Ch. 22 : The Right Person

1K 148 31
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

| bisu ; yeongyu|

Jalan Raya begitu ramai, bahkan nyaris macet karena padatnya kendaraan pada jam kantor. Matahari juga mulai muncul untuk memberikan tanda bahwa hari menjelang pagi.

Yeonjun melirik pada kursi penumpang di belakang kemudian menghela napasnya—lega. Boram sepertinya benar-benar kelelahan atau mungkin saja anak itu terbangun pagi-pagi buta karena menyadari kakaknya yang tidak ada di rumah makanya ia tertidur pulas tanpa terusik dengan goncangan pada mobil ini.

Yeonjun berniat ingin membawa Boram ke rumah sakit dan berada dalam jarak dekat jangkauannya, atau lebih tepatnya Yeonjun ingin meminta tolong pada kedua sahabat Beomgyu yang berada disana untuk menjaga Boram selagi ia mencari Baram. Untuk saat ini Yeonjun hanya percaya kepada mereka berdua saja bahkan ia tidak bisa mempercayai Soobin—sahabatnya, karena laki-laki itu pasti akan sibuk di kantor mengurus projek yang telah mereka berdua rencanakan sebelumnya. Tidak mungkin Yeonjun akan merepotkan Soobin ketika laki-laki itu yang sepenuhnya mengurus projek baru sedangkan dirinya angkat tangan.

Lampu lalu lintas perlahan berubah warna menjadi hijau, maka Yeonjun bisa melanjutkan laju mobilnya menuju rumah sakit.

Setibanya disana Yeonjun langsung memarkirkan mobilnya kemudian menggendong Boram dan membawa koper yang berisikan pakaian ini menuju ruangan inap Beomgyu yang berada di lantai 4.

Yeonjun mengetuk pintu ruangan terlebih dahulu sebelum memasukinya. Tepat saat wajahnya menengadah ia langsung membeku di tempat.

Beomgyunya sudah siuman. Laki-laki mungil itu sedang duduk menyender pada punggung bangsal dengan wajah yang tertekuk dan bibir yang menukik ke bawah.

Hati Yeonjun teriris, benar-benar merasa bersalah pada laki-laki mungil yang berstatus pacarnya itu. Dengan langkah yang agak berat ia paksa untuk mendekatkan diri—menghampiri Beomgyu yang terduduk dengan tangan yang terpasang tali infusan.

"Kau sudah siuman?" tanya Yeonjun dengan bodohnya. Taehyun dan Hueningkai yang menyaksikan sedikit kesal namun merasa sedih juga di waktu yang bersamaan.

Mereka berdua awalnya juga kaget ketika Beomgyu membuka matanya sambil berucap lirih meminta air karena haus yang melanda. Hueningkai panik bukan main, bahkan hampir menangis karena haru. Beruntung Taehyun cepat tanggap mengambilkan air hangat untuk Beomgyu minum.

Tentunya Beomgyu akan meneguk airnya sampai habis, setelah itu dipaksa untuk makan bubur. Awalnya enggan karena mengingat ia benar-benar tidak menyukai bubur, apalagi bubur yang berada di rumah sakit. Rasanya sama saja seperti meminum obat, dan Beomgyu benci sekali dengan obat.

Bisu ; yeongyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang