03. Forest

68 41 18
                                    

Sudah berjam-jam Beatrice menelusuri jalan yang dilalui mobil Kevin tadi. Tapi rasanya hutan ini tak ada ujungnya, tidak menemukan pemukiman sama sekali, yang ada hanya pohon-pohon pinus yang tinggi menjulang.

Beatrice sangat lelah, apalagi dengan dengan berat badannya yang tak sedikit itu. Kakinya terasa sakit, yang Beatrice fikirkan adalah ia harus keluar dari hutan ini sebelum malam tiba. Tapi rasa sakit di kaki mengehentikan langkahnya, dan memutuskan untuk beristirahat sejenak.

Beatrice melihat kearah handphone-nya, tidak ada signal sama sekali. Padahal ia bermaksut untuk memesan taxi tadi. Cacing dalam perutnya sudah berteriak ingin di isi, Beatrice sangat lapar. Untung saja tadi Pety membawakanya termos  dan mie instan, jadi dia bisa makan, meskipun mie instan itu hanya sedikit mengganjal perut berlemaknya.

Kemudian Beatrice kembali berjalan menelusuri jalan yang ia lewati waktu berangkat ketempat ini tadi. Sampai tak terasa, kini matahari sudah bersembunyi dan akan digantikan oleh gelapnya malam. Beatrice sangat takut, yang ia lakukan hanyalah menelusuri jalan itu sambil menyalakan senter handphone-nya.

Grkahhauummm

"Apa itu? a-a-apa itu seekor singa? ohh tuhan, tolong aku." gumamnya setelah mendengar suara auman seekor singa yang seolah-olah siap memangsa siapapun yang dilihatnya. Beatrice berlari mempercepat langkahnya, meski larinya itu sudah tak kencang lagi karena kelelahan. Oh tuhan sepertinya Beatrice sudah kehilangan banyak kalori ditubuhnya.

Srekkk kretekk kretekk
Kini suara ranting kering yang terinjak, membuat Beatrice sudah berfikir macam-macam.

"Hah! tolong aku tuhan. Hanya kau yang bisa menyelamatkanku saat ini."

Beatrice memelankan suara langkah kakinya, tujuannya agar hewan buas tak mendengar langkahnya. Jika mereka mendengar langkah kakinya, bisa-bisa Beatrice kehilangan pahanya yang gempal ini, fikirnya.

Beatrice terpatung, kini mulutnya terbuka lebar, kakinya gemetar ingin ambruk sekarang. Setelah apa yang ada didepannya itu. "Ss-ss-singa!" gumamnya lirih.

Beatrice segera berlari cepat semampunya yang ia bisa, agar tak disantap seekor singa yang mengerikan itu. Tapi singa itu berjalan santai dibelakang dibelakang Beatrice. Singa itu terus mengikuti Beatrice. Dan sekarang Beatrice terjatuh, kakinya sudah lemas. "Tamatlah riwayatmu Beatrice! sekarang kau akan mati karena dicabik-cabik seekor singa."

Bietrice terus merangkak mundur tatkala seekor singa itu terus melangkah....

Kini kringatnya sudah bercucuran, wajahnya pucat pasi.

Drappppp
Singa itu menggigit baju Beatrice, sedangkan Beatrice sudah tak sadarkan diri karena pingsan.

****

"Auuuu sakit sekali kakiku." Beatrice sudah sadarkan diri dan ia senang ternyata dia masih hidup. Tidak ada luka ditubuhnya, kakinya kesakitan karena lelah berlari. "Aneh, mengapa singa itu tidak menggigitku." Beatrice tidak tau harus keheranan atau bersyukur. Heran karena singa itu tidak menggigitnya dan bersyukur bahwa Beatrice tidak dijadikan santapannya.

Beatrice terkejud karena ia berbaring berada didalam sebuah gua sekarang. Mulutnya menganga kembali setelah melihat apa yang ada didepan matanya.
Banyak sekali tulang belulang manusia. Beatrice menemukan tulang rusuk hingga tengkorak.

Jumlahnya tidak hanya satu, tapi banyak tengkorak, sepertinya sudah puluhan korban. "Apakah aku akan menjadi korban berikutnya? tidak tidak! aku tidak mau! aku harus segera pergi dari sini." Beatrice kembali merasakan ketakutan, hari masih gelap. Ia tidak tau kopernya dimana, mungkin tertinggal saat singa membawanya tadi.

Baru saja Beatrice ingin keluar, tapi singa itu kembali datang. Dan memandang tajam Beatrice. Sepertinya tulang belulang manusia yanga da digua itu adalah korban santapan singa. Kini Beatrice menjadi korban berikutnya.

Singa itu terus melangkah maju dan Beatrice semakin mundur sambai ia tak bisa mundur lagi, ia sudah tersandar didinding gua. Dan singa itu semakin mendekat. Sampai Breatrice merasakan hembusan nafas singa itu karena jaraknya sudah dekat, hanya beberapa cm dari wajahnya.

"Aaauuuuu!!!" kaki Beatrice sudah digigit singa mengerikan itu. Daging gempalnya sobek karena gigi taringnya. Darah dari kaki Beatrice semakin keluar deras, Beatrice sangat kesakitan sampai ia tak sanggup berdiri sehingga ia terduduk ditanah dan tidak tau harus berbuat apa lagi selain mengingat kematiannya.

Singa itu melepas gigitannya dan menatap Beatrice yang kesakitan. Beatrice pikir setelah kakinya terluka pasti giliran kepalanya yang hilang, atau kedua paha bengkaknya yang akan dimakan.

"Hahhh?! aauu," kali ini dia kesakitan bukan karena kakinya yang terluka tadi, tapi karena sebuah cahaya putih yang bersinar. Sangat terang hingga membuat Beatrice menutup matanya khawatir rentina matanya rusak.

Cahaya itu terus membesar....

Semakin terang....

Dan Beatrice melihat sesosok laki-laki didepannya.

"Ta-ta-tampan sekali kau." Rasanya ketampanan pria itu menghilangkan rasa sakit yang ada dikaki Beatrice. Baru kali ini ia melihat pria setampan itu. Apakah dia manusia? bagaimana dia bisa muncul? dimana singa yang tadi menggigit kaki Beatrice?

Matanya biru sangat indah sekali membuat siapa saja yang melihatnya terkagum. Hidungnya yang mancung menambah ketampanannya. Rambutnya berwarna keemasan bak rambut boneka anak-anak. Kulitnya sangat eksotis dan benar-benar sempurna. Bentuk fisiknya seperti porselen sangat mengagumkan. Ia memiliki sepasang sayap putih. Dia benar-benar bukan manusia pada umumnya.

"Si-siapa kau?" tanya Beatrice sedikit gugup, dan setengah tak percara dengan apa yang ada dihadapannya itu. Bagaimana jika dia seorang makhluk yang memakan daging manusia? mungkin saja tulang belulang yang berserakan itu adalah perbuatannya, bukan seekor singa tadi. Tapi tidak mungkin, melihat dirinya yang sangat tampan itu sepertinya ia hanya membuat para wanita jatuh cinta bukan memakan dagingnya.

Pria tampan itu menatap Beatrice dalam-dalam, masih dalam keadaan berjongkok. Terdiam beberapa menit, membuat Beatrice semakit takut dan suasananya semakin menegangkan. Dia belum menjawab pertanyaan Beatrice. Tangan pria itu berusaha meraih Beatrice, namun Beatrice yang ketakutan berusaha menghindarinya. Beatrice fikir pasti pria itu akan memakanya hidup-hidup dengan cara dicekik oleh tangan indah yang ia miliki.

Akhirnya pria itu langsung memegangi kaki Beatrice yang terus mengeluarkan darah, kaki Beatrice gemetar tatkala merasakan tangan pria itu yang terasa dingin seperti habis memegang es batu.
Si tampan itu mengusap kaki Beatrice dan ajaibnya luka yang parah dikakinya hilang tanpa rasa sakit sedikit pun.

Beatrice jadi semakin takut kali ini.
"Apa itu seorang penyihir? yang awalnya baik kemudian ia akan menculikku dan akan merebusku dikuali besarnya? ahh hentikan pikiran konyolmu Beatrice!" 

Pria tampan itu mendekati Beatrice, kini bukan satu tangannya yang berusaha meraih tapi dengan dua tangannya.
"Sepertinya dia akan mencekikku seperti para psikopat yang membunuh targetnya, huaaa! siapapun tolong!" batin Beatrice bergemuruh.

Tangan itu semakin mendekat, oh tidak tangan itu benar-benar mendekati lehernya. Membuat Beatrice menutup matanya rapat-rapat,
seandainya Beatrice mati sekarang setidaknya ia tidak melihat bagaimana cara dia membunuh Beatrice.

Tbc

Visual pria tampannya ada di sampul part ini ya!

 

QUEEN FOR ZYTERAVIXOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang