BAB 10. Cinta di Akhir Perjuangan

244 16 0
                                    

Di dalam kamar pasien tempat Homare berada, beraneka warna bunga dan buah-buahan nampak memenuhi ruangan. Pada saat Homare kritis, tidak ada satupun anggota keluarga Arisugawa, keluarga cabang, atau orang-orang dari perusahaannya yang datang menjenguk, atau sekedar menitipkan salam simpati mereka. Tetapi begitu Homare siuman, mereka berlomba-lomba mengirimkan bingkisan. Sungguh perubahan sikap yang mengerikan.

Meskipun begitu, Akira merasa hatinya damai mencium wangi manis dari bunga dan buah-buahan yang memenuhi ruangan ini. Homare dirawat di kamar pasien yang sangat mewah, tapi karena yang paling utama adalah kebersihan, tidak ada satupun pajangan di dalamnya. Hanya ada alat-alat kesehatan yang membuat ruangan terasa sepi dan hampa.

Akhirnya Homare sudah sepenuhnya sadar. Ia menjawab pertanyaan dari para dokter, setelah itu Ia memberikan arahan kepada Kamio mengenai pekerjaan di kantor. Homare telah kembali seperti dulu. Lukanya juga mulai berangsur-angsur pulih.

Akira duduk di samping ranjang tempat Homare terbaring. Ia mengenakan kaus berlengan pendek dan celana jins dan sedang duduk sambil mengupas apel dengan pisau. Memang Homare belum bisa memakan makanan padat, tetapi rasanya sayang menyia-nyiakan buah-buahan pemberian ini. Saat Akira sedang asyik memakan apel, tiba-tiba saja seseorang menggenggam tangannya, saking kagetnya, apel tersebut sampai jatuh dari genggamannya.

"Homare..." panggil Akira pelan, namun setengah kaget.

"Kamu... Kenapa kamu masih ada di sini?"

Homare berusaha bangkit dari tempat tidurnya, namun Akira buru-buru menghentikannya.

"Jangan! Jangan duduk dulu! Lukamu sangat dalam, sampai menembus ke organ dalam. Jangan banyak bergerak dulu ya."

Akira berhasil membuat Homare kembali berbaring. Ia memencet tombol emergency. Saat dokter datang memeriksa, Akira meninggalkan ruangan, namun tetap memperhatikan hingga dokter selesai memeriksanya. Luka Homare terlihat begitu menyakitkan. Begitu perbannya dibuka, jahitannya terlihat masih segar dan berwarna kehitaman. Dokter dan perawat berpesan kepada Akira agar membiarkan Homare beristirahat dengan tenang. Setelah itu, Akira kembali ke dalam ruangan. Mereka berdua terdiam cukup lama, hingga akhirnya Homare angkat bicara.

"Baru kali ini aku melihatmu berpakaian seperti itu, sejak pertama kali kita bertemu."

"Maaf, pakaian yang biasanya membuatku sulit bergerak. Selain itu, bagaimanapun juga aku malu kalau berpakaian seperti itu didepan umum. Aku berbicara dengan Tuan Kamio, dan beliau menyiapkan pakaian ini untukku. Maafkan aku menjengukmu dengan pakaian seperti ini."

"Tidak apa-apa. Kamu bebas berpakaian seperti apapun."

Setelah jawaban singkat itu, Homare kembali diam.

"Bagaimana dengan Shinya? Apa dia sudah pulang?"

"Dokter Kudo kembali bekerja. Tapi aku sudah memberitahukannya tentang kondisimu."

Kudo akhirnya mengalah pada keinginan Akira untuk tetap berada di sisi Homare. Bukan berarti ia setuju Akira tinggal di rumah Arisugawa, tetapi karena ia menghormati perasaan Akira kepada Homare. Sebelum pergi, Kudo mendoakan agar Akira berbahagia, dan berpesan agar kembali kapanpun ia mendapat kesulitan.

"Kenapa kamu melakukan hal itu?" tanya Akira memecah keheningan.

"Apa?"

"Tanpa kuberitahu kamu pasti tahu apa yang kumaksud. Kenapa kamu mengorbankan dirimu untuk melindungiku?"

"Aku sekarang sudah berhasil menjadi kepala keluarga Arisugawa. Kalau istriku sampai mati akan lebih repot lagi."

"Lalu, apakah itu berarti nyawamu sendiri tidak berarti?"

Pengantin Keluarga ArisugawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang