l

116 12 25
                                    

•~•
▪︎'l' you're a love light of my eyes▪︎

sejak awal, sebenarnya Xiaojun sudah merasa suka pada Hendery.

awal kelas 11, keduanya pernah dikenalkan satu sama lain melalui perantara orang tua mereka. walau hanya bertemu sekilas, Xiaojun masih ingat Hendery yang pada saat dikenalkan sedang tertidur di mobil sambil memangku sang adik.

tentu saja Hendery tidak melihat langsung Dejun.

walau demikian, sesuai rumor yang dikatakan Lucas, Hendery memang sudah tertarik dengan Xiaojun sejak awal SMA. Xiaojun pun tau hal itu, dan mulai sedikit demi sedikit menggali tentangnya

lalu kejadian terlambat berangkat sekolah pun tanpa sengaja membuat keduanya makin penasaran satu sama lain. 

Xiaojun sebenarnya nyaman-nyaman saja kalau di dekat Hendery, mood booster gitu kok, wajar kalau suka ngereceh dan terkesan agak malu-maluin :)

Hendery sama halnya. ia yang awalnya hanya tertarik pada Xiaojun, mulai merasa perasaannya makin jauh setelah itu.

masa-masa pdkt kemarin juga membuat keduanya saling mengerti satu sama lain. dari apa yang di suka, apa yang tak disuka, selera humor, sampai perihal keluarga pun keduanya sudah saling paham.

"Der, haus." rengekan Xiaojun akhirnya keluar setelah setengah jam cuddle bersama Hendery, di kasurnya sambil menonton film

kini, mereka sedang berada di rumah Xiaojun. Hendery dan keluarga tadinya ingin pulang ke rumah keluarga Ten dan menginap disana. namun, Taeil menawarinya untuk singgah dirumahnya saja, apalagi Haechan merengek minta ingin tidur bersama Mark dirumahnya.

secara, Jung family punya rumah di komplek setempat. Haechan sedari tadi memang sudah diajak untuk menginap dirumah mark yang tak jauh dari situ. yaa untung-untung mama Ten dan bunda Doyoung bernostalgia juga. akhirnya, mereka sepakat untuk menginap selama 1 malam

ekhem.. btw, Hendery tidur di kamar Xiaojun.

"ya minum" ucap Hendery sambil menepuk kecil pinggang sang pacar(?) namun tetap fokus menonton film

"temenin yuk kebawah. aku takut suara galon" pintanya dengan menoel-noel pipi Hendery

"aku mager Jun. lha wong galon cuma diem ditempat gitu kok takut. blebek-blebek itu wis biasa. sana gih" acuhnya tanpa matanya beralih dari tv

plak!

"kancani aku opo tak kon turu ng latar?!" ancam Xiaojun sebal sambil memucingkan mata setelah sebelumnya memukul tangan Hendery--sedikit keras

"eh kok ngamuk?! iya-iya ayuuuuk!" sambil cepat-cepat mem-pause tayangan film dan menuntun Xiaojun untuk cepat-cepat turun dan mengambil minum.

dia takut sama Xiaojun, soalnya kalau marah kek dinosaurus. intinya kalau dah sebel banget, ngegigit itu pasti, fiks no kecot!

seturunnya mereka, keduanya sama-sama terdiam setelah mendengar bunyi nyaring dari arah dapur

praaang!

suaranya terdengar seperti benda pecah, namun janggalnya, terlihat samar dari arah tangga, ada bercak merah di pinggiran meja makan, yang merupakan bagian luar dari dapur

"Der, itu apa?" tanya Xiaojun pelan dan langsung meremat hoodie yang dipakai Hendery

"gatau aku. tapi kok itu ada merah-merah ya?" ia membalas remasan takut Xiaojun lalu mengusapnya, berusaha menenangkan

"i-iya kayaknya. y-yaudah ayuk naik aj--"
belum selesai Dejun mengucap, dari arah yang sama, terdengar suara,

srek! srek! srek!

seakan ada yang mengkorek-korek plastik.

"Der, takuuut!" ucap Xiaojun sambil memeluk tangan Hendery seakan melindungi diri

"u-udah yuk naik aja. nanti kalau masih haus aku mintain air ke kamar tamu" fyi, kamar tamu yang dimaksud Hendery adalah kamar yang ditempati orang tuanya.

disana, terdapat air galon juga. awalnya, itu adalah kamar utama. namun, Taeil semakin lama semakin malas naik turun tangga, dan akhirnya kamar utama kini menjadi kamar tamu dan kamar tamu menjadi kamar utama.

saat naik kembali dan menuju kamar untuk menenangkan diri, tiba-tiba lampu di ruangan tersebut mati, namun lampu lainnya tidak. segera tanpa berlama-lama, mereka naik dan lari menuju kamar lalu mengunci diri agar keduanya di dalam tetap aman

"takut iih. untung tadi cepet-cepet masuk kamar." lega Hendery sambil mengatur napasnya yang ngos-ngosan.

"hiks, takuut. untung ta-tadi a-aku sama k-kamu. k-kalau nggak aku ngga b-bakal bisa b-balik" Xiaojun menangis ketakutan sambil mengucap kata syukur berkali-kali. melihatnya, Hendery langsung memeluk Xiaojun dan menuntunnya menuju kasur

"cup cup cup. udaah, tenang yaa. udah di kamar kok. kan kita berdua. gak apa-apa ya. udah yuk tidur aja" Hendery mencoba menenangkan Xiaojun yang masih saja menangis dipelukannya lalu mengajaknya tidur agar ia melupakan kejadian tadi yang menurutnya lumayan horror

"peluk yaa?" pinta Xiaojun imut sambil melonggarkan sedikit tangannya dan mendongakkan kepala menghadap ke Hendery

wajah yang ketakutan, penuh peluh, serta air mata yang masih mengalir di pipi Xiaojun malah membuatnya gemas. tangannya mengelus pelan sambil menghapus setitik air mata yang turun kembali siap membasahi pipi tirus sang pujaan

"iya cantiiik! jangan nangis lagi dong, udah sini bobo" Hendery segera merebahkan tubuhnya lalu menepuk kasur dan merentangkan tangan menandakan ia siap untuk kembali dipeluk

segera Xiaojun merebahkan badannya lalu menyelimuti keduanya dan memeluk erat Hendery. sambil tersenyum, ia berkata

"kamu beneran cinta ya sama aku?"

terkekeh pelan, Hendery mendekap erat kepala Xiaojun yang mendusel di dadanya dan menjawab

"pasti dong! pelukan ku ini cuma buat kamu. gombalan-gombalanku juga khusus buat kamu. apalagi hati ini, milik kamu sepenuhnya. fiks, udah ketok palu"

mendengarnya, Xiaojun terharu dan kembali meneteskan air mata. merasa Hoodie bagian dadanya semakin basah, Hendery malah panik

"eh kenapa? kamu gak suka ya? apa aku kekencengan meluknya? atau masih takut? iih jangan nangis" mukanya ia arahkan ke Xiaojun yang kini juga tengah menatapnya

"aku seneng Der. aku seneng banget kamu sesuka itu, eh nggak, secinta itu sama aku. jujur, aku cintaaaa sukaaa sayaaang juga sama kamu" ucap fluffy Xiaojun lalu mengecup ringan bibir Hendery yang kaget akan penuturannya

sekejap, Hendery termangu. namun tak lama, keduanya saling memagut mesra bibir satu sama lain dengan rasa bahagia yang membuncah

"Jun, inget! kalau kamu takut, kalau kamu seneng, kalau kamu sedih, kalau kamu butuh tempat curhat, kalau kamu kesepian, kalau kamu marah, kalau kamu laper, kalau kamu kedinginan, kalau kamu capek, kalau kamu pengen jalan, trus kalau kamu butuh apapun itu, jangan sungkan panggil aku. aku disini, sama kamu. selalu."

lagi-lagi, keduanya saling memeluk erat dan mengucap kata-kata paling manis yang pernah dikatakan keduanya.

"Der," Xiaojun kembali menatap intens Hendery

"iya?" jawab Hendery menatap baliknya sambik tersenyum, mengira-ngira apa yang akan dikatakan si manis ini kepadanya

"you're a love light of my eyes"

lalu berikutnya, mereka sama-sama tersenyum lalu kembali memeluk satu sama lain, menutup mata dan melanjutkan untuk tidur. beristirahat.

sebelum tidur, didalam hati, keduanya berharap, hubungan mereka kedepannya akan semakin langgeng, juga semakin memahami masing-masing satu sama lain, tak lupa harapan agar hubungan mereka lancar sampai pada jenjang yang lebih serius nanti--aamiin..








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AlphabetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang