10. A m e r V a n

402 45 3
                                    

Ketika kita mencoba melawan takdir, itu akan sulit. Dan membuat kita mendekat dengan takdir kita. Saat rencana sudah disusun tapi keadaan membawanya semakin dekat dengan takdir, ya sekarang yang Jennie lakukan adalah menerima takdir.

Keduanya sama sama bingung bagaimana rencana selanjutnya untuk pergi dari sini, masalah akan tetap ada. Para pemberontak itu masih saja mencari mereka dan yang paling membuat mereka kembali berfikir, bagaimana cara mereka membeli kuda yang baru.

Saat itu Jennie dan Tae sama sama tidak tau apa yang akan mereka lakukan, Jennie tidak membawa koin dan koin Tae juga sudah habis. Takdir yang rumit. Terus terusan Jennie mengusulkan untuk berjalan kaki menuju Amer. Tapi Tae bilang perjalanan cukup jauh. Dipaksapun Jennie akan mengalah, ia kalah harus berdebat dengan pria itu.

Saat satu jalan keluar terlintas dibenak Jennie, ia segera berjalan mendekat dengan pria itu, Tae.

"Tae, bagaimana kalau kita berkerja agar mendapat koin?" Usul Jennie kepada Tae.

"Mungkin itu bukan ide yang buruk bukan? Jika seminggu kita bisa mendapat tiga koin kita bisa mengumpulkan bersama untuk membeli kuda baru" sambung jennie.

Tae tersenyum. "Bukan ide buruk menurutku, tapi pekerjaan apa yang akan kita lakukan"

"Aku tidak tau, yang pasti kita harus mendatangi warga pasar, dan kita bisa meminta informasi dimana ada pekerjaan" ujar Jennie dengan antusias.

Tae mengangguk dengan setuju, "oke, sekarang kita harus siap siap"

Setelah mereka bersiap siap Jennie dan Tae segera pergi kepasar. Saat berada disana, mereka masih berjalan jalan. Saat ditengah jalan mereka bertemu anak anak yang kemaren bermain dengannya, Jennie dan Tae tersenyum melihat mereka tengah bermain juga. Tangan mereka membawa satu ice cream, pasti mereka habis membelinya.

"Hai fasika dan kawan kawan, kalian ingin main?"

Anak anak itu mendongak, "iya kak kami akan bermain"

"Iya kak, apa kakak ingin ikut?"

Tae menggeleng, "tidak bisa, lain kali kita akan ikut" ujar Tae dengan lembut.

"Kalian makan ice cream, sepertinya enak" ujar Jennie

Mereka mengangguk dengan benar. "Iya kak ini enak, kak Jane ingin?"

"Tidak perlu, kami permisi dulu, selamat bermain" ujar Jennie.

Keduanya berlanjut menelusuri pasar desa ini, saat sedang berjalan Tae tiba tiba menghentikan langkahnya, hal itu membuat Jennie ikut berhenti, menatap Tae seperti bertanya. Tae berfikir mereka perlu berpisah disini, dan menemukan sebuah pekerjaan sendiri. Kalau mereka terus bersama, mereka akan terus berjalan jalan.

"Sebaiknya kita berpisah disini, kau kesana aku kesitu, jika sudah sore kita harus kembali ke penginapan" jelas Tae menunjukkan arah kiri untuk Jennie dan kanan untuk Tae.

"Menurutmu apakah ide ini tidak buruk?" Tanya Jennie dengan ragu, kalau mereka berpisah akankah tidak ada bahaya.

Tae meletakan kedua tangannya ke pundak Jennie, menyuruh Jennie untuk menatapnya. "Jane, yakinlah kau dan aku akan baik-baik saja"

Jennie mengangguk dengan yakin, "baiklah, setelah aku mendapat pekerjaan, aku akan langsung bekerja, kita harus cepat cepat mendapat koin". Kemudian keduanya berpisah dan mereka terus mencari pekerjaan yang bisa mereka lakukan.

POV TAE

Saat ia masih berjalan jalan di tengah keramaian pasar, ia berpapasan dengan Paman yang ia temui kemaren.

"Salam Paman Sun"

Paman Sun juga ikut memberi salam kepada Tae. Ia menyuruh Tae untuk duduk disalah satu bangku yang ada dipinggir jalan pasar.

AMERVAN || TNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang