Chapter 2

238 175 178
                                    

15 April 2114

"Aku ada di mana?" sembari melihat sekeliling untuk mencari tahu keberadaanku sekarang, aku merasa tempat ini sangat asing dan belum pernah sekalipun.

    Tepat di depannya ada hologram di sebuah gedung yang nampak modern, hologram sendiri adalah produk dari teknologi holografi. Hologram terbentuk dari perpaduan dua sinar cahaya yang koheren dan dalam bentuk mikroskopik. Dan hologram tersebut terdapat tulis 'welcome to Iusto city' dan di bawahnya terdapat keterangan 'Tahun pertama program Iusto dilaksanakan'.

"Apa maksudnya ini? Apa itu program Iusto?" belum sempat aku melihat sekeliling sekali lagi untuk memastikan di mana aku sebenarnya dan apa yang terjadi.

   Tiba-tiba aku mendengar suara ayah yang memanggilku, tapi aku tidak bisa menemukan ayah di mana dan aku tersadar kalau aku berada di dalam mimpi. Aku berusaha membuka mataku dan aku sekarang bisa menemukan ayah tetapi wajahnya tampak khawatir sekali.

"Aubrey bangun cepat, mimpi sudah sampai mana sih?"

"Ayah?!?!"

"Kenapa bisa kamu ketiduran? "

"Maafkan Aubrey, ayah. Tadi lagi kerjain tugas tapi malah ketiduran."

"Apa yang kamu lihat di mimpimu?" Hanya aku dan ayah yang mengetahui jika mimpi-mimpi buruk ini akan benar terjadi, itu yang membuatnya terus khawatir dengan mimpiku.

"Sebuah kota yang sangat bersih dan semua orang berekspresi seperti robot, ayah."

"Robot?" tanya ayah dengan ekspresi muka yang cemas.

"Dan terdapat hologram bertuliskan program Iusto dan welcome to Iusto city."

Seketika suasana hening dan ayah tidak menanyakan kelanjutan mimpiku, malah menyuruhku kembali tidur.

"Kalau begitu, kembalilah tidur ini sudah jam 1.35 malam." Ayah menyelimutiku dan mengecup keningku, walaupun ini sedikit memalukan untuk usiaku yang sudah 16 tahun tapi ini sedikit membuatku tenang.

Aku yang masih merasa mengantuk kembali tidur dan ayah meninggalku setelah melihatku kembali tertidur.

****

16 April 2114

    Di rumah yang sederhana ini aku hanya tinggal dengan ayah, ibuku sudah meninggal setelah melahirkanku ke dunia ini. Kata-kata terakhir ibu adalah meminta ayah menamaiku dengan nama Sapana Aubrey dan setelah beberapa saat dari itu ibu menghembuskan napas terakhirnya sambil menggendongku di pelukannya yang hangat.

    Walaupun aku hanya punya ayah tapi ayah sudah mengisi peran ibu dengan baik, aku tidak pernah merasa kesepian karena ayah selalu ada dan menemaniku. Rumah sederhana ini selalu terasa hangat walau hanya ada aku dan ayah, semuanya sudah membuatku senang karena kami saling mengisi satu sama lain.

     Pagi hari dengan cuaca yang cerah tidak seperti biasa, karena hari ini adalah aku sudah masuk SMA yang sangat aku idamkan. Saat aku menuruni tangga menuju ruang makan untuk sarapan ayah sudah ada duduk di meja makan yang sedang membuatkanku avocado sandwich kesukaanku.

"Selamat pagi ayah."

"Pagi, cepat makan sarapanmu dan pergi sekolah!" Wajah ayah terlihat yang tidak seperti biasanya.

  Aku langsung duduk di meja makan, dan menghabiskan sarapan sepotong avocado sandwich buatan ayah.

   Setelah menghabiskan sarapannya aku pergi sekolah dan berpamitan kepada ayah, aku pergi dengan rasa khawatir kenapa ayah seperti itu tadi.

InsomniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang