Iris menggeram pada tiga orang di depannya.
"...!"
Tessa, pelayan Iris, terkejut saat melihat Putri Larissa di depan matanya.
Tessa dengan hati-hati berbisik ke telinga Iris, "Nona, dia adalah Putri Larissa dari Kekaisaran Dayev..."
"Oh, benarkah?"
Mendengar kata-kata Tessa, Iris langsung mengubah ekspresinya. Iris mengangkat ujung gaunnya dan sedikit membungkuk untuk memberi salam.
"Ini pertama kalinya Iris bertemu dengan seorang putri di kehidupan nyata! Iris hanya mendengar tentang mereka di dongeng! Senang bertemu denganmu, Yang Mulia," Iris tersenyum.
Iris memperkenalkan dirinya sebagai cucu dari Baron Bernard dan Baron Vendos, pengikut sang duke.
Putri Larissa tersenyum ramah.
"Senang bertemu denganmu juga, Lady Iris."
"Ya tentu saja. Ngomong-ngomong, kenapa anda merusak mawar Iris? Mawar pasti sangat kesakitan..."
Iris mengambil mawar dari tangan Larissa.
Larissa merasa malu melihat perilaku Iris yang seperti anak kecil, tapi Larissa tidak kehilangan senyum khasnya.
"Berani-beraninya kamu mengambil mawar tuan putri...?!"
Carolina memelototi Iris dengan tajam, matanya dipenuhi amarah.
"Mawar ini milik Iris!" Iris berteriak pada Carolina.
"Maaf, Lady Iris, tapi... ini kediaman Duke. Bukankah taman itu milik duchess?" Larissa berkata dengan ekspresi resah.
"Tetap saja, nona ini konyol. Beraninya kau bertindak begitu kasar di depan tuan putri...?! Putri kami adalah keponakan Yang Mulia Kaisar!" Carolina berteriak seolah-olah ia membawa kekuasaan sang putri.
Carolina frustrasi karena para pelayan duke tidak ramah seperti yang ia kira.
Tentu saja, para pelayan itu baik tapi tidak sebaik yang diinginkan Carolina. Ia berharap Putri Larissa mendapatkan pelayanan terbaik. Lebih baik dari duchess itu sendiri!
Carolina tahu bahwa ia terlalu emosional. Tapi ia tidak bisa menahannya karena ia tahu bagaimana rasanya dipandang rendah oleh orang lain.
Sebagai pelayan istana kekaisaran, Carolina pernah diintimidasi karena ia bukan berasal dari ibu kota. Tapi ketika Larissa memilihnya sebagai pelayan pribadinya, sikap para pelayan lainnya berubah drastis. Carolina selamanya berterima kasih kepada sang putri dan terus membabi buta kepada orang yang tidak sopan pada sang putri. Ia berpikir bahwa Putri Larissa lebih baik dan lebih cantik dari siapa pun.
Carolina tidak meragukan Duke Cernoir akan jatuh cinta pada Putri Larissa.
Tapi untuk berpikir bahwa cucu dari seorang baron akan berani meremehkan putrinya...!
Iris mengamati Putri Larissa dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan tangan di dagunya.
"Duchess memberikannya pada Iris! Dia memberikan semua mawar di taman ini kepada Iris! Itulah mengapa mawar ini milikku!"
"......"
Putri Larissa menertawakan Iris, yang bertingkah seperti anak kecil, ia benar-benar menganggap Iris lucu. Sepertinya Iris tumbuh dewasa dengan menerima cinta yang luar biasa dari kakeknya.
Sedangkan Larissa tidak pernah dicintai oleh keluarganya sendiri kecuali ibunya. Ia tiba-tiba merasa sedikit cemburu karena Iris tumbuh dewasa dikelilingi dengan begitu banyak cinta, sedangkan ia tidak.
![](https://img.wattpad.com/cover/237021460-288-k511557.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Ready for Divorce!
FantasyDalam cerita aslinya, pemeran utama pria menuduh mantan istrinya menyalahgunakan pemeran utama pria saat dia masih kecil. Tapi tidak seperti cerita aslinya, aku membesarkan suami muda ku seolah-olah dia adalah adik laki-laki ku. Ketika suami aku per...