"Akhirnya hari libur kuliah, aku bisa bersenang-senang hari ini." Setiap libur kuliah Beatrice merasa sangat bersyukur, karena Glory tak akan membangunkannya pagi-pagi buta hanya untuk menyetrika baju yang akan ia pakai untuk kuliah. Padahalkan ada asisten rumah tangga disini, mengapa harus Beatrice? ya, memang Glory tak pernah membuat Beatrice senang.Beatrice bangun dari tempat tidurnya dan segera mandi, karena setiap hari libur ia akan mengunjungi perpustakaan untuk mengisi waktu luangnya. Berbeda dengan Glory yang akan pergi liburan atau shoping bersama teman-temannya. Bagi Beatrice tidak dihukum Glory itu saja sudah membuatnya senang. Tak pernah terfikir oleh Beatrice untuk liburan atau menghamburkan uang untung shoping seperti Glory. Karena setengah uang yang diberi pamannya selalu dirampas Glory. Cukup tidak cukup ia harus pintar menggunakan uangnya.
"Non, ini sarapannya saya taruh dimeja ya." Ucap Pety, asisten rumah tangga yang sudah lama bekerja dirumah itu. Bahkan sejak ibunya Beatrice meninggal ia dikasihi oleh Pety. Bahkan Pety lah yang selalu membela Beatrice saat Lettice menghukumnya.
Setiap kali Pety memperlakukan Beatrice dengan penuh kasih sayang. Ia pasti mengingat sebuah kejadian, dimana Beatrice yang dulu masih berusia 8 tahun harus diperlakukan tidak manusiawi oleh ibu tirinya. Saat itu Glory telah memecahkan parfum milik Lettice, karena takut dimarahi Glory menuduh Beatrice yang telah melakukannya. Tentu saja Lettice percaya dan menghukum Beatrice dengan menyelupkan kepalanya ke bak mandi.
"Tapi aku tidak melakukan itu, tolong percayalah padaku bu hiks hiks...." ucap gadis kecil berusia 8 tahun itu yang menangis, namun ia tetap diseret paksa oleh Lettice kekamar mandi. Hingga lututnya teluka karena tergesek lantai.
"Dasar anak bod*h, kau pikir aku akan percaya padamu! mati sana kau!" Lettice mencelupkan kepala Beatrice kedalam bak mandi. Sampai Beatrice kehabisan napas dan air itu masuk kedalam tenggorokkannya.
"Ak-ak-aku tak melakukannya bu," belanya disela sela Lettice menyelupkan kembali kepalanya dan dijambak kuat rambutnya."Sudah nyonya sudah, kasihan non Beatrice...biarkan saya yang mengurusnya nyonya." Pety yang berusaha menghentikan tindakan Lettice.
"Baiklah gadis bod*h! awas kau macam-macam lagi, akan langsung kumutilasi tubuhmu dan memberikannya pada beruang!" sambil mendorong tubuh kecil Beatrice ketembok hingga terluka dikepalanya. Gadis itu sudah lemas tak berdaya setelah meneguk banyak air dan kini kepalanya berdarah. Pety langsung menolongnya di iringi isak tangis, mengasihani Beatrice yang diperlakukan kejam oleh Lettice. Membaringkan tubuh gadis kecil itu dan mengeluarkan air dari dalam tubuhnya, mengganti pakaiannya dan mengobati kepalanya yang berdarah.
"Aku ingin ibu Gina ada disini, aku benci ibu Lettice bibi. Apa aku anak bodoh?" tanya Beatrice dengan polos seperti anak seusianya. Air matanya mengalir sambil menghayal tentang ibunya, andai ibu kandungnya ada disini Beatrice tak akan terluka. "Tidak sayang, Beatrice anak yang pandai kok. Sini bibi obati lukanya." Balas lembut Pety sambil membelai kepalanya dengan penuh rasa sayang sekaligus kasihan.
Mungkin orang lain jika diperlakukan sama seperti Beatrice, mereka akan gila karena tertekan dan stres. Tapi Beatrice bisa bertahan hingga kini, itu sangat kuat.
"Baiklah akan kumakan nanti terimakasih." Beatrice mengeringkan rambutnya yang basah. Dan sedikit merias wajah cuby-nya. Kemudian memakan sarapan yang sudah disiapkan Pety untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN FOR ZYTERAVIXO
Fantasía[Follow sebelum membaca] Beatrice, gadis gemuk yang selalu dibully oleh saudari tirinya Glory bersama teman-temannya. Tentu saja Beatrice tidak terima dengan perlakuan mereka, namun dia tidak mempunyai keberanian yang cukup untuk melawan. Hingga hid...