Epilog : Terima kasih

2.8K 149 17
                                    

Aku segera bergegas meninggalkan kantor saat aku mendapatkan pesan bahwa Sakura sudah mengalami kontraksi. Istriku memang sudah mengambil cutinya sejak beberapa hari yang lalu, dia merupakan tipe wanita pekerja keras jadi tidak heran jika dia baru mau mengambil cutinya beberapa hari menjelang persalinannya.

Aku melajukan mobilku dengan kecepatan tinggi menuju ke rumah sakit dimana Sakura akan melahirkan. Disana sudah ada ibuku dan ibu mertuaku yang menunggu diluar ruang ruang bersalin istriku.

" Ibu, bagaimana keadaan Sakura. " ucapku dengan nada yang sangat panik.

" Masuklah nak, Perawat bilang dia baru sampai pada pembukaan ke 6 dan harus menunggu sampai pembukaan kesepuluh. " kata ibuku menenangkan

Tanpa perlu menjawab aku segera masuk ke dalam dan menemukan istriku berbaring kesakitan diatas ranjang diranjang. Sedangkan ibu memilih untuk tetap diluar dan akan segera datang jika diperlukan.

Aku mendekati Sakura dan langsung menggenggam erat tangannya berusaha menyalurkan kekuatan pada mereka.

" Ssshhhh.... sakitt... " erang Sakura. ia mencengkram erat lenganku yang kini duduk ditepi ranjang.

" iya sayang aku disini. " ucapku berusaha menenangkannya.

Waktu berjalan begitu lambat dan aku terus mendampingi Sakura yang tak henti-hentinya menggeliat dan mengerang menahan kontraksinya. Sedari tadi ia terus berpindah-pindah posisi dari berbaring duduk berdiri atau berjalan mencari kenyamanan.

Aku memanggil seorang perawat saat aku merasa Sakura mencengram lenganku dengan begitu kuat, kurasa tidak lama lagi. Dan benar saja saat perawat memeriksanya, Sakura memang sudah saatnya melahirkan. Perawat itu keluar dan memanggil seorang dokter, aku sangat lega saat mengetahui dokter yang membantu persalinan Sakura adalah dokter perempuan.

Aku pun segera membatu membaringkan Sakura di ranjang, bajunya telah basah sepenuhnya oleh keringat.

" Aaarrgghhh... sakitttt.... "

" Tenang sayang, remaslah tanganku dengan kuat. " ucapku panik.

" baiklah nyonya, tarik nafas dalam-dalam dan mulailah mengejan dengan kuat tapi jangan teriak. "

Sasuke POV end

.

.

" ooeekk... oeekk... "

Sasuke dan Sakura merasa begitu lega mendengar suara tangisan bayi mungil berjenis kelamin perempuan yang telah terlahir dalam keadaan sehat itu. setelah lebih dari setengah jam Sasuke menemani Sakura berjuang mempertaruhkan nyawanya bersama Sarada.

Ibu mikoto dan ibu mebuki juga dengan segera masuk kedalam untuk melihat cucu mereka.

" haah... haah... Sasuke... " panggil Sakura dengan nafas yang masih ngos-ngosan.

" terima kasih Sakura... terima kasih... "Sasuke mengelap seluruh keringat yang membasahi wajah Sakura dengan tangannya lalu menciumnya berkali-kali. Membuat dokter dan perawat yang ada disana salah tingkah sendiri lalu memilih untuk memberseskan alat medis dan juga membersihkan bayi mereka.

" nyonya, silahkan buka baju nyonya biarkan dia mencari makanannya sendiri. " kata seorang perawat sambil meletakan Sarada yang telah bersih dari darah di atas dada Sakura.

Lagi-lagi Sasuke menghujani Sakura dengan ciuman yang bertubi-tubi setelah ia melihat Sarada berhasil mendapatkan asi pertamanya. Sasuke begitu takjub dan bahagia melihat 2 orang yang paling berharga dihidupnya itu kini sedang berbagi makanan dihadapannya.

Sasuke duduk ditepi ranjang menatap Sarada yang kini ada dalam dekapan Sakura. bayi perempuan itu benar-benar seperti gabungan ayah ibunya. warna rambutnya hitam pekat seperti sang ayah namun iris matanya berwarna hijau giok seperti si ibu, lalu wajah damainya didapat dari keduanya.

Setelah dirasa cukup seorang perawat menyuruh Sakura untuk memberikan Sarada pada Sasuke agar Sakura bisa membersihkan diri.

Awalnya Sasuke menggendongnya dengan ragu-ragu, sepertinya ia takut. Ini adalah yang pertama untuknya. Namun setelah ia melihat Sang putri begitu nyaman dalam gendongannya ia menjadi yakin, senyumnya melebar melihat Sarada menggeliat dalam tidur nyeyaknya.

Sudah lebih dari satu tahun Sasuke dan Sakura mencurahkan kasih sayang dan perhatiannya untuk baby Sarada. Bayi kecil itu kini sudah tumbuh menjadi anak yang sehat dan pintar memberikan kebahagiaan yang yang tak terkira untuk 2 orang yang paling mencintainya didunia ini.

Hari libur itu mereka gunakan untuk bersantai bersama dirumah. Sang nyonya Uchiha masih sibuk didapur berurusan dengan alat masaknya. Sedangkan mata kelam Sang tuan Uchiha menatap ke arah putrinya_ Sarada yang telah berusia 15 bulan yang sedang asik dengan mainan-mainannya. Tak jarang Sasuke menegur Sarada saat mainan-mainann itu masuk ke mulut mungilnya.

" Sarada... kemari sayang.. " sang ayah menepuk lantai kramik ruang keluarga itu, memberi kode pada Sang anak agar mendekat kearahnya.

" mmmppppfffff... cccccrrrrrr.... " celoteh Sarada dengan bahasa yang hanya ia mengerti. Batita mungil itu merangkak perlahan menuju tempat sang ayah. Sedikit-demi sedikit ia sudah mulai belajar berdiri dan melangkah, meski tubuhnya belum bisa seimbang dan terhuyuh-huyung.

" hap.... kau akan menjadi gadis yang jenius sepertiku Sarada. " ucap Sasuke bangga setelah berhasil menangkap tubuh mungil Sang buah hati. ia terus mengajak ngobrol dan bercanda anaknya dengan 2 bahasa yang berbeda.

Tak lama kemudian Sakura datang menghampiri mereka membawa sebuah mangkok kecil dengan bentuk kepala beruang berisi bubur khusus batita. Ia tersenyum lebar melihat interaksi 2 orang paling berharga dalam hidupnya itu.

" Sara sayang... sudah waktunya makan, ayo sini ikut ibu. " ujar Sakura mendekati Sasuke yang menciumi pipi gembul putrinya

" ppiiiii..... mmmrrrrr.... kiiiikkiiiiikkkk.... " suara Sarada dengan ceria setelah melihat kedatangan sang ibu.

Dalam sekejap Sarada sudah berpindah ke gendongan ibunya. Sakura dengan telaten menyuapi Sarada yang masih memegang salah satu mainannya. Keturunan uchiha itu selalu tertawa geli setiap kali ayahnya menggelitiki pinggang atau perut mungilnya.

' Terima kasih Sakura. Terima kasih karena sudah sabar menghadapiku, terima kasih karena sudah berjuang, terima kasih karena kamu tidak pernah mengeluh, terima kasih karena kamu sudah melahirkan putri yang cantik dan kuat sepertimu. Pokoknya terima kasih untuk semuanya untuk segalanya. Maafkan suamimu yang selalu merepotkanmu, maafkan aku karena belum bisa menjadi suami yang baik. Aku akan terus berusaha menjadi laki-laki dewasa yang keren dan bertanggung jawab. Aku janji.... '

Sasuke tak henti-hentinya melantunkan doa untuk kebahagiaan keluarga kecilnya, ia bahkan tak bisa membayangkan jika Sakura atau Sarada pergi dari hidupnya. Ia terus saja memandangi istri dan anaknya bergantian.

" Sakura.... " panggilnya tiba-tiba

" Ada apa sayang.? "

" Jangan tinggalkan aku. "

" Haha kau ini bicara apa Sasuke, kau tidak perlu meminta hal itu akan akan tetap menemanimu sampai kapanpun.. " Ujar Sakura dengan tawa kecil menghiasi wajahnya.

" Terima kasih. Terima kasih Sakura, karena telah bersedia menjadi istriku dan ibu dari putri kecilku. "

" Tidak semuanya Sasuke. " Sakura tersenyum"

.

.

VC

Forced Love (SasuSaku) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang