06.Dream?

52 35 18
                                    


Tangannya meraba benda-benda seisi ruangan, dengan penuh rasa kagum dan takjub karena keindahannya. Beatrice membuka setengah jendela besar yang ditutupi korden tipis transparan,  melihat suatu keindahan alam dibaliknya, yang tentu belum pernah beatrice lihat sebelumnya. Karena rasa penasaran akan sesuatu yang lebih banyak, ia membuka seluruh jendela besar itu, dan melangkah keluar dari jendela.

Dari atas, Beatrice kembali dibuat kagum atas apa yang dilihatnya. Kebun yang luas dengan macam-macam buah-buahan tersedia disana dengan suburnya. Seperti mangga, apel, jeruk, anggur dan masih banyak lagi, tanaman itu terjajar rapi, orang yang melihatnya pasti tidak sabar untuk menginjakkan kaki disana hanya untuk memakan buah segar itu.

Beatrice melihat tanaman bunga tulip yang tumbuh subur didepan Istana. Kebun bunga itu terbelah menjadi dua, bagian tengahnya sengaja menjadi jalan masuk menuju Istana megah itu. Jadi jika seandainya anda berkunjung ke Istana tersebut, maka sebelum sampai ke tempat itu, mata anda akan disuguhi hamparan tanaman bungan cantik dengan warnanya yang berbeda-beda.
Beatrice berfikir, jika yang berkunjung seorang selebgram, dia tidak akan mewatkan poto dengan bunga cantik itu untuk mendapatkan likes banyak.

Terlihat banyak pria membawa senjata tajam, kesana kemari didepan pintu gerbang Istana dan juga tersebar di banyak sudut tempat itu, sepertinya mereka seorang penjaga Istana ini. Ini jam sarapan pagi tapi Beatrice tidak melihat satu pekerja pun yang istirahat dan sarapan pagi. Ya mungkin Beatrice tidak tau waktu sarapan mereka, fikirnya.

"Hah!" reaksi Beatrice terkejut karena tangan seseorang yang menepuk pundaknya tiba-tiba. Otomatis Beatrice dengan cepat membalikkan tubuhnya.
"Ada apa? kau mengagetkanku!" ucap Beatrice melihat pelayan cantik itu.

Ya pelayan itu tidak menjawab lagi, tapi sepertinya ia mengajak Beatrice pergi dari sini. Pelayan itu menunjukkan jalan sambil memegang tangan gempal Beatrice. "Hei, kau membawaku kemana?" percuma tidak ada jawaban, lebih baik diam saja, dan mengikutinya.

Beatrice terus melangkah dengan tangan yang masih dipegang pelayan, tapi tangan pelayan itu dingin. Apa dia kedinginan? perasaan matahari sudah menampilkan wujudnya, Beatrice tidak kedinginan. Tapi Beatrice memilih diam saja, meski itu mengganjal pikirannya.

"Kenapa kau masih seperti ini?!" ucap Giiv yang kini dihadapannya. Ternyata pelayan itu mengajaknya ke taman belakang Istana yang tak kalah indah dipandang, malah indah sekali dengan danau kecil, airnya sangat bening sampai apapun yang ada didanau itu terluhat jelas, memperlihatkan bermacam ikan, kemudian angsa putih berenang dengan kawanannya.

"Apa maksutmu? memang aku harus seperti apa? aku tau kau pasti ingin menghinaku seperti yang lainkan? aku tau aku gendut sudahlah," rasa malas Beatrice menanggapi hinaan orang. Mata nya terus menjelajah apapun yang bisa ia lihat.

"Maksudku, kenapa kau belum membersihakan dirimu? kau sangat bau amis sana mandilah!" kata mutiara Giiv dengan adegan menutup hidung mancungnya. Sebenarnya dia peduli atau menghina? dia menyuruhnya mandi tapi kenapa harus mengatai Beatrice bau, iya Beatrice tau dia bau amis karena makanan aneh itu!.

"Ini semua gara-gara kau yang memberiku makanan daging mentah menjijikkan tadi, aku muntah karena itu kau tau!?"

"Aku tidak tau, dan tidak peduli."

"Bolehkan aku mandi di situ?" Beatrice sambil menunjuk danau yang ada didepannya. Matanya memohon seperti seekor kucing jumbo meminta makanan pada majikannya.

"TIDAK!"

"Tapi kenapa? airnya sepertinya sangat segar dan ak-"

"TIDAK!"

"Tap-"

"Tidak!, pelayan cepat bawa dia dari sini dan urusi dia! aku sudah tidak tahan dengan baunya itu."

"Menyebalkan," gumam Beatrice lirih, tapi sepertinya Giiv mendengarnya, dia kini melirik pada Beatrice dengan tajam.

Beatrice tidak peduli pelayan itu membawanya kearah mana, percuma Beatrice tidak tau jalan. Apalagi Istana ini sangat besar, mungkin berpuluh-puluh kali lipat lebih besar dari rumah Beatrice yang sudah mewah itu. Disepanjang jalan, dia tidak mendengar percakapan antar pekerja di tempat ini, apa mereka tuna wicara semua? jadi, di Istana ini hanya Giiv yang bisa bicara?

Pelayan cantik itu melepas tangan Beatrice, dan kini ia di sebuah ruangan tertutup. Diruangan itu terdapat kolam yang ukurannya sekitar 5 x 5 meter, berisikan cairan putih semacam susu dan penuh bunga-bunga harum.

"Apa ini susu?" Beatrice memastikan bahwa apa yang dilihatnya ini tidak salah. Pelayan itu mengangguk dan tersenyum. Beatrice tidak habis pikir susu sebanyak ini hanya untuk mandi? sayang sekali, ini susu bisa diminum setiap pagi hingga berbulan-bulan lamanya. Apa mereka punya persediaan susu yang banyak, hingga digunakan untuk mandi seperti ini.

Beatrice tidak tega menyelupkan tubuh gempalnya ke kolam susu itu, rasanya sangat sayang, akan lebih baik ia meminumnya saja, sungguh. "Apa nanti tidak lengket jika aku mandi dengan ini?" pelayan itu tidak sengaja tertawa, dan ternyata giginya sangat menyeramkan, giginya taring semua sangat tajam. Membuat Beatrice enggan untuk bertanya lagi. Tapi kemudian pelayan-pelayan itu sadar akan tawa mereka lalu menghentikan tawanya.

Rasanya lembut ketika susu itu bersentuhan dengan kulitnya, bunga-bunga yang sangat harum menusuk hidungnya. Meskipun, khawatir jika tubuhnya malah tambah mau amis karena susu kemudian rambutnya lengket.

"Sepertinya aku sudah selesai," baru lima menit Beatrice berendam rasanya tidak afdhol jika tidak mandi pakai air bersih. Kemudian Beatris mengambil gayung dan menyiramkan air dari gentong yang berisi air ke tubuhnya. Pelayan itu juga tidak tertawa seperti tadi, mereka membiarkan Beatrice melakukan itu. Tapi ada yang beda.

"Bau dari mana ini?" tanya Beatrice penasaran beserta menikmati bau itu. Pelayan itu menunjuk gentong yang berisi air yang tadi diguyurkan Beatrice. Baunya sangat wangi, Tentu saja sangat wangi, dia menyiramkannya berapa liter tadi ditubuhnya? sangat banyak.

Kini ia juga menyesal melakukannya, lagi-lagi ia menyayangkan parfum harum itu segitu banyaknya. Pasti cukup untuk mengisi beratus-ratus botol parfum. Dan bisa dipakai berpuluh tahun lamanya. Dan dia? mengguyurkan parfum itu dalam hitungan liter? wah Beatrice sepertinya sudah hidup boros sekarang. Atau Beatrice yang selalu menghemat tentang apapun yang dipakainya?.

Salah satu pelayan membawakan baju untuk Beatrice. Baju yang sangat indah, dibuat dengan benang emas dan dihiasi berlian berkilau. Lihatlah kau Beatrice, sekarang kau mulai boros ya? sangat berlebihan, pikirnya sendiri. Tapi dia tak bisa menolaknya, karena tak ada pilihan lain selain mrmakainya. Kopernya juga hilang entah kemana.

"Wah indah sekali setwlah kupakai. Meski masih terlihat gendut setelah kupakai." Gumamnya didepan kaca besar yang telah disiapkan. Para pelayan itu mengasapi rambut Beatrice, entah di apakan Beatrice tidak mengerti.

______________________

TBC

Mungkin ada gitu yang mikir, ini cerita readersnya dikit amad sih. Iya gak? emang readernya dikit dan aku tetep aja nulis gitu ya, dan berusaha bagaimana cerita yang kita buat ini bisa dinikmati pembaca, walaupun saya sadar, saya masih butuh banyak belajar tentunya. Kalok dah ahli pasti readersnya banyak gak gini wqwqwq

Gpp ttp semangat juga buat kalian yang pemula kayak saya!
Terimakasih juga buat yang udah baca, knp mau baca cerita saya? seriusan nanya!

Padahal masih dikit loh yang baca, otomatis ada dong yang mikir "ini cerita readersnya dikit pasti gak bagus!" ada pastinya. Saya dulu juga gitu kok. Tapi dari sini saya belajar menghargai karya orang lain apapun bentuknya.

Sampai jumpa di part selanjutnya!

Adila Nur Safitri
22-11-2020


QUEEN FOR ZYTERAVIXOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang