Chapter 10 | Night Stand

7 2 0
                                    

"Aku udah bilang kan sama kamu, kalaupun kamu gak punya perasaan lagi aku bakal berusha biar kamu balik ke aku. Itu suatu perjuangan buat aku."

Kamu tersenyum mendengar jawaban Taeyong, dia emang pernah bilang begitu ke kamu. "Tapi bagaimana kamu bisa?"

Taeyong menangkup wajah kamu dan mengecup bibir kamu singkat. "Karena aku terlalu egois. Aku tau aku gak pantes buat kamu, tapi aku maksa untuk memantaskan diri buat kamu."

Kamu meluk Taeyong dan menangis sejadi-jadinya. Taeyong terus ngusap punggung kamu lalu menciumi leher dan pundak kamu sesekali.

Taeyong menciummu, menyesap bibirmu perlahan sedangkan kamu hanya bisa memejamkan mata mengikuti permainannya. Rasanya semua rasa benci itu sirna setelah apa yang dilakukan Taeyong hari ini.

Dia bawa kamu ke pangkuannya dan mulai melepas bajunya kemudian mulai melepas bajunya dibantu olehmu. Taeyong mulai mencium kamu lagi, dengan sangat lembut dan tidak menuntut seperti ini bukan Taeyong yang biasanya.

Kamu belum pernah melakukan skinship dengan Taeyong sejak kejadian itu. Ini pertama kalinya kalian melakukan ini lagi walau hanya sekedar memeluk atau berciuman.

Kalian semakin terbawa suasana hingga Taeyong sudah melepaskan kancing piyamamu seluruhnya. Kalian terdiam sejenak. "Tunggu Taeyong." Taeyong menghentikan kegiatannya dan menatapmu dengan penuh bersalah.

"Aku gak akan melakukannya kalau kamu gak mau."

Taeyong tetap membiarkanmu di pangkuannya dan kedua tangannya masih melingkar sempurna di kedua sisi pinggangmu. "Aku mohon, aku sangat merindukanmu. Biarkan aku melakukannya sebentar."

Taeyong memohon padamu sambil terus menciumi perpotongan lehermu. Itu sama aja Taeyong gak ngasi kamu pilihan untuk nolak. Kamu sendiri gak punya alasan buat nolak saat kamu sendiri merindukan Taeyong.

Kamu menerima tawarannya dengan mengarahkan bibirmu ke arah Taeyong. Taeyong tersenyum kemenangan di tengah pertautan kalian. Taeyong merebahkan tubuh kamu pelan-pelan ke ranjang dan melepas semua pakaian kamu.

Jantungmu makin berdebar ketika mendengar suara pakaian Taeyong terlepas. Kamu memejamkan mata dan gak berani untuk menyaksikan apa yang terjadi. "Buka matamu sayang."

Taeyong mengecup kedua kelopak mata kamu bergantian hingga kamu membukanya. Kamu melihat Taeyong di atas kamu, sedang memandangi wajah kamu seperti seorang pendosa yang baru saja dikabulkan permintaannya.

Kamu menegang ketika sesuatu di bawah sana gak sengaja bersentuhan dengan pahamu. Kamu merasakan kerasnya benda itu, pun kamu agak takut benda itu akan mengoyak kamu seperti sebelumnya.

Kamu menarik napasmu dan meraup bibir Taeyong secara tiba-tiba. Taeyong pun mendekatkan bibirnya tepat di wajahmu. "I love you, " bisiknya.

_
_
_

Kamu terbangun, kamu melihat Taeyong ada di sisimu masih tertidur pulas dan kamu gak tega buat bangunin dia.

Kamu merasa malu mengingat apa yang terjadi semalam. Kamu baru sadar ketika melihat jam menunjukkan pukul 9 pagi, kamu tertawa.

Itu jelas karena kamu ingat kamu dan Taeyong baru tidur jam lima subuh tadi. Tidur beberapa jam cukup untukmu, tapi tidak untuk Taeyong.

Dengan hati-hati kamu berinisiatif untuk membangunkan Taeyong. "Taeyong, bangun! Kamu gak kerja?"

Taeyong menggeliat menenggelamkan wajahnya ke dasar bantal. Kamu menahan tawa menyaksikan gemasnya Taeyong di pagi hari.

Sejujurnya, tiap pagi kamu menyaksikan Taeyong seperti ini. Setiap dia lelah, dia akan sulit dibangunkan. Dia akan menggenggam tanganmu agar tidak terus menggoyang tubuhnya untuk bangun.

TUAN LEE (Short Story)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang