FLASHBACK
Di rumah sakit, terlihat seorang anak laki-laki sedang menangis disamping ayahnya yang terlihat lemah sekali.
Ya, anak itu ialah Muhammad Ali Syarief.
Ia sedang menemani papa nya yang saat ini sedang berjuang antara hidup dan mati. Manakala sang ibu dan kakak sedang menangis di hadapan ranjang papanya.
Mereka pasti tidak siap kehilangan sang papa pada saat ini.
"Ali, my son. Jangan nangis dong. Kamu itu cowok enggak boleh nangis." ucap sang ayah lemah sekali. Wajahnya pucat menandakan sakit yang dialaminya sudah parah.
"Papa, papa harus kuat ya, papa harus sembuh. Biar bisa ketawa lagi sama aku,mama dan kaia" balas Ali dengan isakkan tangis nya.
"Ali, papa rasa waktu papa sudah mau tiba nak. Kamu jagain kakak dan mama kamu buat papa ya? Jangan biar mereka menangis. Jangan jadi kayak papa yang bikin mereka menangis kayak sekarang ini. Kamu janji ya nak? Kamu satu-satunya anak lelaki papa. Hanya kamu yang papa bisa harapkan" kata papanya lagi.
"Papa jangan ngomong gitu dong. Itu bukan maunya papa. Aku janji pa, aku bakal jaga mereka. Tapi papa harus sembuh ya" kata Ali yang masih lagi menangis. Ia tak sanggup melihat keadaan papanya seperti ini.
Jika tidak karna dokter bilang papa nya udah parah, Ali bakal pergi dari ruangan itu, sesungguhnya dia tak sanggup melihat sang ayah yang ia sayangi terbaring lemah begitu.
"Ali, kamu juga harus janji ya bakal nikah sama anaknya temen papa, Om Rizal setelah kamu lulus SMA nanti ya? Papa udah lama punya hasrat buat satukan keluarga kita dengan keluarga Om Rizal. Kamu mungkin enggak kenal beliau tapi mamamu kenal. Setelah nikah, kamu jaga istri kamu baik2 ya, jangan bikin dia menangis. Dan jangan sampai ada perceraian. Janji sama papa nak" walaupun keadaannya kian melemah, Syarief tetap ingin menyampaikan wasiatnya buat putra semata wayangnya itu. Mungkin itulah yang bakal menjadi wasiat terakhir darinya.
"Tapi pa" Ali tidak sempat menghabiskan kata-katanya karna papanya.
"Ali papa mohon sama kamu li. Ini hasrat terakhir papa nak. Jika papa tak bisa melihat pernikahan kamu secara langsung, papa pasti melihatnya dari atas. Papa juga pasti bahagia nak. Uhuk uhuk" potong Syarief.
"Iya pa, Ali janji sama papa" Ali tak rela buat mengecewakan papanya.
Syarief menggenggam erat tangan isteri dan anak-anaknya sambil tersenyum. Beliau mengucapkan dua kalimah syahadah dan tak lama kemudian dia menutup matanya dan nafasnya terhenti. Tangisan Resi dan Kaia semakin histeris.
"PAPA JANGAN TINGGALIN ALI PA" teriak Ali saat papanya menghembuskan nafas terakhir.
FLASHBACK END
Hari ini merepukan hari yang sepatutnya hari bahagia buat Ali. Hari ini dia tamat SMA. Malah yang lebih membahagiakan lagi dia tamat dengan nilai yang sangat membanggakan.
Dia berdiri di balkon rumah mamanya sambil memandang ke langit.
"Papa, hari ini anakmu tamat SMA pa, nilaiku juga bagus. Coba aja papa ada disini pasti kebahagiaan aku lengkap pa. Aku tak menyalahkan mu kok pa, mungkin ini yang terbaik untuk kita pa. Papa aku harap papa bangga sama aku, ini semua buat papa. I will always love you pa. Semoga papa tenang di syurga ya." ucap Ali dengan air mata mulai menetes dari kelopak matanya. Dia sangat merindukan sang papa.
"Li, kamu kangen papamu ya?" tiba-tiba suara Resi mengejutkan Ali.
"Iya ma, kangen banget ma. Coba aja papa ada, pasti kebahagian aku lengkap banget deh" jawab Ali sambil memeluk mamanya. Air matanya masih juga mengalir.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Mine
FanfictionMenikah atas kemahuan orang tua memang membuatkan mereka terjebak dalam pernikahan tanpa cinta. Walaupun keduanya masih single tetapi keduanya xdapat menerima kehadiran satu sama lain dalam kehidupannya. Dapatkah seorang Ali syarief jatuh cinta pad...