e

109 18 21
                                    

•~•
▪︎'e' you're exciting▪︎

3 hari terakhir sudah mereka lewati dengan fase berangkat-istirahat-pulang bareng.

ini hari sabtu.

tandanya adalah hari libur.

namun berbeda dengan kegiatan yang akan Xiaojun lakukan.

jadwalnya kini adalah 'jalan bareng Hendery.'

ya sebenernya gak bisa dibilang jalan juga sih. soalnya, itu cuman akal-akalan Hendery aja hehe.

sebenernya dia disuruh sama mama Ten dan papa John buat jagain adiknya 2 hari kedepan, Weekend. orang tuanya itu mau keluar kota, ngurusin kerjaan langsung di lapangan.

btw, papa Johnny itu punya usaha bidang divisi trucking yang tersebar di beberapa kota, sama punya pabrik konveksi gitu.

ok, balik lagi ke Henxiao.

biasanya tuh Dery males ngejagain Haechan yang kalo dirumah ngeribetinnya minta ampun. sekarang dia pengennya ngajak Dejun buat jalan bareng gitu. soalnya belakangan ini Dejun suka banget nanyain kabar Haechan, kangen katanya.

sabtu doang sih. Haechan katanya mau diajak keluarga temennya main ntar minggunya.

07.39

Hendery
|pagi Jun!
|awali hari dengan chat manis dari akang gendang!
|gemoi gak tuh akang gendang? hehe

Xiaojun
pagi juga!|
kamu mah akang gendeng|
:)|

Hendery
|gendeng gini juga kamu nyantol kan?
|eum aku mau nawarin nih..
|nanti siang mau jalan gak?

DUARRRRRR!!

Xiaojun yang tadinya duduk di pantry sambil meminum susu pun tersedak setelah melihat chat terakhir yang dikirimkan Hendery.

"ohok, ohok!" batuknya tidak berhenti-berhenti dan membuat Mark, sepupunya yang masih kelas 2 sd ini terheran-heran.

"kakak kenapa? batuk ya?" tanya Mark polos

"nggak. kakak stroke nih! stroke!" jawab Xiaojun beberapa saat setelah adegan tersedaknya reda, sambil memperagakan diri layaknya orang ayanㅡlidah sedikit menjulur keluar dengan mata tertutup sebelah dan kepala yang dilemaskan.

"ih takut." ucap Mark singkat setrlah melihat keadaan kakak sepupunya yang terlihat kurang waras itu.

"udah tau batuk masih aja nanya" gerutu sebal Xiaojun lalu melanjutkan kegiatannya tadi, chat dengan Hendery.

Xiaojun
eum, boleh. jam berapa?|

BRAAAK!!

tiba-tiba saja Hendery berdiri dan menggebrak meja makan dengan sangat keras. keluarganya menatap Hendery dengan bingung dan kaget karena kelakuan random si sulung.

"heh! papa kaget! duduk lagi!" perintah Johnny mutlak, yang di balas cengengesan Hendery

"hehe, maap pah. kesenengan." ucap Hendery sambil mengulas senyum lebarnya.

"kakak bikin kaget tau! untung aku udah selesai makan" Haechan berkata sembari mendengus sebal. dirinya hampir saja tadi tersedak nasi.

"biasanya kalo mama sama papa mau keluar kota ninggal kamu sama Haechan gini kamu lesu banget kek gak ada tujuan hidup. ini malah gebrak meja, kenapa?" tanya Ten, penasaran

"ih maa, aku mau jalan sama Dejun tauu!" ujar Hendery kesenangan.

"lah nanti kalau kamu mau jalan sama gebetan kamu, Haechan yang jagain siapa?" tanya papa Johnny

"ya aku ajak dong si adek! Dejun ini suka banget sama echan tau pah, bahkan adek juga udah lumayan deket ama doi. btw, kan Dery ngajak adek juga nih pah, boleh pinjem mobilnya gak?"

Hendery sebenarnya hanya di bolehkan papa nya menaiki motor dulu untuk ke sekolah. namun, alasan ngedate dengan membawa Haechan sepertinya manjur untuk membuat Johnny meminjamkan salah satu dari 6 mobilnya di garasi.

"tapi kamu beneran dah lancar nyetir? emang mau make yang mana?" tanya Johnny yang dibalas Hendery,

"udah kok pah. Kata pak asep, aku udah bagus nyetirnya. eum, civic boleh gak pah?" tanya Hendery. omong-omong, Pak Asep adalah supir keluarga yang sering mengajari Hendery mengendarai mobil.

"yaudah boleh. ntar kuncinya papa ambilin." jawab Johnny santai.

Hendery menjawabnya dengan senyuman puas. Lalu mereka kembali sarapan dan melakukan aktivitas masing-masing.

12.45

Hendery sudah sampai di rumah keluarga Jung dan kini ia dan adiknya sedang duduk di ruang tamu bersama omnya Xiaojun, Jung Jaehyun.

"kamu mau ngajak Dejun jalan? Punya nyawa berapa kamu?" tanya Jaehyun, sedikit ketus dan seakan mendinginkan suasana diantara mereka berdua .

"nyawa saya satu om. Alhamdulillah juga ini masih utuh." jawab Hendery cengngesan, walaupun masih sedikit terlihat gugup.

"oh." 

melihat kesuraman suasana di ruang tamu, Taeyong segera menjitak suaminya.

"gak usah sok kejem kamu! aslinya kek chow chow kok sok-sok an jadi doberman." cibir Taeyong yang mana dihadiahi cengiran lucu plus lesung pipit di pipi jaehyun

"ya gak gitu, kan aku mau nyari yang terbaik buat Dejun. ntar bang Taeil marah-marah anaknya ngerantau disini trus dapetnya yang modelan buaya." alasan Jaehyun

"hilih" setelah sedikit mencibir suaminya untuk yang terakhir, Taeyong penasaran dengan Haechan, adik Hendery yang kini duduk di samping kakaknya sembari bernyanyi lirih.

"eh, ini Haechan ya? kamu temen Mark kan?"

"Mark? Mark Jung?" tanya Hechan yang diangguki Taeyong.

"kalian sekelas kan? kemarin tante liat kamu sama Mark main ayunan di taman deket sekolah sebelum pulang"

"oh iya! tante ibunya Mark!" seru senang Haechan

"Mark ada dibelakang nih sama Jeno. mau gak ikut kita main aja, gak usah ikut kakak kamu ya?" tawar Taeyong yang kemudian diangguki Haechan lalu keduanya menuju ke belakang rumah, menemui Mark yang sedang bermain bersama adiknya, Jung Jeno.

"Om, Dejun pamit ya." sela Xiaojun sambil menyalami om nya

"saya juga om. titip Haechan ya." pamitnya, disertai ucapan minta tolong menjagakan adik bandelnya itu

"iya. udah sana keburu sore." usir Jaehyun yang dijawab senyuman senang dari kedua lawan bicaranya.

"mau kemana Jun?" tanya Hendery

"kemana aja deh. pokoknya jangan ke empang aja, aku gak bawa ganti" gak lucu sih, cuman Hendery menanggapinya dengan kekehan kecil dan mengusak kecil kepala Xiaojun. langsung saja ia melajukan mobilnya sambil mendengarkan lagu yang disambungkan Xiaojun melalui flashdisk pribadinya.

Tujuan Hendery sebagai supir dan pembuat keputusan, sepertinya tak akan mengecewakan Xiaojun nantinya. 

AlphabetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang