22 April 2114
Sudah seminggu berlalu tapi perasaanku masih tidak karuan dan terus memikirkan tentang mimpi malam hari itu. Semuanya tampak mengerikan dan terlihat sangat nyata, walaupun aku sudah sering mengalami mimpi buruk ini adalah mimpi yang paling menyeramkan dan membuatku semakin takut dengan kenyataan kalau ini akan benar-benar terjadi padaku.
'Apa aku akan mati dalam kecelakaan itu? Aku tidak mau meninggalkan ayah sendirian, aku masih ingin bersama ayah disini.'
"Aubrey?" Suara ayah memanggilku, membuatku kembali dari dunia pikiran ini.
"Iya yah?" Aku berusaha menyembunyikan semua pikiranku dari ayah dan kembali menyendokkan sereal dari mangkuk kayu mahoni kesukaanku ke dalam mulut.
"Kamu masih memikirkan tentang mimpi itu?" Sepertinya kita tidak akan pernah menang melawan feeling orang tua, mereka seperti memiliki indra ke enam yang dapat membaca isi pikiran kita.
"Tidak kok yah, Aubrey lagi mikirin tugas kelompok bahasa Jerman. Susah kali materinya...hehehe." Aku masih berusaha menyembunyikannya dari ayah.
"Oh okay, kalo masih nggak ngerti tanya ayah aja. Ayah gini-gini ahli bahasa Jerman loh, kamu nggak tau kan?" Ayah tampak berusaha mencairkan suasana, agar aku tidak terlalu memikirkan mimpi itu.
"Ayah nggak usah bohong! Bahasa Prancis aja, ayah belum selesai-selesai belajarnya dari tahun lalu...hahahaha."
"Eh? Nggak usah buka kartu napa....hahaha." Aku dan ayah tertawa dengan candaan kami sendiri, beginilah kami saling menghibur satu sama lain karena tidak ada orang lain. Ayah pernah bilang padaku, tidak ada orang lain yang bisa menghibur kita selain kita sendiri.
Kami meneruskan sarapan kami pagi ini dan mulai bersiap untuk berangkat sekolah dan bekerja, aku masuk mobil dan ayah sudah menungguku di dalam mobil sambil memanaskan mobil, agar saat aku masuk ke dalam mobil bisa langsung berangkat untuk menghemat waktu. Di pertengahan jalan ayah bertanya kepadaku untuk ikut ke pesta nanti malam.
"Aubrey, kamu nanti malam mau menemani ayah ke acara ulang tahun lab centrum, tidak?"
"Tentu saja mau, acara di lab centrum tahun lalu saja banyak makanan yang enak. Mana mungkin aku tidak mau hehehe"
"Kamu ini, ada-ada saja alasannya hahahaha" Tanpa sadar kami sudah sampai di depan gerbang sekolahku.
Aku berpamitan dengan ayah dan keluar dari mobil langsung jalan menuju kantin sekolahku, karena Medhina sudah menungguku di sana untuk mencontek tugas matematikaku seperti biasa.
****
Jam dinding kamarku sudah menunjukan pukul 6.45 malam, 25 menit sebelum kami pergi menuju acara di lab centrum. Aku mulai bersiap-siap berpakaian mengenakan gaun kesukaan ibuku yang masih aku simpan dengan rapi di lemariku aku tahu ada saatnya aku bisa memakainya dan ini adalah saat yang tepat, sepertinya gaun tersebut sudah pas denganku.
Aku menuruni tangga menuju ayah yang menungguku di ruang tamu dengan setelan jas hitam yang terlihat sangat formal, aku melihat ayah dari jauh dan entah mengapa ingin sekali berlari menuju ayah. Dengan gaun merah yang lumayan panjang ini aku berlari menuju ayah yang berdiri di depan jendela ruang tamu yang mengarah ke arah taman depan rumah kami dan aku memeluk ayah dari belakang, ayah tampak terkejut dengan tindakanku yang tiba-tiba ini.
"Aubrey kamu kenapa? Kok tiba-tiba meluk ayah tumben, biasanya pegang tangan ayah aja kamu malu." Ayah mulai menggodaku.
"Nggak tau, Aubrey tiba-tiba pengen peluk ayah aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Insomnia
FantasyBagi yang sama susah tidur/ yang suka bergadang... Ayo baca "Insomnia" Bisa menemani seperempat malam yang sepi dan sunyi daripada termenung nanti ada yang ganggu loh ㅋㅋㅋ mendingan sambil baca wattpad kan?? "Insomnia adalah gangguan tidur yang meny...