' Apa dia menyukaiku.? Tapi mau berusaha bagaimana pun aku tetap tidak bisa menerimanya.'
' Sudah lama hati dan cintaku kuserahkan pada Karin tanpa pernah sedikitpun kubagi. '
.
.
Semalam pria bermarga Uchiha itu tidak pulang, ia melewatkan malam pertamanya dengan sang istri.
Entah kemana perginya tak ada yang tahu.
Sebenarnya Sakura tidak mau berlama lama dirumah, ia ingin segera berangkat bekerja untuk mengalihkan perhatiannya terhadap segala hal yang membebani pikirannya.
Namun sampai 2 hari kedepan Sakura terpaksa harus bersantai dirumah karena cuti menikah masih ia miliki.
Gadis yang sudah berstatus sebagai istri itu melakukan pekerjaan rumahnya dengan sangat baik. Ya, seperti ibu rumah tangga pada umumnya. Bangun tidur, menyiapkan sarapan, mandi lalu bersih-bersih rumah. Bedanya kali ini tidak ada suami yang ia urusi.
Ia mencoba berjalan-jalan didepan rumah untuk mencari dan berkenalan dengan tetangga barunya.
Tepat disamping kanan rumahnya ada seorang wanita berambut pirang yang duduk diteras rumah bersama anaknya.
" Hai.. " Sapa Sakura sambil menghampirinya
" Oh hai, kau tetangga baruku ya. Namaku Ino dan ini anakku Inojin. " Ucapnya, ia terlihat begitu friendly dan sepertinya dia orang baik.
" Kau bisa memanggilku Sakura. " Jawab Sakura dengan tersenyum
" Anakmu lucu sekali, berapa usianya.? "
" Sekitar 1 setengah tahun. "
Sakura tersenyum dan berusaha menyatu dengan batita itu.
" Apa kalian tidak bulan madu.? " Tanya Ino dengan nada menggoda.
" Kurasa suamiku sedang ada urusan penting dengan pekerjaannya jadi kita mungkin tidak akan melakukan perjalan bulan madu. "
" Wah sayang sekali, padahal suamimu itu kan orang kaya. "
' Percuma, dia miskin hati. ' --- " Tidak juga, aku bahkan belum begitu mengenalnya. "
#skip
Hingga malam hari Sasuke belum juga pulang, sebenarnya rasa khawatir sudah mengganggu Sakura sejak tadi.
Ia berulang kali menghubungi nomor Sasuke dan hasilnya tetap tidak ada jawaban.
" Untuk apa aku peduli padanya.? Memangnya dia peduli padaku.? " gumam Sakura sebelum pergi ke alam mimpinya
.
Sasuke POV
Aku tidak mau menghabiskan uangku untuk terus tidur dihotel. aku juga tidak diijikan menginap dirumah teman-temanku dengan alasan aku sudah menikah. Karin terus memaksaku untuk menginap dirumahnya tapi orang tua Karin melarang.
Jadi, terpaksa aku pulang kerumah.
Hari sudah malam, rumah itu juga sudah gelap. Aku yakin Sakura sudah tidur.
Aku masuk kerumah menggunakan kunci cadangan yang kumiliki lalu pergi kekamar berniat untuk segera tidur. Tapi kuurungkan niatku setelah melihat Sakura berbaring diatas ranjang king zise itu dengan wajah yang begitu damai.
Aku memang membencinya, tapi aku tidak bisa bermain kasar pada wanita. Jadi, biar aku saja yang tidur diluar. Kurasa sofa di rumah ini lumayan empuk dan nyaman.
#skiplagi
Hingga paginya aku terbangun dengan keadaan diriku masih berbaring diatas sofa namun dibaluti oleh selimut tebal.
" Prasaan tadi malam aku ga pake selimut deh. " Gumamku heran
' Apa Sakura yang melakukannya.? ' Pikirku
' Tidak mungkin, apa pedulinya dia denganku.? '
' Tapi, memang siapa lagi kalau bukan Sakura. '
Aku bekerja disalah satu perusahaan elektronik terbesar dikotaku. Aku selalu berhasil menjadi karyawan teladan setiap tahunnya. Tidak heran jika aku memiliki beberapa aset keluarga seperti rumah dan mobil mewah.
Dan hari ini aku masih libur jadi aku bisa sedikit bersantai dirumah, namun saat aku pergi kebelakang untuk mencari sesuatu aku melihat Sakura sedang memasak dan ia mengenakan seragam kerjanya.
Aku menatap meja makan, terdapat sebuah cangkir dengan berisi cairan coklat yang mengeluarkan kepulan asap putih.
" Teh.? " Ucapku pelan, darimana dia tahu aku selalu mencari teh dipagi hari.
Sakura menoleh
" Oh, kau sudah bangun. Ibumu memberitahuku beberapa kebiasaanmu. Tapi aku tidak tahu seleramu, jadi kalau tidak sesuai katakan saja biar kuganti dengan yang baru. " Ujarnya
Aku mengangguk mengerti dan duduk disalah satu kursi.
" Pas. " Aku berkomentar singkat. Entah mengapa aku ingin sekali bertanya tentang selimut itu, tapi lidahku terasa kelu saat ingin mengucap sesuatu.
Dia kembali menoleh dan tersenyum. Aku tidak tahu harus bereaksi seperti apa setelah aku tidak pulang sehari semalam tepat setelah kami menikah dan Sakura tetap melakukan semua ini untukku.
Apa dia menyukaiku.? Tapi mau berusaha bagaimana pun aku tetap tidak bisa menerimanya.
Sudah lama hati dan cintaku kuserahkan pada Karin tanpa pernah sedikitpun kubagi.
" Kau kerja.? " Tanyaku singkat
" Iya, "
Tak lama kemudian ia menghidangkan sarapan diatas meja. Selama itu tak ada percakapan yang terjadi, aku terlalu enggan untuk membuka suara dan kurasa ia juga tak tertarik untuk mulai bicara.
Aku hanya diam saat Sakura melangkahkan kaki tanpa pamit keluar dari rumah untuk pergi bekerja, tak ada niatan untuk sekedar memberinya tawaran untuk diantar.
.
Untuk selanjutnya, kami tetap terus saling mendiamkan. Hanya Sakura yang selalu bersuara meski hanya sekedar bertanya tentang makan, atau kau sudah pulang. Dan aku hanya akan menanggapinya dengan dengusan atau deheman lirih.
Tak pernah ada percakapan dipagi hari yang menemani sarapan. setelah itu aku dan Sakura pergi bekerja dengan kendaraan masing-masing lalu kami akan kembali bertemu setelah sore tiba (saat pulang bekerja) dan malamnya aku akan selalu mencari alasan agar bisa tidur diluar.
Dia tidak melarang atau mengekangku, aku juga hanya acuh dan tidak pernah mengaturnya. Atau ini hanya sebuah ketidak pedulian diantara kami.?
.
.
VC
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced Love (SasuSaku) ✔️
FanficCinta yang dipaksakan . From this : " Siapa dia Sasuke.? " Tanya Sakura meminta penjelasan. " Oh, dia pacarku Sakura. Namanya Karin. " " Aku istrimu Sasuke. " " Ya, kau boleh saja menganggapnya seperti itu, tapi aku tidak Sakura kau bukan istriku...