Setelah tiga bulan bak Neraka, aku datang lagi padanya."I won't let us be like strawberry and cigarattes, Kak," sahutku, memaksakan kehendak takdir untuk tetap mengutarakan perasaanku.
Abian tercenung, menatap mataku lamat-lamat, aku tahu dia paham betul apa yang aku katakan barusan. Ia mengerti maksud kalimat itu.
"Tapi saya sudah jatuh sejatuh-jatuhnya sama Jiane, Chi, kamu tau itu, kan?"
Aku terkekeh, "tau. Tau banget Kak, tapi aku juga suka sama Kakak. Bukannya ini salah Kakak ya? Tebar senyum sana- sini, sampai akhirnya aku nggak tau cara buat denial, Kak. Emang siapa, sih yang bisa nyangkal perasaan?" Sarkasmeku mulai terbit.
Helaan napas terlihat berat bagi Abian. "Saya nggak tau efeknya bakal kaya gini?"
"Terus gimana coba? Aku sebenernya capek gini, kesel sama diri sendiri yang nggak bisa nahan Kakak buat pergi, sekaligus kesel karna gak akan pernah bisa buat Kakak untuk tetep bertahan disini." Aku memalingkan wajah, enggan tatap lama-lama pahatan rupawan Abian.
"Kenapa kamu masih ngejar saya disaat saya udah jelas suka sama orang lain?"
"Kenapa juga Kakak masih tetep mertahanin hubungan Kakak disaat udah jelas Jiane selingkuh sama temen Kakak sendiri."
Kami kemudian tercenung. Apa-apaan ini?
Bayangkan saja, aku tak lagi mau merasa bahagia kala Abian telah genggam tangan Jiane. Jarak diantara kami semakin menjauh dan rasa-rasanya kemungkinan kami bisa bersama ditebas jarak.
"Tapi saya nggak mau maksain semuanya sama kamu."
Bahkan setekah semuanya terungkap, Abian tak pernah mencintaiku.
Ya, aku ini anomali, karna sejemang Abian pergi aku tetap berdiri menunggu disini.
SELESAI
Ada sebuah kata selesai yang tak melulu harus berarti bahagia. Karna ada beberapa kisah omong kosong yang terlihat rumit namun berakhir baik. Namun tidak untuk kisah ini. Ini merupakan halaman terakhir kisahku dengan Abian. Namun bukan berarti ini akhir hidupku.
Akan selalu ada bab baru dalam hidupku, dan mungkin kali ini berakhir pahit, semoga saja kedepannya tak lagi terulang.
Abian, jika kamu baca ini, tolong paham jikalau masih ada sebuah ruang yang ksong melompong untuk namamu. Terimakasih telah begitu brengsek.
TAMAT
[aurorakanza]
KAMU SEDANG MEMBACA
im afraid i will fall for you forever;
Teen Fiction[selesai] Aku hapal betul tas punggung hijau usang dengan garis cokelat apatis. Punggunnya selalu aku perhatikan dari diamter sejauh apapun, terlampau payah untuk sekedar dekati sedikitpun. Lalu katanya itu disebut jatuh cinta, namun bertepuk angin...