Penyelesaian 2 : Saling Terbuka

2.2K 161 13
                                    

Aku heran dengan sikap Sakura belakangan ini, setiap pagi dan sore dia selalu muntah-muntah dan tidur lebih awal. Katanya tidak enak badan tapi selalu menolak jika ingin ku antar ke dokter.

Aku takut dia menderita suatu penyakit yang parah, dan aku tidak mau kehilangannya disaat aku mulai bisa menerimanya sebagai pasangan hidupku.

Tapi.... Seorang istri biasanya juga akan mual-mual pada masa awal kehamilannya.

' Apa mungkin Sakura hamil.? '

' Atau dia memang sedang tidak enak badan saja.? '

.

Sorenya aku pulang dengan wajah yang berseri-seri seolah sudah tak sabar untuk segera bertemu dengan istriku. Setelah meyakinkan diri aku berencana untuk mengajak Sakura ke dokter kandungan. Sebelumnya kusempatkan juga diriku untuk mampir ke toko kue untuk membeli sebuah dessert box chocolate aku yakin Sakura akan menyukainya.

Saat masuk kedalam rumah aku tidak melihat Sakura dimanapun. Tapi aku mendengar sebuah suara gemercik air dari dalam kamar mandi dan itu cukup untuk membuktikan bahwa Sakura ada didalamnya.

Aku membuka kulkas, berniat menyimpan dessert box tadi didalamnya. Namun mataku memicing ketika melihat beberapa buah yang terlihat segar bagiku namun berbahaya untuk Sakura.

' Nanas.? ' batinku

Perasaanku tidak enak. aku hendak mengambilnya dan menghilangkannya namun tiba-tiba Sakura ke dapur mengejutkanku. Aku menutup pintu kulkas dengan cepat lalu menatapnya.

" Oh kau sudah pulang.? " Tanyanya

" I..iya.. Kubawakan ini untukmu. " Aku mengangkat paper bag ditanganku dan meletakannya dimeja

" Terima kasih. " Jawabnya sambil tersenyum.

" Kau mau mandi.? Aku sudah menyiapkan air hangat untukmu. " Lanjutnya

Aku hanya mengangguk dan berjalan menuju kamar mandi. Aku berharap semoga Sakura tidak terlalu bodoh untuk memakan semua nanas tadi.

Saat aku selesai dengan kegiatan mandiku, aku sudah tidak melihat Sakura didapur. Padahal biasanya jam-jam segini dia akan sangat sibuk menyiapkan makan malam. Aku berjalan ke arah ruang keluarga dan aku mendapati Sakura sedang duduk menonton TV sambil memegang garpu dengan nanas diujungnya.

Aku berlari ke arahnya.

" Hentikan, Sakura.! " Tegasku

Aku tidak tahu sudah berapa banyak potongan nanas yang masuk ke perutnya.

Dengan cepat aku merebut garpu ditangannya lalu menaruhnya jauh-jauh dari Sakura, itu membuatnya menatapku bingung.

" Apa kau ingin membunuhnya.?! " Tanyaku yang membuatnya semakin kebingungan.

" Me.. Membunuh.? Membunuh siapa.? "

" Apa kau pikir aku tidak tahu bahwa kau mengandung anakku.?! Ha.?! Aku menemukan ini dilemari saat mengganti pakaianku. " Aku menyodorkan sebuah test pack digital dengan dua garis diatasnya.

Sakura terdiam dan menundukkan kepalanya, tangannya bergerak perlahan meliliti perutnya. Aku mendekati Sakura kemudian berlutut dihadapannya, kuraih dan kugenggam erat tangannya. Kulihat matanya berair.

" Apa kau tidak mencintainya.? " Tanyaku lembut

" A.. aku... aku takut kau tidak menerimanya. Hiks.. " Air mata itu akhirnya turun membasahi pipinya.

" Aku membutuhkannya Sakura maaf... maafkan aku karena belum bisa menjadi suami yang baik, ijinkan aku menjadi ayah yang baik untuknya. Kini Aku benar-benar mencintaimu Sakura, kumohon biarkan dia lahir dengan selamat. "

perlahan aku mengusap air matanya dia masih terisak namun sudah sedikit tenang. Aku merengkuhnya dalam pelukanku kemudian mengajaknya makan malam bersama.

.

.

VC

Forced Love (SasuSaku) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang