Chapter 1 | Different

52 4 1
                                    

Hari ini kamu lagi nunggu Taeyong jemput kamu di kampus. Rasanya kakimu udah keram karena Taeyong gak kunjung datang juga.

Taeyong itu manusia yang lumayan sibuk, kadang dia gak ada waktu buat ketemu atau sekedar kabarin kamu karena pekerjaannya.

Tapi sayangnya kamu tetep aja ngotot dengan alasan kamu juga sibuk ngampus. Ah... Akhirnya pacarmu datang juga.

"Kamu udah lama nunggunya?" tanya Taeyong ke kamu sambil tiba-tiba cium kamu di depan loby kampus.

Kamu menyebikkan bibir, rasanya kamu malu banget karena harus dilihatin orang walau terhitung cuma beberapa. Tapi malunya woii T_T

"Taeyong, jangan gitu ah. Aku malu tau dilihatin orang."

Taeyong mulai meriksa sekeliling yang sebenarnya hanya ada beberapa orang di sana dan gak terlalu merhatiin kamu dan Taeyong.

"Kenapa? Kan aku pacar kamu, kalau kamu selingkuhanku baru gak boleh." Taeyong cubit hidungmu gemas.

"Tadi aku tanya— Kamu nungguin aku udah lama?"

Pipimu semburat berwarna merah sebab perlakuan Taeyong ke kamu, tapi kamu merespon hanya dengan memutar bola mata. "Iya lah lama! Kaki ku udah kayak mau copot."

Taeyong tersenyum manis ke kamu sambil tangan kanannya ngacak-ngacak rambut kamu asal. "Kamu lucu banget gini, udah yuk makan. Aku laper banget."

Kalian segera naik mobil Taeyong dan beranjak dari sana. Di sepanjang jalan kamu dan Taeyong gak membuka dialog sama sekali. Hanya alunan musik dari mobilnya yang mengisi ruang kosong di sana.

Lama-lama kamu bosen sama keadaan ini dan coba buat buka suara. Tapi—

"Kamu—"

Suaramu lebih dulu diinterupsi Taeyong. "Lancar kuliahnya hari ini?"

"Iya, semuanya baik-baik aja."

Taeyong tetep fokus sama jalanan dan gak noleh ke kamu sama sekali. Tetapi dinginnya waktu itu karena udah sore, kamu mulai mengusap kedua bahumu tanpa sadar.

Detik berikutnya kamu lihat Taeyong lagi naikin suhu AC di mobilnya. Dia tau aku kedinginan ya?

Itu yang buat kamu selalu sabar dan menerima sifat keras kepalanya Taeyong. Taeyong itu manusia kelewat peka, dan dia gak pernah kasar atau ngomong kotor ke kamu. Dia baik banget sama kamu. Taeyong itu orang dewasa.

Setelah keheningan yang cukup lama, kamu mulai coba buka suara lagi, "Kamu kenapa bisa pacaran sama aku, sih?"

Kamu tau jelas meski Taeyong gak memperlihatkan keterkejutannya tapi kamu masih bisa menangkap ekspresi terkejutnya akibat pertanyaan yang kamu lontarkan barusan.

"Kenapa? Kamu gak suka pacaran sama aku?" Taeyong balik tanya ke kamu.

Kamu menghela napas. "Bukan begitu Tae— Secara aku cuma gadis biasa yang gak sengaja ketemu kamu dan kamu kayak seorang superstar. Mana ada kisah kayak gitu selain di dalam novel."

Kini Taeyong menatap kamu serius. Kamu mendadak kaget karena tatapan pemuda itu terasa agak aneh ke kamu.

"Tapi sekarang ada kan? Aku juga gak tau dan aku gak perlu alasan untuk pacaran sama kamu. Aku itu suka sama kamu, itu urusanku kalau aku mau atau enggak pacaran sama anak bandel kayak kamu."

Kamu terkekeh kecil, gak tau harus ngomong apa karena memang yang dibilang Taeyong itu benar. Kenapa sekarang kamu masih pacaran sama dia sampai saat ini? Ya karena kalian saling nguatin diri untuk nerima kekurangan masing-masing.

TUAN LEE (Short Story)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang