Chapter 7 | Dissapear

16 3 0
                                    

Baca pelan-pelan yaa,selamat membaca♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baca pelan-pelan yaa,
selamat membaca♡

*****

Tumpukan berkas mengisi setiap pandangan Taeyong membuat pemuda itu terus menghela napas seolah mengatakan, kapan ini akan berakhir.

Sesekali pemuda itu memandangi foto yang terpajang rapi di dalam sebuah bingkai persegi di atas meja kerjanya. Menatap foto itu sebentar lalu membaliknya kasar dan mengusap wajahnya kasar setelah itu.

Ini cukup mengganggu perhatian Taeyong. Pemuda itu berpikir keras apakah harus kembali dan mendengarkan sedikit penjelasan gadisnya itu.

Tetapi, sikap gadis itu padanya lebih membuatnya semakin ingin egois.

Taeyong beranjak dari duduknya dan menatap ke luar kaca yang menampakkan pemandangan kota tengah diguyur hujan deras, menerawang jauh apakah gadisnya baik-baik saja saat ini.

Merasakan sedikit dingin yang menembus kaca lalu meresap pada tubuhnya, sama seperti perasaannya yang saat ini tengah dikoyak habis menjelang  dua minggu dia lari tanpa kepastian.

Gak lama setelah itu, pemuda itu memutuskan untuk menghidupkan ponselnya yang sudah dua minggu ini di matikan agar kamu gak terus mengganggunya.

Dan terkejutnya Taeyong saat sebuah pesan muncul dan memperlihatkan namamu di sana. Taeyong beralih pada sebuah benda lipat di atas meja kerjanya, dia membuka benda itu dan mencari sesuatu, rekaman cctv rumahnya.

Taeyong melihat jelas seseorang tengah meringkuk di depan pintu rumahnya. Taeyong membeku.

Taeyong mulai menimbang kembali apakah dia harus datang atau enggak. Sampai kemudian Taeyong mengumpat dan bergegas menuju garasi.

"Sial!"
-
-
-

Tubuhmu masih bergetar sambil memandangi Taeyong yang tengah tidur di sampingmu sambil memelukmu.

Pemuda itu bernafas secara teratur menghadapmu meski sedikit ke atas karena kamu tidur di lengan kekarnya. Kamu tetap mendongak menatap wajahnya lekat.

Perlahan air matamu mengalir membasahi pipi bertepatan dengan dirimu yang sama sekali gak mau mengalihkan pandanganmu dari wajah pemuda itu.

Menatapnya lekat dengan takut yang teramat takut. Takut apabila kamu menutup matamu barang sebentar saja kamu akan kehilangan dirinya lagi.

Rasanya kamu gak sanggup setelah mendapatkan mimpi seperti itu. Kamu gak akan biarin Taeyong pergi dari kamu lagi.

Kamu terus menatap Taeyong yang tengah tertidur pulas sambil sesekali menyeka air matamu. Sedikit terkejut karena pemuda itu tiba-tiba bergerak seiring dengan lengannya yang makin erat memelukmu.

TUAN LEE (Short Story)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang