Short story. Enjoy.
.
.
Semua orang terus menjalani kehidupannya dan waktu terus berjalan, perlahan namun pasti seperti air yang mengalir... *)
Sudah beberapa waktu semenjak kejadian itu, selama itu Sasuke terus berusaha bersikap baik pada Sakura. Sasuke sudah mulai berani memulai percakapan meski sekedar menyapa atau bertukar kabar juga memberi tawaran unuk diantar.
Senyuman yang dipancarkan Sakura juga, semakin hari semakin hangat. Sasuke tidak tahu mengapa tapi melihat senyum sang istri itu seolah memaksa bibirnya untuk melengkung mengikuti gestur wajahnya.
Malamnya Sasuke tak lagi bingung mencari alasan untuk tidur disofa. Ia dengan senang hati akan tidur bersama sambil mendekap Sakura hingga pagi menjemput.
Meski masih sering mengganggu dengan notif di hp kini Karin sudah mulai merelakan Sasuke untuk Sakura, ia tahu hubungannya dengan Sasuke tidak benar dan tidak akan berlanjut kejenjang yang lebih tinggi.
Dan hanya masalah waktu saja Sasuke pun perlahan juga mulai melupakan Karin. Kini ia sadar bahwa ia memiliki sesuatu yang lebih dari yang sebelumnya.
o0o
" Kau tidak perlu pergi bekerja jika tidak enak badan Sakura, nanti kuantar kau kedokter. " Sasuke mencoba menasehati
" Hoekk... Hoekk... " lagi, suara itu terdengar dari dalam kamar mandi.
Dengan telaten Sasuke memijit tengkuk istrinya, tepat setelah mereka menyantap sarapan Sakura langsung berlari kekamar mandi memuntahkan seluruh isi perutnya. –Dan itu selalu terjadi sejak beberapa hari yang lalu
" Tidak apa Sasuke, aku baik-baik saja. biarkan aku pergi bekerja " Ujar Sakura bersikeras menolak nasehat suaminya. Ia membasuk wajahnya dengan air yang mengalir dari keran.
" Biarkan aku mengantarmu. "
Sakura tersenyum dan mengangguk.
Sakura POV
Aku selalu was-was menanti tanggal datang bulanku dan ini sudah terlambat hampir dua bulan, ditambah aku mulai mengalami mual-mual beberapa hari belakangan ini. Sasuke sudah beberpa kali menyuruhku untuk periksa ke dokter tapi tetap menolaknya dengan berkata bahwa aku hanya tidak enak badan.
Dengan segenap keberanianku saat perjalanan pulang dari bekerja aku mampir ke apotek membeli testpack lalu segera memeriksanya saat sampai dirumah.
' Jangan sekarang, kumohon. ' batinku
Aku menutup mataku, takut melihat hasil yang akan ditampakkan oleh alat kecil itu.
Dua
Dua garis
Dua garis muncul menunjukan bahwa aku positif hamil. Positif mengandung anak Sasuke.
Aku menutup mulutku tidak percaya. Menangis.? Aku tidak mungkin menangis untuk berita sebagahia ini, tapi...
' Bagaimana caraku memberitahu Sasuke.? '
' Apa yang harus kulakukan jika Sasuke menolak anak ini.? '
' Dia pasti akan bilang bahwa belum siap untuk memiliki momongan.? '
' Bagaimana jika Sasuke malah menyuruhku untuk menghilangkannya.? '
Pertanyaan-pertanyaan semacam itu terus berputar dikepalaku membuatku pusing sendiri memikirkannya. Aku mencoba untuk berpikir jernih dan mencari keputusan yang terbaik.
Aku menggigiti jariku seiring perasaan gelisah menggerogoti diriku, baru kali ini aku merasakan pergolakan antara akal sehat dan ketakutan. Namun sepertinya kali ini rasa takut lebih mendominasi
" Baru jam 3 kurasa masih sempat. " Gumamku seraya melihat kearah jam dinding.
Aku segera melangkah keluar untuk pergi ke toko buah terdekat.
.
.
VC
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced Love (SasuSaku) ✔️
Fiksi PenggemarCinta yang dipaksakan . From this : " Siapa dia Sasuke.? " Tanya Sakura meminta penjelasan. " Oh, dia pacarku Sakura. Namanya Karin. " " Aku istrimu Sasuke. " " Ya, kau boleh saja menganggapnya seperti itu, tapi aku tidak Sakura kau bukan istriku...