Chapter 57

4.7K 687 152
                                    

Caville telah membaca surat-surat Elody sepanjang malam. Ia membacanya sangat lambat sehingga masih banyak yang tersisa.

Sambil melihat Caville, Ifrit tertidur di sampingnya.

"......"

Air mata mengalir di pipi Caville. Tidak ada cara untuk menghentikannya mengalir saat ia membaca setiap surat.

Caville merasa seperti akhirnya dihibur setelah kesepian dalam 7 tahun terakhir.

Elody merekam kehidupan sehari-harinya seolah menulis buku harian. Itu juga dipenuhi dengan cinta dan kasih sayang untuk Caville.

Caville bodoh karena mengira istri seperti ini mungkin pernah melupakannya.

Caville merasa hatinya terkoyak. Ia tidak akan pernah merasa lebih baik bahkan jika ia mencabik-cabik semua orang di Kuil.

"......"

Namun di satu sisi, hatinya penuh dengan kebahagiaan. Seolah-olah ia baru saja menerima banyak sekali kasih sayang Elody yang mengalir ke seluruh tubuhnya seperti hujan lebat.

Sayangnya, Caville tampak menyedihkan keesokan paginya karena matanya bengkak sehabis menangis hingga tertidur.

"... Ada apa di dalam? Bagaimana bisa matamu bisa begitu bengkak? Kamu terlihat mengerikan," Ifrit berbicara.

Caville terkejut begitu ia melihat ke cermin.

"......"

Seperti yang dikatakan Ifrit, matanya sangat bengkak.

'Jika istriku melihatku seperti ini, dia akan mengira aku jelek...'

Caville memerintahkan seorang pelayan untuk membawakannya es. Caville tidak bisa bertemu istrinya dengan penampilan seperti ini.

Sayangnya, es tidak bisa menghilangkan matanya yang bengkak.

Karena hal ini, Caville harus menghindari Elody sepanjang hari.

Caville tidak ingin menunjukkan matanya yang bengkak, tapi...

Entah kenapa, Caville merasa sangat malu saat berdiri di depan istrinya. Jantungnya berdebar sangat kencang sehingga ia mulai bertanya-tanya apakah ia menderita penyakit jantung.

* * *

Di lain tempat...

Sama seperti Caville, ada juga pria yang terjaga tadi malam.

Dia adalah Theodore, komandan paladin dari kuil thysser.

Alasan mengapa ia tidak bisa tidur juga karena surat Elody.

Theodore juga pemimpin paladin di medan perang.

Namun, paladin sepenuhnya dikendalikan oleh pendeta kuil thysser. Secara khusus, kata-kata para imam besar adalah hukum dan itu mutlak.

Theodore tidak puas dengan itu, tapi ia tidak pernah melanggar perintah mereka.

Theodore awalnya adalah putra kedua dari keluarga bangsawan besar di ibukota.

Ketika ia mengajukan diri sebagai paladin, orang-orang terkejut.

Ayahnya adalah seorang bangsawan dengan beberapa gelar. Jelas bahwa putra keduanya, Theodore, akan diberi gelar yang lebih rendah.

Namun, Theodore tahu.

Bahwa ayahnya tidak akan memberi Theodore apapun.

Sudah terlambat, tapi setelah menyadarinya, Theodore tiba-tiba mengajukan diri menjadi paladin.

I'm Ready for Divorce!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang