembali tersenyum
"Tenang saja nak. Om Bima sudah menceritakan semuanya kepada papa bahwa Devan mencintai seorang wanita khayalan dia sendiri. Om Bima sudah memperkirakan bahwa Devan akan mendatangi Papa dan meminta perjodohan ini dibatalkan. Om bima juga sudah memohon kepada papa untuk tidak mengabulkannya kecuali jika Om Bima atau Tante Meda sendiri yang minta untuk dibatalkan. Lagipula papa, om bima dan tante meda yakin, kamu akan sanggup memenangkan hati Devan melawan wanita khayalannya itu." terang ayahnya panjang lebar

AuristellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang