Chapter 1

390 216 318
                                    

Pulau Exsilium, 3 Januari 2122

Jam menunjukan pukul 01.36 pagi, dan aku masih belum bisa tertidur. Badanku sudah mulai lelah setelah bekerja seharian, tapi insomnia ini terus membuatku terjaga. Rutinitas ini sudah hampir 8 tahun kualami sejak kecelakaan waktu itu.

Biasanya kuhabiskan seperempat malamku dengan membaca buku yang kupinjam di perpustakaan. Tiba-tiba, katup mataku semakin berat, pertanda aku harus kembali ke ranjang untuk tidur. Kulipat ujung halaman buku itu untuk menandakan halaman terakhir yang kubaca malam ini.

Terasa baru saja aku tertidur, tiba-tiba aku terbangun karena suara bising dari luar jendela kamarku.

"Aku tidak perlu alarm, aku sudah punya alarm alam," candaku pada diriku sendiri untuk mengawali pagi hari yang cerah.

Aku pun segera bangun dari kasur dan merapikannya, aku mulai bersiap-siap untuk pergi bekerja. Membersihkan diri, menyiapkan sarapan, dan tak lupa pula memakai skincare, karena itu adalah hal yang terpenting dan menyenangkan bagiku.

Selesai sarapan, aku biarkan piring kotor menumpuk di wastafel.

" Aku akan menyucinya kok, saat mau makan malam," gumamku, meyakini diriku yang malas ini. Setelah semua siap, aku akan memastikan lagi apa saja yang aku bawa agar tidak ada yang tertinggal. Jika semuanya beres, aku keluar dari kos an ku dan tidak lupa mengunci pintu.

"Menuruni tangga dan menaiki tangga adalah salah satu hal paling ku benci," keluhku sambil menuruni tangga.

Tempat tinggalku berada di lantai 2, tepat di atas toko bunga milik ibu kos.

"Selamat pagi Aubrey," sapa ibu kos seperti biasa. Tenang, dia tidak seperti ibu kos yang kalian bayangkan.

"Selamat pagi bu," sapaku balik.

"Ini, bunga untukmu," ucap ibu kos sambil memberikan bunga dandelion. Ia pun langsung pergi masuk ke dalam tokonya.

"Terima kasih bu!" jawabku bingung.

'Aku bingung, karena dari sekian banyak bunga di tokonya, kenapa dia memberiku bunga dandelion?' (Dalam hati).

Dalam keadaan bingung itu, aku tetap berjalan menuju tempat kerjaku sambil meniup bunga dandelion itu.

Seperti hari biasa lainnya, aku pergi ke perpustakaan terbesar di pulau ini, dan disinilah aku bekerja sebagai pustakawan. Perpustakaan yang penuh dengan buku konspirasi tentang program Iusto, propaganda dan theory Iusto. Iusto adalah nama program pemerintahan sekaligus nama pusat pemerintahan saat ini, yaitu Iusto city.

Program Iusto adalah program yang dibuat pemerintah pusat yang bekerja sama dengan teknologi canggih, yaitu sebuah chip yang tertanam di bagian belakang leher. Chip ini berfungsi untuk masyarakatnya agar mencegah melakukan kejahatan dan selalu diawasi oleh pemerintah pusat.

Pemerintah sengaja mengirim buku-buku tersebut, agar masyarakat di pulau Exsilium mau diikut dalam program Iusto. Pulau Exsilium adalah pulau yang berisi orang-orang yang menentang program tersebut dan kabur ke pulau terpencil ini, lalu diberi nama pulau Exsilium yang artinya pulau pengasingan.

****

Sudah jam 8.00 pagi, waktunya aku untuk membuka perpustakaan, karena itu memang tugasku sebagai pustakawan.

"Aubrey, kamu dah liat ini belum?" Terdengar teriakan dari temanku, Jesie. Ia berlari menuju ke arahku dari kejauhan dengan hp ditangannya. Dia adalah satu-satunya teman seumuranku di sini, karena seumuran kami banyak yang memilih hidup di Iusto city karena kehidupannya lebih terjamin di sana.

"Jes, pelan-pelan aja nanti jat...uh!" Belum sampai aku menyelesaikan kalimatku, dia hampir saja jatuh karena tersandung kakinya sendiri.

"Aubrey, ini berita dari Iusto city," ucapnya sambil menunjukkan isi berita tersebut.

'Kasus pembunuhan pertama kalinya setelah program Iusto dilaksanakan hampir 7 tahun, apakah ada penyusup dari pulau Exsilium?'

'Apa yang sebenarnya terjadi di Iusto city? Apa hubungannya dengan pulau Exsilium?'

Bersambung....

"Jangan mengira air yang tenang itu aman, mungkin ancaman sudah menunggu dengan tenang sampai mangsanya datang."


Hai semuanya....

Ini cerita pertama yang saya buat, semoga suka.

Ingatkan jika ada typo atau salah penulisan.

Jangan lupa tuliskan saran atau kritik dan perasaan kalian baca ceritanya.

Jangan lupa tuliskan saran atau kritik dan perasaan kalian baca ceritanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
InsomniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang