Chapter 4 | Key (Part 1)

19 4 0
                                    

Lagi mood banget sama Ice Blue satu ini ><

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lagi mood banget sama Ice Blue satu ini ><

*****

Gak ada yang lebih lega saat ujian berakhir. Kamu bisa menghirup udara segar dan bersiap liburan sebelum mulai buat nulis skripsi.

Sebentar lagi kamu lulus S1, udah capek sama lingkungan kuliah. Orangtuamu juga gak maksa kamu buat lanjut ke S2.

Kamu baru aja mau pulang tapi urung saat seorang pemuda datang menghampiri kamu. Ex Crush, Jeno.

Dulu kalian pernah saling suka waktu Taeyong gak notice kamu, sampai akhirnya Taeyong balik buat ambil hati kamu kembali.

Senyumnya gak pernah berubah, masih kayak dulu yang sering banget ajakin kamu belajar sambil jalan-jalan dan makan di sekitar sungai Han.

"Kak Jeno ngapain di sini?"

"Cuma mau beresin barang-barang, gak taunya ketemu kamu." Pemuda itu mengusap tengkuknya yang tidak gatal.

"Ujian kamu gimana, lancar?"

Kamu mengangguk sebagai jawaban dan pemuda itu senyum ke kamu. Leleh banget kalau udah lihat orang ini senyum, dunia jadi adem banget.

Canggung banget kalian gak bisa ngomong apa-apa, hingga Jeno berusaha mencairkan suasana. "Kamu sibuk gak? Mau ikut aku jalan-jalan bentar?"

Hah? Kalau ketahuan Taeyong gimana? Aku gak mau dikubur hidup-hidup. No, not today.

But, sebenarnya kamu juga gak mau nolak ajakan Jeno. Kamu sendiri kangen sama dia.

"Aku gak bisa kak, harus cepet pulang nanti mamah khawatir."

Gak ada yang bisa kamu lakukan selain beralibi supaya Jeno gak bawa kamu pergi. Mau sih sebenarnya, cuma Taeyong mau dikemanain?

"Aku yang ijin ke mamah kamu. Bentar aja gak papa kan, nanti aku langsung antar kamu pulang."

"Tapi kak—"

"Aku mau ngomong sesuatu sama kamu," ucapanmu langsung dijeda sama Jeno. Jeno kayak gak ngasi kamu pilihan selain ikut sama dia.

Gak papa kali ya, kak Taeyong kan gak tau. Bentar doang kok.

Akhirnya kamu setuju untuk ikut sama Jeno, kamu naik mobil dia. Sesuai prediksimu, dia bawa kamu ke sungai Han. Mana pemandangannya lagi sunset gini lagi, aduh nostalgia ini namanya.

Jeno ajak kamu ngobrol-ngobrol sambil jalan-jalan menikmati pemandangan yang emang enak banget buat dilihat.

"Kakak setelah ini mau bagaimana? Balik lagi ke Canada?"

"Kayaknya enggak deh, papah suruh di sini aja ngurus perusahaan. Udah capek dia katanya, hahaha," pemuda itu tertawa renyah dan kamu ikut tertawa serta.

"Kamu sendiri bagaimana? Mau lanjut?"

"Enggak kak, aku udah capek. Mau istirahat dulu kali ya, nunggu ada niat mau cari kerja apa."

Jeno ngangguk sebagai balasannya ke kamu. Hening beberapa saat di antara kalian hingga kamu merasakan telapak tanganmu sedang digenggam lembut oleh yang pasti itu tangan Jeno.

Sempat mau nolak, tapi gak enak juga mau tiba-tiba lepas padahal kamu bisa aja nolak. Menikmati banget, suasananya mendukung lagi.

Hingga namamu baru saja dipanggil oleh pemuda di sampingmu. "Aku mau ngomong sama kamu,"

Kerutan di keningmu pun tercipta, berusaha tenang saat kamu memprediksi apa yang bakal diucapkan Jeno. Mempersiapkan diri buat jawaban apa yang akan kamu kasih nanti.

"Apa?"

Jeno menarik napasnya sejenak sebelum kembali melanjutkan, "Aku udah lama suka sama kamu, kamu mau gak ja—"

"Aku udah punya pacar kak, maaf."

Belum sempat Jeno melanjutkan kata-katanya tapi sudah disela duluan olehmu. Membuat Jeno yang mendengar itu jadi berubah atmosfir.

"Kamu bohong kan?"

"Aku gak bohong!" Kamu berusaha tegas. Kamu emang udah pengen ngomong ini dari tadi cuma ngerasa timing nya belum cocok.

"No! you're liar. Kamu aja nggak ngomong apa-apa sama aku."

Sekiranya Jeno tetap ngotot bilang kamu bohong. Kamu segera lepasin tanganmu yang sedari tadi masih digenggam sama Jeno. Tanganmu mengepal dan nyaris akan menangis.

"Karena aku gak enak mau ngomong ke kakak. Aku nggak maksa kamu percaya, but it ia the really true."

Jeno kehabisan kata-kata,  dia frustasi. Kamu sendiri cuma bisa nahan air mata yang nyaris jatuh dari pelupuk mata.

"Jadi kamu gak bohong?" Jeno memastikan, tapi tetap dijawab dengan gelengan mantap dari kamu membuktikan semuanya itu benar adanya, gak ada kebohongan dari kamu.

"Aku udah tunggu kamu sekian lama, dan kamu malah jadian sama orang lain. Aku kira kamu bakal tunggu aku sampai aku balik dari Canada."

Gak ada yang lebih sesak dari kenyataan ini, saat dulu kamu pernah juga melihat Jeno lagi jalan sama perempuan lain, itu juga yang bikin kamu jadi mau nerima Taeyong balik.

Literaly, Jeno mungkin berbual sekarang.

"Lalu bagimana waktu aku lihat kamu jalan sama perempuan lain waktu itu? Waktu itu aku lagi butuh bantuan kamu kak, aku butuh orang buat jadi sandaranku. Tapi kamu jalan sama perempuan lain."

Kamu gak bisa bendung air matamu lagi. Cairan itu mulai mengalir sedikit demi sedikit membasahi pipimu lalu kamu menyekanya dengan kasar, seperti biasa kamu akan berusaha terlihat kuat.

"Kamu salah. Dia cuma anak temennya papah, beliau suruh aku buat anterin dia beli sepatu. Malamnya aku ngecek hp dan ada pesan dari kamu, aku berusaha hubungin kamu tapi gak bisa."

Kamu makin gak bisa berkata apa-apa. Entah kenapa kamu jadi makin marah karena kenyataan yang sebenarnya salah paham itu yang bikin kamu kehilangan semuanya.

Sementara kamu yang masih berlinang air mata berusaha buat tenang dan ambil napas dalam-dalam bersiap menerima kenyaatan agar ini semua gak terus menghantui kamu.

"Sekarang semuanya udah selesai, aku udah punya pacar. Kakak gak seharusnya kayak gini ke aku."

"Kalaupun kamu udah dimiliki orang lain, let me do it for last time."

Tanpa aba-aba tubuh pemuda yang lumayan lebar itu merangkul kamu, kamu dapat merasakan deru napas pemuda itu yang tersenggal seperti menahan sesuatu yang amat berat akan keluar dari dirinya.

Kamu berusaha tenang walau nyeri yang kian kuat berdenyut di dadamu. Sampai beberapa saat kalian menikmati pelukan, seseorang menghampiri kalian.

Sosok yang tidak diharapkan datang menghampiri kamu dan Jeno kemudian mengambil alih dirimu saat kamu masih dipeluk oleh Jeno.

"Udah jalan-jalannya? Pulang yuk, dicariin mamah kamu."

TBC》

TUAN LEE (Short Story)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang